Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DALAM tiga hari terakhir, hujan mampir di kawasan tempat tinggal saya. Biasanya ia datang sore menjelang malam. Walau tidak pernah lebih dari sejam, air yang tercurah dari langit lumayan untuk menyirami keladi dan selada di pekarangan yang selama ini mulai layu dilingkupi debu dan sengatan terik matahari. Kata lembaga pemantau cuaca, Indonesia kini mulai memasuki musim pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Namanya baru peralihan, kondisinya tidak menentu, berubah-ubah. Kondisi ini biasanya disertai cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Sejauh ini di wilayah tempat tinggal saya alhamdulillah masih baik-baik saja. Namun, pada Jumat (3/11) lalu, di sejumlah wilayah di Bogor, Jawa Barat, hujan yang disertai petir dan angin kencang menyebabkan beberapa pohon tumbang serta merusak puluhan rumah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lembaga pemantau cuaca yang dipimpin Dwikorita Karnawati, itu pun sebetulnya telah mewanti-wanti warga untuk waspada terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor.
Imbauan itu mesti dicermati, terutama oleh para pemangku kepentingan, jangan masuk telinga kanan keluar di telinga kiri. Jangan menyesal ketika bencana telah berubah jadi kubangan air mata. Kita kini hidup di era modern. Tafsir tunggal atas peristiwa yang terjadi di alam ini bukan lagi monopoli para tabib atau dukun-dukun kuno. Kita harus mendengarkan para ahli, terutama pakar lingkungan. Berbagai bencana alam, seperti kebakaran lahan dan hutan, banjir dan tanah longsor, menurut mereka, lantaran aktivitas manusia yang berlebihan dalam mengeksploitasi alam.
Ironisnya, sejauh ini tidak ada upaya yang sungguh-sungguh dari para politikus terkait hal itu. Konferensi iklim yang sudah belasan kali diselenggarakan juga tidak lebih dari sekadar seremoni. Buktinya, Bumi kini malah semakin memanas, baik secara denotatif maupun konotatif. Luas lahan pertanian dan sumber daya alam yang kian menyusut, polusi, juga perang yang berkecamuk di sejumlah wilayah, merupakan wujud ambisi nafsu serakah manusia yang kian tidak terkendali.
Mungkin ini yang disebut penyair mistis Jawa, Ronggorwarsito, sebagai zaman edan. Di zaman semacam ini, kata pujangga dari Kasusunan Surakarta itu, agar bisa selamat manusia harus eling dan waspada. Ia memang bukan penafsir tunggal atas peristiwa yang terjadi di alam ini. Namun, nasihatnya secara tidak langsung berkorelasi dengan imbauan Dwikorita Karnawati yang memimpin lembaga pemantau cuaca itu. Minimal, kita sebagai warga, peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar. Pangkas pohon yang sudah tinggi menjulang dan rapuh atau bersihkan sampah yang menyumbat comberan di depan rumah. Itu juga bagian dari sikap eling dan waspada.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), selain mengacu pada kondisi cuaca, pancaroba juga dapat diartikan keadaan yang tidak menentu, termasuk kondisi sosial dan politik. Makna konotatif itu mungkin juga selaras dengan kondisi yang sedang terjadi di negeri ini. Peta koalisi yang begitu cepat berubah serta naluri berkuasa yang menghalalkan segala cara dari sebagian para politikus mungkin dapat dibaca sebagai tanda-tanda ke arah itu. Ini tentu saja tafsir saya sebagai orang awam yang bukan dukun, apalagi pakar politik. Namun, sekali lagi, sebagai warga biasa, tidak ada salahnya kita untuk selalu waspada. Wasalam.
Contoh lainnya pemimpin yang gagal mengelola urusan beras ialah Yingluck Shinawatra.
Biar bagaimanapun, perang butuh ongkos. Ada biaya untuk beli amunisi dan peralatan tempur.
WAKTU pemungutan suara untuk pemilihan presiden (pilpres) ataupun legislatif (pileg) tinggal menghitung hari
Seperti halnya virus korona, bentuk patologi sosial semacam itu kini juga masih ada dan bergentayangan. Mereka cuma bermutasi menjadi bentuk lain, dari yang kelas teri hingga kakap.
Ditambah dampak fenomena El Nino, bisa dibayangkan bagaimana ‘kerasnya’ hidup di Ibu Kota dalam beberapa hari ke depan.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Memasuki bulan Agustus, suhu udara diprakirakan akan meningkat kembali, dan berlangsung hingga Oktober yang merupakan masa kedatangan musim kemarau.
Perubahan kelembapan udara selama masa pancaroba dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit.
Makanan tinggi gula seperti kue atau minuman bersoda dapat mengurangi kemampuan sel melawan bakteri.
Perubahan cuaca yang tak menentu dapat berdampak pada kesehatan tubuh. Oleh karenanya penting untuk menjaga kesehatan agar tubuh tetap fit dan bugar selama musim peralihan ini.
Perubahan cuaca yang tak menentu dapat berdampak pada kesehatan tubuh. Oleh karenanya penting untuk menjaga kesehatan agar tubuh tetap fit dan bugar selama musim pancaroba
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved