Gotong Royong Akselerasi Vaksinasi

05/3/2021 05:00
Gotong Royong Akselerasi Vaksinasi
Ilustrasi(MI/DUTA)

 

 

PELAKSANAAN vaksinasi covid-19 di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Hingga kemarin kapasitas vaksinasi dengan jumlah dosis yang diberikan baru sekitar 200 ribu per hari atau hanya 20% dari target nasional, yaitu satu juta vaksin per hari.

Dengan laju vaksinasi covid-19 per harinya seperti saat ini, maka di akhir tahun total vaksin yang disuntikkan baru 47 juta dosis. Cakupannya baru 23,5 juta orang atau sekitar 14% dari target orang yang divaksinasi oleh pemerintah.

Padahal, pemerintah menargetkan vaksinasi covid-19 di Tanah Air rampung akhir tahun ini. Target baru yang justru lebih ambisius jika dibandingkan dengan sebelumnya mengharapkan tuntas dalam 15 bulan atau pada Maret 2022 bagi 181,5 juta warga, yang setara dengan 67% total penduduk untuk mencapai kekebalan masyarakat.

Lambannya proses vaksinasi ini jelas akan membuat dampak domino terhadap kondisi pemulihan kesehatan dan ekonomi bangsa ini. Apalagi, belum rampung gelombang penularan pertama di Indonesia, kini varian baru covid-19 dengan nama B-117 asal Inggris sudah masuk ke Tanah Air.

Butuh upaya keras, bahkan sangat keras untuk mengejar target. Uluran tangan semua pihak, pemerintah, tenaga kesehatan, tokoh, serta masyarakat untuk mengakselerasi program vaksinasi menjadi keniscayaan agar bangsa ini mampu selamat dari pandemi covid-19.

Persoalannya pun beragam. Mulai dari data dan kesiapan penerima vaksin, juga kapasitas rantai pasok dingin (cold chain) di beberapa daerah yang tidak mencukupi dan kondisi geografi s yang sulit terjangkau, hingga pasokan vaksin yang belum memungkinkan untuk melaksanakan target satu juta vaksin per hari.

Untuk itulah, sikap kepedulian dan kebersamaan bangsa ini tengah dituntut untuk saling berkontribusi demi suksesnya vaksinasi. Tidak bisa hanya membiarkan pemerintah berupaya sendirian, atau bahkan menyalahkan pemerintah karena lambannya vaksinasi.

Proses vaksinasi masif dengan target waktu yang cepat semacam ini baru dialami kali ini. Tidak ada panduan atau pengalaman yang pernah dilakukan sebelumnya, yang akan membuat gagap semua pihak yang menjalankannya.

Apalagi, tingkat infeksi covid-19 masih tinggi membuat fokus pemerintah tidak hanya pada vaksin. Meskipun banyak juga kasus sembuh, tetap saja kasus penularan baru masih terus terjadi dan tak kunjung selesai.

Laju infeksi covid-19 harus ditahan, sedangkan satu sisi vaksinasi harus digeber. Akan percuma jika yang terjadi adalah perlombaan antara laju infeksi dan vaksinasi.

Artinya, vaksinasi digenjot program 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment oleh pemerintah dan kampanye program 3M: menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan penegakan protokol kesehatan oleh semua pihak jangan sampai dikesampingkan.

Kini proses vaksinasi telah menyentuh kalangan tokoh dan ulama setelah tenaga kesehatan, ASN dan prajurit TNI-Polri, serta pekerja media. Vaksinasi terhadap ulama dan tokoh agama diharapkan mampu mengamplifi kasi program vaksinasi kepada seluruh masyarakat sehingga mendukung penuh ikhtiar pemerintah.

Yang tentunya perlu dibarengi dengan pembenahan komunikasi pemerintah ke publik yang efektif dan terbuka untuk membangun kepercayaan. Pemerintah juga wajib mengevaluasi persoalan-persoalan di lapangan sehingga akselerasi vaksinasi terwujud untuk memenuhi target satu juta dosis vaksin per hari.



Berita Lainnya