Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Ditaklukkan Thailand, Tim Uber Indonesia Tak Mampu Lepas dari Tekanan

Rifaldi Putra Irianto
15/10/2021 18:44
Ditaklukkan Thailand, Tim Uber Indonesia Tak Mampu Lepas dari Tekanan
Pebulutangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

KEKALAHAN tim bulutangkis beregu putri Indonesia 2-3 dari Thailand di babak perempatfinal Piala Uber 2020 harus menjadi pelajaran berharga bagi pemain Tim Merah-Putih, terutama di sektor tunggal.

Pasalnya, tiga pemain tunggal putri Indonesia yang turun dalam laga perempat final, di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Kamis (14/10). Tidak mampu menyumbangkan satu angka kemenangan pun untuk Tim Indonesia.

Menurut Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky, sektor tunggal dinilai gagal menampilkan performa terbaik dan menyumbang angka. Padahal dari awal, dirinya sangat mengharapkan pemain tunggal pertama Gregoria Mariska Tunjung bisa menyumbang poin yang sangat menentukan bagi perjalanan tim Uber Indonesia.

"Sangat disayangkan Gregoria malah kalah. Padahal dia membuka permainan dengan meyakinkan. Dia awalnya bisa mengontrol dan menang," ujar Rionny dalam keterangan PBSI Jumat (15/10).

Karena sebuah kesalahan di gim kedua, permainan Gregoria jadi hilang. Menurut Rionny anak didiknya jadi bermain penuh tekanan. Pola mainnya mengikuti pola lawan dan tidak bisa keluar dari tekanan.

Baca juga: Indonesia Optimistis Libas Malaysia di Perempat Final Piala Thomas

"Ini catatan buat saya. Kenapa dia tidak bisa mengatasi tekanan. Padahal dia diharapkan bisa menyumbang poin. Gregoria itu harapan kita,"  sebut Rionny

Untuk Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo, Rionny menyebutkan permasalahannya hampir mirip dengan Gregoria, yang juga tidak bisa keluar dari tekanan.

"Pressure Putri KW terlalu berat. Di gim kedua sebenarnya bisa mengatasi keadaan dan memimpin dalam pengumpulan poin. Namun karena kesalahan sendiri dan hilang sampai lima poin, memberi angin kepada lawan untuk bangkit. Meski dia bisa menyusul, finishingnya di gim kedua tidak bagus. Dua kesalahan smash karena terburu-buru, menyangkut net," sebut Rionny.

Menurut Rionny di gim pertama Ester bisa main bagus. Bisa membuat setting. Namun karena tak bisa mengatasi tekanan, dia gagal. Sebagai sesama pemain muda melawan wakil Thailand, siapa yang bisa menguasai tekanan lebih baik, dialah yang akan menang.

"Sayang Ester tak bisa keluar dari tekanan. Ini juga karena pengaruh jam terbang pengalaman. Di gim kedua, lawan benar-benar mengontrol permainan dan Ester jadi susah untuk bangkit," kata Rionny.

Dengan kegagalan tersebut, Rionny menyebut akan melakukan evakuasi lebih dalam terhadap permainan pemain tunggal putri. Pasalnya, sebagai pemain muda, perjalanan mereka ke depan masih panjang.

"Kita tidak bisa bilang lagi kalah tidak apa-apa. Harus segera diperbaiki benar-benar. Dicari kenapa kalah dan tidak bisa mengelola tekanan di lapangan. Karena ketiga pemain ini adalah harapan kita di tunggal putri Indonesia," tegas Rionny.(PBSI/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya