Meredam Rekor Lonjakan Covid-19

08/6/2020 05:00

INDONESIA sudah memasuki masa transisi menuju kenormalan baru, tetapi penambahan kasus positif covid-19 justru meningkat. Jumlah kasus yang tercatat pada Sabtu (6/6) merupakan rekor penambahan harian tertinggi selama ini.

Penambahan jumlah positif covid-19 pada Sabtu itu sebanyak 993 kasus sehingga totalnya menjadi 30.514 kasus. Penambahan itu menjadi rekor paling tinggi terhitung sejak kasus pertama dilaporkan pada Senin (2/3). Sebelumnya, angka peningkatan kasus positif yang cukup tinggi juga tercatat pada Kamis (21/5) sebanyak 973 dan Sabtu (23/5) sebanyak 949.

Lonjakan tertinggi itu bukan berarti kegagalan menahan laju penyebaran covid-19. Jumlah itu fluktuatif. Kemarin, penambahan kasus turun menjadi 672 sehingga total positif covid-19 menjadi 31.186 kasus.

Peningkatan pasien sembuh menjadi 10.498 setelah ada penambahan sebanyak 591 orang. Sementara itu, untuk kasus meninggal, bertambah 50 orang. Totalnya menjadi 1.851 orang.

Jangan sekali-kali menanggapi lonjakan kasus itu dengan nyinyir maksimal atau menuding pemerintah tergesa-gesa melonggarkan pembatasan sosial berskala besar. Penambahan kasus itu justru mencerminkan deteksi penularan covid-19 terus diperbaiki.

Perbaikan itu bisa dilihat dari fokus pemerintah saat ini. Presiden Joko Widodo telah menugasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memperbanyak tes dan fokus penanganan di tiga provinsi.

Presiden menginstruksikan target pengujian spesimen ditingkatkan dan pelacakan  dilakukan lebih agresif dengan menggunakan teknologi.

Presiden memberi target pengujian spesimen 20 ribu per hari, tetapi realisasinya baru mencapai 13 ribu per hari. Eloknya, target terus ditingkatkan untuk memenuhi standar WHO, yaitu 30 ribu tes per hari.

Untuk memenuhi target tersebut, pemerintah perlu merekrut sukarelawan dalam jumlah besar. Sukarelawan ini terdiri atas mahasiswa bidang kesehatan masyarakat, keperawatan, dan mahasiswa pascasarjana bidang biologi molekuler.

Terkait dengan fokus di tiga provinsi, Presiden memerintahkan gugus tugas fokus menangani covid-19 di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Laju penyebaran covid-19 di tiga provinsi itu relatif tinggi.

Ketua Gugus Tugas Doni Monardo kemarin mendatangi Kalimantan Selatan bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Pada kesempatan itu Doni menggugah kesadaran warga.

Kesadaran warga digugah untuk memeriksakan diri, terutama mereka yang sempat mengikuti tablig akbar di Gowa, Sulawesi Selatan.

Dari 2.000 orang yang mengikuti acara yang digelar pada Maret itu, baru 900 warga yang melapor dan memeriksakan diri. Kesadaran untuk memeriksakan diri sangat penting agar penularan bisa dicegah.

Harus tegas dikatakan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri melawan penyebaran covid-19 tanpa partisipasi masyarakat. Partisipasi itu berbentuk aktif memeriksakan diri dan, paling utama, mematuhi protokol kesehatan.

Secara umum, jujur dikatakan bahwa partisipasi  masyarakat  sangat  menggembirakan. Inisiatif warga untuk mengambil bagian dalam mengatasi dampak pandemi covid-19 muncul di mana-mana.

Konsistensi mematuhi protokol kesehatan menjadi kunci sukses transisi menuju tatanan baru. Dalam konteks itulah kita sesalkan adanya tindakan warga di daerah yang mengambil paksa dan membawa kabur dari rumah sakit jenazah positif covid-19. Tindakan seperti itu tidaklah terpuji dan harus dihentikan.

Pemerintah kiranya perlu memastikan seluruh warga mematuhi protokol kesehatan. Jika imbauan tidak digubris, sanksi tegas perlu ditegakkan untuk meredam rekor lonjakan kasus covid-19.
 



Berita Lainnya