Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pengamat: KIB Sudah Kehilangan Makna

Sri Utami
26/4/2023 19:31
Pengamat: KIB Sudah Kehilangan Makna
Para Ketua Umum Partai di Koalisi Indonesia Bersatu.(Antara Foto/Risyal)

Deklarasi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ikut mendukung capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo semakin memperjelas kemungkinan perubahan arah koalisi, sekaligus kepastian adanya tiga poros dalam pemilu 2024. Pengamat politik Universitas Indonesia, Cecep Hidayat, mengatakan nasib Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) saat ini ditentukan sikap Partai Golkar.

Koalisi tersebut tidak bisa dikatakan bubar jika ketiga partai yakni Golkar, PPP dan PAN mengikuti langkah PPP atau merapat ke PDI Perjuangan.

“Kalau golkar memilih Ganjar misalnya, maka itu berarti KIB tetap tapi kalau memilih atau punya calon sendiri yang berbeda dengan Ganjar maka itu berarti bisa berarti KIB bubar. Tinggal golkar mau meposisikan di mana apakah mau mendukung Ganjar atau berseberangan punya calon sendiri,” ujarnya, Rabu (26/4).

Baca juga: Dukung Ganjar, PDIP Sebut PPP sebagai Tetangga yang Baik

Koalisi yang pertama dibentuk untuk pemilu 2024 tersebut terdiri dari tiga partai PPP, PAN dan Golkar. Selain PPP, PAN menurutnya juga sudah bisa terbaca arah sikapnya dalam mendukung calon presiden. Hal ini bisa dilihat dari sikap PAN yang secara terang benderang mendukung Erick Thohir menjadi cawapres dan bisa dipastikan mendukung Ganjar Pranowo.

“Beberapa waktu lalu PAN dengan jelas mendukung Erick Thohir dan bisa dipastikan mendukung Ganjar. Dan sekarang tinggal Golkar bagaimana. Ada kecenderungan Airlangga lebih ke Prabowo,” kata Cecep.

Menurutnya, dalam kondisi ini partai Golkar yang dikenal pragmatis pasti sedang berhitung tentang berbagai kemungkinan termasuk kemenangan jika Ketum Golkar Airlangga Hartarto menjadi cawapres. Dalam kalkulasi politiknya golkar bisa saja menyorong kadernya yang lain seperti Ridwan Kamil untuk diduetkan dengan Ganjar Pranowo.

Baca juga: PAN Girang PPP Usung Ganjar, Golkar Konsisten dengan Airlangga

“Airlangga bisa saja legowo melepaskan niatnya karena ada kalkulasi atau perjanjian kerja sama, soal kekuasaan. Jika KIB merapat ke PDIP maka ini bisa dikatakan koalisi gemuk,” cetusnya.

Kehilangan Makna

Sedangkan menurut peneliti ahli utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, KIB sudah tidak punya lagi makna atau semangat awal yang dibangun. Koalisi tersebut sekarang hanya tinggal nama meskipun masih mengklaim solid.

“KIB setidak sekarang sudah tanpa makna sudah tinggal nama saja. Idealisme mereka yang dulu dibangun juga sudah tinggal cerita dan uniknya dulu yang dekat dengan Ganjar adalah PAN tapi yang deklarasi duluan PPP,” ungkapnya.

Di sisi lain PAN punya peluang besar merapat ke Ganjar, sebab politisi PPP Arsul Sani sudah mengungkapkan kesamaan dukungan tersebut sebelumnya. Hal ini juga bisa dipastikan dari hampir semua elit partai berlambang matahari itu yang juga mendukung Ganjar.

“PAN punya peluang lebih besar ke Ganjar karena pertimbangan elitis basisnya belum tentu ke Ganjar sebetulnya. Dan peluang itu sudah cukup besar karena semua elitnya mengarah ke Ganjar. Tinggal golkar sekarang mau ke mana karena dia tidak bisa jadi jangkar juga, jadi apakah dia lanjut dengan Prabowo atau DPIP dan itu tidak mudah untuk Airlangga ada di posisi atas. Gerindra udah pasti mempertimbangkan Muhaimin dan Jawa Timur,” paparnya.

Dia menilai partai beringin tersebut tidak akan ngotot untuk tetap ada di posisi atas atau pertama. Tapi yang harus dikritisi yakni partai lain apakah mau menerima jika Golkar tetap mau berada di posisi cawapres.

“Masih ada peluang tawar menawar dengan Prabowo dan itu visible. Kalau PKB ngambek Gerindra bisa lolos dengan Golkar. Hanya saja kehilangan PKB itu besar risikonya. Sedangkan Erick Thohir tidak mengakar jika mau dikatakan sosok religius. PDIP pasti mencari sosok yang lebih tinggi dulu Sandiaga memang masuk radar,” kata Firman.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya