Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Hubert Bihler, Relawan Legendaris di Qatar

Dhika Kusuma Winata
12/12/2022 14:24
Hubert Bihler, Relawan Legendaris di Qatar
Ilustrasi Piala Dunia 2022 Qatar(Instagram @piala_dunia_qatar)

Di Piala Dunia, gelar legenda tak sekadar berlaku kepada pemain maupun pelatih. Status itu juga bisa tersematkan kepada seorang relawan alias volunteer. Namanya Hubert Bihler, pria paruh baya asal Jerman yang menjadi bagian penyelenggaraan Piala Dunia 2022.

Bihler yang sekarang berusia 76 tahun sudah lima kali beruntun ikut Piala Dunia sebagai relawan terhitung sejak 2006 hingga 2022 ini. Jumlah itu belum ditambah satu kali ikut menjadi relawan di Piala Dunia Wanita 2011.

"Saya telah menjadi sukarelawan di lima Piala Dunia FIFA pada 2006, 2010, 2014, 2018, dan sekarang pada 2022. Saya juga menjadi sukarelawan di Piala Dunia Wanita 2011. Saya terkadang bercanda bahwa saya lebih banyak ikut Piala Dunia ketimbang Messi," selorohnya.

Bihler menjadi salah satu dari lebih 20.000 sukarelawan yang terlibat dalam Piala Dunia tahun ini. Dia mendukung operasional media di Stadion 974 yang kini telah dibongkar.

Di sana, Bihler turut mendukung kelancaran operasional awak media yang hadir untuk meliput turnamen. Di antaranya mengelola lebih dari 130 fotografer yang bertugas untuk mengabadikan pertandingan.

Lelaki kelahiran Dunningen itu mengaku menjadi penggemar sepak bola sepanjang hidupnya. Dulu, sehari-hari dia bekerja sebagai guru olahraga dan matematika tetapi selalu terlibat dalam kegiatan sepak bola.

Kegiatan relawan mencuri hatinya setelah pensiun. Dia mulai serius menggelutinya setelah ikut Piala Dunia 2006 di negaranya.

"Sepak bola selalu menjadi bagian dari hidup saya dan setelah saya pensiun, saya mulai menjadi sukarelawan di acara-acara besar. Pengalaman pertama saya adalah Piala Dunia 2006 di Jerman. Dari situ, saya jatuh cinta dengan relawan," ungkapnya.

Baca juga: Southgate Tetap Dapat Pujian dari FA meski Gagal di Piala Dunia Qatar

Bihler mengaku keikutsertaannya di Qatar tak terencana sebelumnya. Dia sebenarnya ingin berhenti jadi relawan usai Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun, istrinya tiba-tiba meninggal dunia dan dia memutuskan kembali jadi relawan.

"Saya menginginkan tantangan lain jadi saya memutuskan untuk melamar menjadi sukarelawan di Qatar," ucapnya.

Menurutnya, Piala Dunia pertama di jazirah Arab ini menjadi pengalaman tersendiri dengan kemurahan hati dan keramahan yang membuatnya terkesan. Bihler menilai kegiatan relawan yang sejak lama dilakoninya bertemu dengan berbagai budaya memperkaya pengalaman hidupnya dengan cara yang luar biasa.

"Saya mengalami banyak momen yang tak terlupakan di sini di Qatar. Yang paling terasa, relawan dari seluruh penjuru dunia mengenali saya dari acara FIFA lainnya. Piala Dunia ini memiliki suasana yang indah dan bersahabat," tuturnya.

"Sangat menyenangkan melihat penggemar merayakan dengan damai, dengan saling menghormati," tukasnya.(FIFA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya