Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

ICMI: Idulfitri Ajang Rekonsiliasi bukan Saling Ngenyek

Antara
06/6/2019 20:10
ICMI: Idulfitri Ajang Rekonsiliasi bukan Saling Ngenyek
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie(MI/Susanto)

KETUA Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan suasana Idulfitri 1440 Hijriah harus dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai momentum rekonsiliasi pasca-Pemilu 2019.    

"Suasana pemilu menimbulkan ketegangan antarwarga dan kelompok masyarakat satu dengan yang lain terutama terkait pilpres. Oleh karena itu, suasana Ramadan tahun ini harus dipakai semaksimal mungkin untuk rekonsiliasi," kata Jimly di Jakarta, Kamis (6/6).    

Jimly mengutarakan Idulfitri kali ini harus digunakan sebagai ajang silaturahim, mempererat hubungan kemanusiaan dan persaudaraan baik internal keluarga maupun antarkeluarga.    

"Kalau momentum ini tidak kita gunakan ya rugi kita," katanya.  

Baca juga: Rekonsiliasi Lahir dan Batin

Dia menekankan situasi Pemilu 2019 lebih menegangkan dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Oleh karena itu, menurut dia, Idulfitri harus menjadi semangat bagi seluruh lapisan masyarakat untuk merajut kembali semangat hidup rukun dan damai.    

Jimly mengatakan semangat bersilaturahim dan merajut kembali kerukunan penting juga dilakukan sesama kolega politik, tak terkecuali kedua pasangan capres-cawapres.    

Namun yang terpenting, kata dia, rekonsiliasi antara masyarakat khususnya kedua pendukung capres-cawapres. "Pengikut kedua capres ini kan jumlahnya besar, kubu yang kalah 68 juta, yang menang 85 juta, itu dua duanya banyak. Jadi harus saling menghormati, saling menghargai," ujar dia.    

Jimly menyayangkan yang tercermin di media sosial adalah kedua pendukung tampak saling merendahkan. Semestinya, kata dia, pihak yang kalah menghormati pemenang, sementara pihak yang menang selain menghormati yang kalah juga harus menenangkannya.    

"Jangan saling ngenyek, saling menjatuhkan, saling tidak percaya dan menyebar kebencian. Kita beruntung suasana Ramadan bisa mengerem itu semua," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya