Pilkada Usai Saatnya Bersinergi

10/12/2020 05:00
Pilkada Usai Saatnya Bersinergi
Ilustrasi MI(MI/Duta)

 

 

TAHAPAN paling penting sekaligus paling ditunggu dalam Pilkada Serentak 2020, yakni pemungutan suara telah berlangsung kemarin. Kita bersyukur, tahapan itu terlaksana dengan lancar dan aman di tengah pandemi covid-19.

Ketika pemerintah dan DPR menyepakati pemungutan suara pilkada serentak tahun ini dihelat pada 9 Desember atau mundur dari jadwal semula 23 September, banyak pihak keberatan. Banyak elemen bangsa yang mendesak pilkada kembali diundur karena pandemi virus korona masih merajalela.

Pilkada yang identik dengan kerumunan massa dinilai sangat berpotensi menjadi klaster baru penularan covid- 19. Beberapa tahapan seperti pendaftaran calon, kampanye, dan pemungutan suara dianggap paling rawan, sekalipun Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan sejumlah pembatasan.

Kekhawatiran itu wajar, sangat wajar, terlebih tidak sedikit calon kepala daerah yang terpapar, bahkan kemudian meninggal. Namun, kesungguhan dan kepedulian para pemangku kepentingan dalam mematuhi protokol kesehatan mampu menjawab kekhawatiran tersebut.

Secara umum, pemungutan suara dihelat dengan semangat luar biasa untuk mencegah korona. Baik penyelenggara, peserta, maupun warga pemilik suara taat pada ketentuan 3M yakni menjaga jarak, mengenakan masker, dan mencuci tangan.

Di sejumlah daerah, upaya pencegahan bahkan lebih serius lagi. Di Tangerang Selatan, misalnya, pemilih wajib memakai sarung tangan plastik sekali pakai yang disediakan panitia pemungutan suara. Petugas KPPS pun mengenakan pakaian pelindung atau hazmat.

Kita patut mengapreasi semua pihak yang telah begitu peduli untuk memastikan pilkada aman dari korona. Dengan kepedulian itu, pilkada sebagai instrumen untuk sirkulasi kepemimpinan di daerah bisa berlangsung dengan aman di tengah situasi sulit saat ini.

Dengan kepedulian itu pula, pilkada tidak menjadi biang petaka. Kita pun yakin, kepatuhan terhadap protokol kesehatan pada saat pemungutan suara kemarin semakin menguatkan fakta bahwa pilkada tak berkorelasi dengan penyebaran covid-19.

Hasil olahan informasi pusat pengendalian covid-19 di Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan ternyata tidak ada bedanya tren perkembangan covid-19 antara daerah yang menghelat pilkada dan yang tidak. Artinya, dengan kesungguhan, ancaman covid-19 bisa dianulir. Kendati begitu, tantangan belum berakhir. Potensi penularan korona di pilkada masih terbuka di tahapan tabulasi dan penetapan pemenang nanti. Oleh karena itu, kesungguhan dan kepedulian semua pihak untuk tetap bersama-sama menghadang korona menjadi keniscayaan.

Hasil pemungutan suara Ialah buah dari perjuangan panjang para kandidat, terutama selama dua bulan lebih kampanye untuk memikat hati rakyat. Ia bisa manis berwujud kemenangan, bisa juga pahit berupa kekalahan. Yang paling penting Ialah semua mesti menyikapinya dengan kebesaran hati.

Kepada pemenang, kita meminta tak perlu merayakannya secara berlebihan, apalagi dengan mengumpulkan massa. Pemenang sesungguhnya pun harus menunggu keputusan KPU, jadi tak perlu ada euforia prematur.

Kepada pemenang, kita juga mengingatkan bahwa tugas dan kewajiban Anda tidaklah ringan dalam memimpin daerah hingga empat tahun ke depan. Ancaman covid-19 belum sirna, pemulihan dampak pandemi pun butuh kerja ekstra.

Kepada yang kalah, terimalah kekalahan itu dengan lapang dada. Tak perlu ada protes secara berlebihan, tak perlu melakukan unjuk rasa yang hanya akan membuka peluang tersebarnya virus korona. Kompetisi pilkada sudah selesai, saatnya kita semua kembali bersinergi menghadapi krisis multidimensi akibat pandemi.



Berita Lainnya