Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Saatnya Indonesia Memiliki Angkatan Siber

Sri Utami
12/7/2024 09:13
Saatnya Indonesia Memiliki Angkatan Siber
Ilustrasi pertahanan siber.(Dok. Freepik)

PEMERINTAH sudah saatnya memiliki pertahanan siber yang dikelola oleh sumber daya manusia yang mumpuni. Pernyataan ini disampaikan anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin dalam merespons peretasan yang terjadi terhadap data Badan Intelijen Strategis (BAIS) yang beberapa kali telah diingatkan oleh beberapa pihak.

"Ya memang Lemhanas pernah membuat pernyataan. Dan memang selama tahun 2023-2024 menurut BSSN ada 1 juta hack (peretasan) masuk di seluruh data pusat di seluruh indonesia. Artinya hack itu hal biasa jadi itu lumrah data kita diretas. Tapi jadi kewajiban lembaga negara yang melindungi data itu," ungkapnya, Kamis (11/7).

Politisi PDI Perjuangan ini menyetujui upaya Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang ingin membenahi SDM TNI yang mumpuni dalam bidang siber.

Baca juga : Tim Siber TNI Bergerak Selidik Peretas Data BAIS

"Salah satu syaratnya sumber daya manusia memang harus memiliki kemampuan soal siber. Kalau tanpa kemampuan ya sama saja. Maka saya sepakat harus diorganisir SDM tapi jangan lupa perangkatnya juga diperbaiki yang canggih dan tidak mudah ditembus."

Dia juga menambahkan sebagai negara besar seharusnya sudah memiliki matra atau angkatan TNI yang fokus pada kekuatan siber.

"Bahkan di beberapa negara angkatan perang angkatan bersenjata mereka ada angkatan siber. Karena perang itu sudah melalui siber tidak lagi langsung. Sudah saatnya kita punya angkatan itu," tukasnya.

Baca juga : Debat Capres, Prabowo-Gibran Janji Bangun Pertahanan Siber

Sebelumnya Jenderal Agus Subiyanto mengatakan saat ini pihaknya menyiapkan tim satuan siber untuk mengantisipasi kebocoran data. Anggota untuk tim siber ini akan direkrut khusus dari lulusan IT dan

bukan dari lulusan bintara ataupun perwira umum, melainkan sipil yang berkuliah IT sehingga sangat paham dunia siber.

Mulai dari rekrutmennya personel siber itu, dari civilian-nya dia memang harus mempunyai kemampuan IT, baru masuk lewat rekrutmen khusus nanti, pendidikannya khusus, baru dia masukkan ke satuan siber". (Sru/Z-7)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya