Kepemimpinan Habibie

13/9/2019 05:05

KEPEMIMPINAN yang berhasil meniscayakan adanya kemampuan untuk mewujudkan suatu visi atau teori menjadi realitas. Semakin terwujud suatu visi atau teori dalam realitas, semakin efektif pula suatu kepemimpinan telah dijalankan.

Dalam kepemimpinan yang berhasil juga selalu ada milestone.Bersama milestone itu pula, kepemimpinan yang berhasil akandikenang dan dihormati bersama seluruh heritages atau warisan yang ditinggalkan sang pemimpin.

Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie ialah jelas sosok yang penuh denganrekam jejak keberhasilan dan milestone sebagai buah terwujudnya visi danteori ke dalam realitas.

Sosok multidimensional yang berpulang di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, di usia 83 tahun pada Rabu (11/9) itu meninggalkan begitu banyak jejak kepemimpinan.

Bukan hanya sebagai Presiden ke-3 Republik Indonesia, lelaki kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu semasa hidupnya meninggalkan begitu banyak inspirasi yang patut diteladani.

Sebagai ilmuwan dirgantara, misalnya, BJ Habibie merupakan manusia pertama bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia, yang mampumemperlihatkan cara mengitung gejala perambatan retakan sayap pesawatterbang secara acak atau dikenal dengan istilah crack propagation onrandom hingga ke atom-atomnya. Pencapaian itu membuat Habibiemendapat sebutan istimewa sebagai 'Mr Crack'.

Bukan hanya itu, di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahlidirgantara juga mengenal Habibie yang melahirkan sejumlah teori terkaitdengan pengembangan teknologi canggih di bidang tersebut, misalnya 'Teori Habibie', 'Faktor Habibie', dan 'Fungsi Habibie'.

Karena itu, saat melepas jasad BJ Habibie ke peristirahatan terakhir diMakam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Presiden Joko Widodo punmemberikan penghormatan takzim kepada sosok genius dalam duniadirgantara dengan penggilan istimewa tersebut.

"Selamat jalan, Mr Crack.Selamat jalan, sang pionir," ucap Presiden Jokowi.

Selain sebagai ilmuwan dirgantara yang dikenal luas, BJ Habibie juga dikenalsebagai muslim yang saleh. Sebagai pribadi muslim, banyak pula jejakkepemimpinan yang ditinggalkan almarhum.

Sama seperti pencetus teori relativitas Albert Einstein yang berpendapatbahwa ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu lumpuh, BJ Habibie pun meyakini bahwa ilmu pengetahuan, keimanan, dan ketakwaan harus berada dalam satu kesatuan sinergis.

Dalam konteks ini, jejak kepemimpinan Habibie pun begitu fenomenal.

Selain dikenal sebagai pendiri sekaligus Ketua Umum IkatanCendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama, BJ Habibie jugamerupakan sosok yang menginisiasi pendirian Bank Muamalat serta mengimplementasikan konsep perbankan syariah di Indonesia yang diterimasecara luas oleh umat Islam di Indonesia hingga hari ini.

Sebagai kepala negara, Presiden ke-3 Republik Indonesia itu pun kitakenang sebagai sosok yang meninggalkan begitu banyak milestones bagi kemajuan negeri ini.

Selama memimpin Indonesia pada periode 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober1999, almarhum dikenang sebagai seorang demokrat. Pada periode tersebut, kebebasan pers diberlakukan, pemilihan umum paling demokratis sejakberakhirnya Orde Baru pun digelar pada 1999.

Karena itu, bersama kepergian BJ Habibie, negeri ini sungguh mengalamikehilangan yang teramat besar.

Bapak Teknologi dan Demokrasi Indonesia itu telah pergi. Namun, kitameyakini warisan-warisan fundamentalnya akan tetap tinggal sebagaiinspirasi bagi negeri ini.



Berita Lainnya