Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Perserikatan Bangsa-bangsa mempertanyakan komitmen sejumlah negara untuk mengatasi perubahan iklim. Pasalnya, upaya untuk mengurangi kenaikan suhu agar tidak lebih dari 1,5 derajat Celsius pada 2030, masih jauh dari harapan.
“Hal ini akan mengarahkan dunia yang sudah didera oleh meningkatnya banjir, gelombang panas, dan badai, menuju bencana yang lebih parah,” kata PBB, Rabu (26/10).
Dalam sebuah laporan yang dirilis lebih dari seminggu sebelum negosiasi iklim dimulai November nanti, organisasi perubahan iklim PBB mengatakan saat ini Bumi justru bakal menghangat sekitar 2,5C pada akhir abad ini, dibandingkan dengan tingkat pra-industri.
Saat ini, dengan pemanasan 1,2 derajat Celcius saja, Bumi sudah dihantam berbagai bencana. Menurut para ahli itu artinya dunia gagal bertindak untuk menekan emisi gas rumah kaca.
“Kami masih jauh dari skala dan kecepatan pengurangan emisi yang diperlukan untuk menempatkan suhu pada ambang 1,5 derajat Celcius,” kata kepala Perubahan Iklim PBB Simon Stiell.
“Untuk menjaga tujuan ini tetap tercapai, pemerintah semua negara perlu memperkuat rencana aksi iklim mereka sekarang dan mengimplementasikannya dalam delapan tahun ke depan.”
Pakar iklim PBB mengatakan, emisi—dibandingkan dengan tingkat 2010—harus turun 45% pada 2030 untuk memenuhi tujuan 1,5C sesuai kesepakatan iklim Paris 2015.
Sekjen PBB Antonio Guterres menekankan bahwa tujuan membatasi pemanasan hingga 1,5C masih bisa dicapai, tetapi ia memperingatkan bahwa komitmen sejumlah negara masih rendah untuk mengatasi perubahan iklim.
“Kita harus benar-benar mulai mengurangi emisi sekarang,” katanya dalam sebuah wawancara dengan BBC.
Pada pertemuan men genai perubahan iklim di Glasgow tahun lalu, sejumlah sepakat untuk mempercepat pengurangan polusi karbon dan membantu sejumlah negara yang rentan terdampak.
“Tetapi hanya 24 negara yang memperbarui rencana mereka pada saat laporan itu, sungguh mengecewakan,” ujar Stiell.
Penelitian oleh World Resources Institute menunjukkan bahwa dunia perlu mengurangi emisi enam kali lebih cepat pada tahun 2030 daripada tren saat ini untuk memenuhi batas pemanasan 1,5C.
“Sejauh ini, Australia dan Indonesia telah menawarkan beberapa hal dengan meningkatkan janji iklim mereka sejak negosiasi iklim PBB terakhir," kata Taryn Fransen dari WRI. Dia menunggu komitmen lebih lanjut dari beberapa negara lainnya termasuk Uni Eropa, Turki dan Vietnam yang diharapkan tahun ini.
Dia mengatakan penghasil emisi terbesar kedua di dunia, Amerika Serikat, mengambil langkah besar tahun ini dengan undang-undang iklim dan mendesak Tiongkok, penghasil emisi terbesar, untuk menetapkan tujuan khusus untuk mengurangi polusi metana yang menghangatkan planet ini. (AFP/M-3)
Pemanasan global yang mencapai hampir 1,2C sejauh ini telah menimbulkan dampak mematikan yang semakin besar di seluruh dunia.
sektor bangunan dan konstruksi adalah penyumbang gas emisi yang sangat signifikan yakni mencapai 40% dari keseluruhan emisi karbon.
Budy Sugandi selaku Ketua Umum Indonesian Council of Youth Development (ICYD) menjadi salah satu delegasi pemuda Indonesia yang terpilih berada di forum COP-28 Dubai.
ORGANISASI Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan tahun 2023 sebagai tahun terpanas dan memperingatkan potensi peningkatan kejadian banjir, kebakaran hutan, pencairan hingga gletser di 2024.
Para aktivis lingkungan hidup mengatakan tidak ada keraguan lagi bahwa tindakan kolektif yang mendesak diperlukan untuk melestarikan planet ini agar tetap layak huni.
Pada awal Juni, suhu global melebihi suhu pada tingkat pra-industri yakni 1,5C, yang merupakan batas paling maksimal untuk menahan laju pemanasan global.
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Krisis iklim yang disebabkan pemanasan global telah menyebabkan panjang hari di Bumi semakin bertambah, menurut analisis terbaru.
DATA dari layanan iklim Eropa Copernicus menyebut bahwa suhu global berada dalam rekor tertinggi pada Juni selama 13 bulan berturut-turut.
Tanpa pengamatan yang tepat, informasi yang disajikan bisa menyesatkan, yang pada akhirnya berdampak pada kebijakan dan keputusan yang tidak akurat.
Menurut Prof Emil Salim, memanfaatan energi bersih berbasis sumber daya alam setempat sangat penting.
Alasan Gereja Protestan HKBP menolak terlibat berdasarkan isi Konfesi HKBP tahun 1996.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved