Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Di Penghujung Januari 1969, The Beatles menggelar konser di atap Gedung Apple Corp di London. Acara yang menghebohkan dan membuat macet jalan itu, ternyata menjadi penampilan terakhir John Lennon dkk di muka publik. Pada April 1970, band legendaris Inggris itu resmi bubar.
Periode itu merupakan masa-masa kelam The Beatles. Konflik hubungan antarpersonel band tersebut kian panas, terutama friksi antara John Lennon dan George Harrison kontra Paul McCartney. Sementara posisi Ringo Starr, sang drummer, cenderung netral. Pangkal masalahnya pada ego mereka. Sepeninggal Brian Eipstein, sang manajer, The Beatles ibarat ayam kehilangan induk.
Uniknya, di periode kritis itu, mereka masih sempat melahirkan satu album penutup yang cukup brilian, Let it Be. Kendati dalam proses rekaman George sempat pergi meninggalkan studio, album tersebut akhirnya rampung. Lennon menyebut hubungan mereka saat itu seperti neraka.
Semua kisah ini, terangkum dalam buku terbaru yang akan diluncurkan Agustus tahun depan. Buku berjudul Get Back (diambil dari salah satu lagu di album Let it Be) ini, merupakan buku pertama yang resmi diterbitkan band ini, setelah mereka terakhir kali merilis buku Anthology pada 2000 atau 20 tahun silam.
Buku ini menceritakan kisah seputar proses pembuatan album Let It Be. Materinya dicomot dari percakapan selama 120 menit yang ditranskrip dari sesi studio. Sebuah film dokumenter karya Peter Jackson dengan judul yang sama, juga akan dirilis bersamaan dengan buku itu.
Semula Get Back hendak dijadikan judul album tersebut. Tapi, entah mengapa akhirnya diubah menjadi Let It Be. Album yang dirilis pada Mei 1970 itu merupakan lanjutan album Abbey Road yang dilepas ke pasaran pada September 1969. Let it be dirilis sebulan setelah kepergian McCartney yang memicu perpecahan band tersebut.
Dalam kata pengantarnya di buku ini, Hanif Kureishi mendeskripsikan periode tersebut sebagai momen produktif The Beatles, saat mereka menciptakan beberapa karya terbaiknya. “Dan di sinilah kami medapat hak istimewa untuk menyaksikan draf awal mereka, kesalahan, penyimpangan, kebosanan, jamming yang menggembirakan, dan inovasi yang mengarah pada karya yang sekarang kami kenal dan kagumi, ” ujarnya seperti dilansir The Guardian, Rabu (17/9).
Buku itu juga akan menampilkan ratusan foto karya Ethan Russell dan mendiang istri Paul, Linda McCartney, yang tidak pernah dipublikasikan. Sedangkan editor The Guardian, John Harris mengedit transkrip percakapan tersebut.
Buku Get Back diterbitkan oleh perusahaan milik The Beatles, Apple Corps, bekerja sama dengan Callaway Arts and Entertainment. Pendiri Callaway, Nicholas Callaway mengatakan “Kreativitas dan inspirasi yang diekspresikan dalam buku dan dalam film Peter Jackson ini sama pentingnya dan relevan untuk saat ini."
The Beatles memang telah purna. Anggota band ini tinggal menyisakan McCartney dan Ringo Starr. Lennon dan Harrison telah lebih dulu mangkat. Lennon tewas ditembak penggemarnya pada Desember 1980. Sementara kanker paru merenggut nyawa Harrison pada November 2001. Kendati demikian, karya-karya mereka tak pernah mati dan diterus dikenang orang. Entah sampai kapan. (M-4)
Ustaz Muhammad Abu Rivai juga menekankan pentingnya suami istri membiasakan untuk memperjelas kepemilikan harta di dalam keluarga.
Tema yang diambil dalam buku perdana ini adalah "Bermain dan Permainan pada Pendidikan Anak Usia Dini".
Kemendikbudristek mengalihwahanakan 100 judul buku bacaan bermutu (buku cerita bergambar) ke dalam bentuk buku Braille.
GALERIKERTAS Studiohanafi mengadakan sesi bedah buku novel berjudul Bek karya Mahfud Ikhwan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) meluncurkan buku berjudul Sehari Satu Dongeng.
Buku Eat, Play, Love merupakan profil perusahaan yang dibuat dengan konsep storytelling sehingga tidak seperti umumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved