Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pakar Ingatkan Pentingnya Pemberdayaan Tokoh Lokal

Media Indonesia
22/7/2023 13:58
 Pakar Ingatkan Pentingnya Pemberdayaan Tokoh Lokal
Prof. Imron Cotan(MI/HO)

PAKAR isu global dan strategis, Prof. Imron Cotan  menjelaskan bahwa sejatinya seluruh parpol memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk bisa meraup suara para pemilih dalam Pemilu 2024.

Menurutnya, harus ada pemberdayaan tokoh lokal berawasan nasional karena akan mampu memecah dominasi elite politik yang menumpuk di Pulau Jawa, sehingga tercipta diversifikasi politik ke seluruh wilayah.

Tidak hanya itu, pakar isu strategis tersebut juga menjelaskan pentingnya perhatian arpol pada tokoh generasi Z dan milenial.

"Jika mampu menarik dukungan generasi muda tersebut dengan memanfaatkan gadget, parpol baru memiliki potensi untuk menyundul eksistensi parpol yang telah lahir lebih dahulu," ujar Imron dalam Webinar Nasional Moya Institute lewat keterangan yang diterima, Sabtu (22/7)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan bahwa tantangan pertama terletak pada identitas partai yang rendah.

Volatilitas parpol baru biasanya tinggi di tingkat lokal, namun cenderung rendah di tingkat nasional dan adanya kecenderungan para pemilih untuk memilih partai yang sama, sedangkan minat masyarakat pada mereka terus menurun.

"Total suara partai baru di 2004 itu 21,3 persen, hanya kalah dari Golkar yang memperoleh 22 persen lebih. Jumlah itu, turun jadi 7,2% di 2009 dan seterusnya," ungkap Djayadi .

Meski begitu, parpol baru masih memiliki peluang, yakni dengan kemungkinan 85%  pemilih di Indonesia mudah berpindah dukungan dan angka swing voters yang tinggi. Selain itu penggunaan media sosial dan internet juga bisa menjadi langkah tepat.

"Party ID di Indonesia sangat kecil. Artinya, secara teori, 85 persen pemilih Indonesia mudah pindah ke lain parpol. Jika hanya pakai satu indikator ini, swing voter menjadi sangat tinggi. Selain itu, pengguna internet juga sangat tinggi,” jelas Djayadi.

Di sisi lain, Sekjen Partai Gelora, Mahfudz Siddiq menjelaskan bahwa tantangan yang dimiliki oleh parpol baru dan parpol non-parlemen adalah karena diselenggarakannya pelaksanaan Pemilu serentak sehingga akan menguntungkan partai yang mengusung Capres.

“Ketika isu Pilpres menguat, muncul apa yang disebut dengan cottail effect. Parpol mendapat suara dari dukungannya terhadap capres. Partai yang tidak punya dukungan terhadap capres, akan menghadapi kendala elektabilitas,” kata Mahfudz. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya