Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
LANGKAH PSSI yang gencar menaturalisasi sejumlah nama untuk membela timnas Indonesia mendapat sorotan. Diketahui, terdapat tiga pesepak bola Eropa yang sudah resmi menjalani naturalisasi, yakni Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama.
Selain Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama, kabarnya PSSI juga tengah mencoba menaturalisasi Emil Audero. Kiper Sampdoria tersebut diproyeksikan mengawal gawang Tim Garuda.
Pakar Manajemen Prestasi Olahraga Prof Djoko Pekik Irianto mengingatkan langkah naturalisasi atau pemberian kewarganegaraan bagi pemain asing untuk memperkuat Timnas Indonesia merupakan kebutuhan jangka pendek. Tujuannya semata-mata demi mempercepat prestasi tim nasional.
Baca juga: Tiga Pemain yang Bakal Perkuat Timnas U-20 Siap Beralih Kewarganegaraan
“Naturalisasi itu cross program jangka pendek, hanya bermanfaat jika terjadi transfer skill bagi pemain lokal,” kata Prof Djoko Pekik lewat pesan tertulis, Jumat (6/1).
Prof Djoko Pekik mengakui pembinaan pemain usia muda oleh PSSI, sejauh ini, belum maksimal dikelola secara serius. Hal itu karena hingga saat ini belum ada roadmap yang jelas dalam pengembangan talenta sepak bola Indonesia.
Kehadiran Sekolah Sepak Bola (SSB), yang sejatinya menjadi lumbung bagi calon pemain profesional, nyatanya tidak dikelola dengan baik. Akhirnya, PSSI mengambil jalan pintas untuk mendulang prestasi tim nasional dengan program naturalisasi.
“Benar, Pembinaan usia Muda masih belum dilaksanakan maksimal, memang ada banyak SSB namun belum dikelola secara serius, baik pelatih maupun kurikulumnya,” ucapnya
Untuk itu, Prof Djoko Pekik menyarankan agar dibuatkan roadmap yang jelas dalam mendorong lahirnya generasi sepak bola Indonesia yang berkualitas.
Ia mendorong seluruh klub di liga 1, 2, dan liga 3 mengutamakan pembinaan usia muda dengan mendatangkan pelatih yang profesional, agar masa depan sepak bola Indonesia bisa lebih baik.
“Semua klub yang ada di liga 1, 2 maupun 3, diharuskan melakukan pembinaan usia muda dengan pelatihan profesional. Kompetisi usia muda, misalnya DANONE, liga kompas dll, menjadi bagian sistem program pembinaan PSSI,” ungkapnya.
Sementara itu, pengamat olahraga John Andi Oktaveri mengatakan, langkah naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI tidak menjamin sepak bola Indonesia akan maju, karena langkah tersebut tidak bisa digunakan untuk jangka panjang.
“Naturalisasi untuk jangka panjang tidak terbukti, tidak menjamin sepak bola Indonesia maju. Sayangnya, pemain naturalisasi usianya sudah tua semua hingga tidak berdampak,” kata John Octaveri.
Bahkan, menurut John Octaveri, jika PSSI masih terus melakukan naturalisasi pemain, artinya PSSI gagal dalam membina pemain-pemain lokal. Selain itu, hampir semua pemain naturalisasi di Timnas Indonesia sudah tidak terpakai di klub mereka.
“Kalau mau naturalisasi harus dari usia muda (16 tahun). Naturalisasi kalau masih berlangsung artinya kita gagal. Naturalisasi itu cara instan PSSI dan para pemain naturalisasi itu sudah tidak terpakai di klub mereka,” jelasnya.
Parahnya lagi, lanjut John Octaveri, ada dugaan ‘intrik’ kepentingan saat dilakukan naturalisasi pemain, yakni antara agen sang pemain dengan PSSI.
“Bahkan, ada dugaan mainan dari para agen pemain dan PSSI untuk melakukan naturalisasi pemain-pemain luar,” ungkapnya. (RO/OL-1)
Meski sejumlah atlet berguguran alias tersisih masih ada beberapa wakil dan juga cabor-cabor lain yang belum memainkan laga.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan persaingan tidak hanya terjadi antarpemain namun pelatih juga harus bersaing di Timnas Indonesia baik kelompok umur atau senior.
Indra Sjafri meminta semua pihak untuk tidak membenturkan dirinya dengan pelatih lain terkait berbagai rumor mengenai peluangnya melatih Timnas senior di Piala AFF 2024.
Ketua umum PSSI Erick Thohir menyampaikan optimisme menyusul kemenangan tim U-19 Indonesia menjuarai Piala AFF U-19 2024
Ketika disinggung apa nazarnya kali ini, Indra Sjafri mengatakan nazarnya tetap sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya ketika ia membawa timnya juara.
Selama pergelaran Piala AFF U-19, Jens Raven tampil apik dengan mencetak empat gol dan tiga asis dari lima laga, dengan satu gol di antaranya terjadi di laga final melawan Thailand U-19.
PSSI akan berusaha menaturalisasi tiga pemain diaspora, yang sebelumnya sempat membela timnas U-20 di Piala Touloun pada Juni.
PEMERINTAH lewat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menarasikan wacana mendatangkan dokter asing ke negeri ini.
Proses peralihan asosiasi dari federasi sepak bola Belanda (KNVB) ke PSSI sudah mendapat persetujuan Federasi Sepakbola Internasional (FIFA).
CALVIN Verdonk resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah merampungkan proses naturalisasi.
Calvin Verdonk bersama Jens Raven merupakan warga negara Belanda yang tengah mengikuti proses naturalisasi sejak beberapa bulan lalu.
Jens Raven, saat ini, berada di Prancis bersama timnas Indonesia U-20.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved