Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MAJELIS Hakim Konstitusi mempertanyakan naskah akademik dalam proses penyusunan Undang-Undang No.11/ 2020 tentang Cipta Kerja dalam sidang uji formil yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (23/9).
Hakim Konstitusi Saldi Isra menanyakan para saksi dari pemerintah mengenai hal tersebut dalam sidang lanjutan No.91,103,105,107/PUU-XVIII/2020 dan perkara No.4,6/PUU-XIX/2020.
Pertanyaan senada juga dilontarkan Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams yang meminta penjelasan terkait pembuatan naskah akademis rancangan UU Cipta Kerja.
"Berapa lama penyusunannya. Kalau jamnya berapa lama, tidak dari tanggal sekian sampai sekian," tanya Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams.
Menurutnya, banyak pertanyaan perihal penyusunan naskah akademik yang amat krusial sebab UU Cipta Kerja berdampak pada 79 undang-undang lain. Sehingga, ia menilai tidak mungkin pembahasan naskah akademik dilakukan dalam waktu singkat. Selain itu Wahiduddin menyinggung soal judul UU Cipta Kerja yang awalnya bernama UU Cipta Lapangan Kerja.
"Dari sejak naskah akademik awalnya RUU Cipta Kerja, atau ada judul lain? dulu naskah akademik RUU Cipta Lapangan Kerja, biasanya tidak sederhana itu membahas judul, judul menggambarkan isi," ucapnya.
Baca juga : Bawaslu RI Buka Sekolah Kader Pengawas Partisipatif
Saksi dari pemerintah yakni Widyaiswara Utama Kementerian Hukum dan HAM Nasrudin menilai, penyusunan naskah akademik UU Cipta Kerja cukup lama. Dimulai saat akhir periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Setelah pelantikan kabinet pada 20 Oktober 2019, imbuhnya, sebagian besar substansi dari naskah akademik dikembangkan menjadi RUU Cipta Lapangan Kerja disertai penambahan klaster menjadi 11.
"Sehingga tidak dari nol (naskah disusun) saat presiden menyampaikan pidatonya pada pelantikan," ujar dia.
Sementara itu Dekan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang Rodiyah yang juga saksi pada diskusi fokus terbatas terkait penerapan RUU Cipta Kerja yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, pada Januari 2020, menjelaskan pada pembahasan itu, tidak diperlihatkan secara lengkap naskah akademik dan draft RUU. Melainkan materi dalam bentuk presentasi dari pemateri.
Saksi lainnya, yakni Kepala Pusat Perencanaan Hukum Nasional Djoko Pudjirahardjo mengatakan naskah akademik disusun oleh pemerakarsa UU Cipta Kerja yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Harnanto. Adapun Kementerian Hukum dan HAM, ujarnya, hanya melakukan koordinasi. Namun, ia menjelaskan pada pertemuan awal, ia mendengar sudah ada naskah akademik.
"Saya mendengar sudah ada naskah akademik. Tapi tidak melihat (naskah akademik)," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Hakim Konstitusi Daniel Yusmic P. Foekh menanyakan pada saksi perihal perubahan nama
yang dianggap sangat berpengaruh dalam penyusunan UU. Lalu, ada atau tidaknya perdebatan mengenai perubahan nama UU Cipta Kerja. Menurut Djoko, tidak ada perdebatan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Adapun naskah RUU yang diajukan ketika itu bernama Cipta Lapangan Kerja. (OL-2).
Mahkamah Konstitusi (MK) menegaskan bahwa hakim konstitusi Anwar Usman tidak akan terlibat dalam pemeriksaan maupun pengambilan keputusan perkara uji materi syarat usia calon kepala daerah.
Dua orang mahasiswa pemohon perkara uji materi syarat usia calon kepala daerah meminta hakim konstitusi Anwar Usman tidak diikutsertakan dalam pemeriksaan maupun pengambilan keputusan
Pemohon uji materi syarat usia calon kepala daerah di Mahkamah Konstitusi (MK) meminta agar perkara apat diputus sebelum pendaftaran calon kepala daerah pada 27 Agustus mendatang.
HAKIM Konstitusi Anwar Usman disarankan tidak ikut dalam tiap tahapan sidang uji materi terkait syarat usia calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah.
Dua mahasiswa meminta agar beleid larangan kampanye dibuat juga untuk presiden, wakil presiden dan menteri/wakil menteri serta kepala badan/lembaga negara.
PERATURAN Komisi Pemilihan Umum (PKPU) 8/2024 yang telah mengubah syarat usia minimum calon kepala daerah berpotensi diuji-materikan ke Mahkamah Agung (MA)
Penetapan kursi dan calon anggota legislatif terpilih Pileg 2024 molor setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menerima enam permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pileg 2024.
Pemohon uji materi syarat usia calon kepala daerah pada Pasal 7 ayat (2) huruf e UU Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK) menyayangkan permohonan serupa
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) rampung melakukan rekapitulasi hasil pemungutan suara ulang (PSU) Pileg DPD 2024 daerah pemilihan Sumatera Barat.
Titi mengaku kecewa dengan dugaan adanya plagiasi yang dilakukan oleh anak kedua dari Koordinator Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved