Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
WAKIL Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon menyatakan, sistem penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) proporsional terbuka lebih mewakili suara rakyat ketimbang sistem proporsional tertutup.
Hal tersebut diungkapkan Jansen dalam sidang uji materiil nomor perkara 114/PUU-XX/2022 terkait sistem proporsional terbuka sebagaimana diatur dalam Pasal 168 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, di Gedung Mahkamah Konstitusi pada Kamis (16/3).
"Sistem yang kita bahas ini baik terbuka maupun tertutup bukan soal bagaimana calon legislatif (caleg) lebih besar peluangnya untuk terpilih. Namun ini soal hak rakyat dalam memilih," tutur Jansen dalam persidangan.
Baca juga: NasDem Yakin MK akan Tolak Gugatan Uji Materi Proporsional Tertutup
"Jadi menurut saya, pemaksimalan kedaulatan rakyat ini (hak dalam memilih) ada di sistem terbuka yang saat ini sedang berlaku dan kita terapkan," ujarnya.
Jansen menerangkan, baik sistem proporsional tertutup maupun terbuka, sejatinya kedua sistem tersebut sama-sama menerapkan hak rakyat dalam memilih.
Baca juga: impinan Baru MK Perlu Segera Kembalikan Kepercayaan Publik
Tetapi pada penerapannya, sistem proporsional terbuka lebih memaksimalkan hak rakyat, di mana pemilih dapat memilih caleg secara langsung yang dinilai mampu mewakili, ketimbang sistem proporsional tertup yang mana rakyat hanya bisa memilih partai politik (parpol) dan caleg ditentukan oleh parpol
"Baik terbuka maupun tertutup dalam penerapannya sama-sama hak rakyat untuk memilih itu ada, namun menurut saya, pemaksimalan penggunaan hak rakyat dalam memilih ini ada di sistem terbuka. karena rakyat dapat langsung mencoblos caleg yang mereka sukai dan harapkan mampu mewakili mereka," jelasnya.
Sementara itu, terkait alasan pemohon yang mengusulkan pergantian sistem proporsional terbuka menjadi sistem proporsional tertutup untuk meminimalkan terjadinya politik uang, Jansen menegaskan bahwa hal itu tidak bisa dijadikan alasan yang kuat.
Baca juga: MK Diminta tidak Lampaui Kewenanganya
Politikus berusia 40 tahun itu menegaskan, politik uang sudah memiliki hukum sendiri untuk mencegah hal tersebut terjadi. Dalam proses pemilu bahkan sudah ada badan sendiri yakni Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang mengawasi hal-hal tersebut.
"Kalau soal politik uang kita punya Bawaslu, mereka itu sudah eksis sudah mirip seperti KPU ada di seluruh kabupaten/kota di Indonesia bahkan panwaslu itu sampai tingkat kecamatan. Kan mereka ini dalam tanda kutip menjadi polisi dalam proses pemilu kita," terangnya.
Jansen menyebut, baik sistem pemilu proporsional tertutup maupun sistem proporsional terbuka keduanya sama-sama memiliki peluang terjadinya politik uang. Baginya untuk mengatasi politik uang dalam pemilu bukan lewat perubahan sistem, melainkan pengawasan dan penindakan tegas.
"Memang kalau tertutup gak ada yang kasi uang? Orang semua mau menang kok. kalau tertutup orang (pemilih) jadinya gak dikasih uang begitu, untuk coblos gambar partai?," ucapnya.
"Jadi terkait potensi praktek politik uang di sistem tertutup pun, jika tidak diawasi berpotensi juga money politik. Jadi yang penting itu penindakannya," tukas Jansen (Rif/Z-7)
KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh menilai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memiliki banyak kesamaan. Salah satunya dalam perolehan kursi DPR RI yang sama pada Pemilu 2024.
Anggota DPD RI dukung kembali Mantan Ketua DPD Irman Gusman
KPU menyampaikan Sirekap yang akan digunakan di Pilkada nanti telah melewati berbagai perbaikan sistem.
KPU kini fokus laksanakan Pemungutan Suara Ulang tindak lanjut amar putusan MK atas PHPU (perselisihan hasil pemilu) Legislatif 2024.
Plt KPU RI Mochammad Afifuddin menjawab cicitan calon wakil presiden pada Pilpres 2024, Mahfud MD terkait mobil dinas, pesawat jet, dan fasilitas asusila KPU
Sirekap tetap diperlukan pada Pilkada 2024 supaya masyarakat dapat memperoleh hasil pemilihan secara cepat. Kendati demikian, sengkarut persoalan yang meliputi penggunaan Sirekap
Pertimbangan Mahkamah itu tentu bukan hanya pepesan kosong belaka, melainkan ditopang fakta empiris.
Ayep pun mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut demi masa depan Indonesia dan memastikan hak-hak masyarakat dapat terpenuhi.
Menurut Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa, putusan MK ini membuktikan bahwa sistem proporsional terbuka sudah sesuai dengan konstitusi.
KETUA Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu RI Rahmat Bagja menilai Undang-Undang (UU) Nomor 7/2017 tentang Pemilu tidak didesain untuk kepentingan kampanye pada Pemilu 2024.
KETUA Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari mengingatkan komitmen transparansi partai politik tentang pencalonan anggota legislatif.
Perjuangan untuk tetap dengan sistem proporsional terbuka semakin menambah optimisme Partai Golkar
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved