Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMERINTAH Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) telah mendeteksi 26 titik panas selama lima hari belakang. Sebagian titik panas ini sudah dilakukan pengecekan di lapangan dan dipadamkan di sejumlah lokasi.
Seperti di Musi Rawas Utara, tim satuan tugas patroli dan pemadam kebakaran hutan sudah menangkap sejumlah petani yang membakar lahan dengan sengaja.
"Semua titik panas yang terdeteksi langsung kami teruskan ke satgas di daerah, sehingga langsung di cek dan dipadamkan oleh tim di lapangan," ucap Ansori, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan, Senin (5/6).
Baca juga: 42 Hektare Lahan di Kalsel Terbakar
Sepanjang 2023, Ansori mengatakan ada 700 titik panas yang terpantau satelit LAPAN. Pada Januari tercatat 54 titik, Februari 43 titik, Maret 91 titik, April 227 titik, Mei 262 titik,
dan Juni 23 titik.
"Kami sudah siaga dan standby dengan semakin meningkatnya titik panas saat ini. Apalagi saat ini musim kemarau sudah terjadi. Koordinasi dengan semua pihak pun makin intensif kami lakukan, bahkan posko kita juga terus memonitor perkembangan titik panas di daerah," jelasnya.
Baca juga: Kalsel Minta Bantuan Delapan Helikopter Water Bombing
Selain tim di lapangan, pihaknya juga menurunkan dua helikopter water bombing untuk memadamkan langsung di lokasi kebakaran lahan.
Di Sumsel, kata Ansori, di Sumsel ada sejumlah daerah rawan terbakar dan saat ini sedang meningkatkan kewaspadaan. Yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Muara Enim.
Ansori mengingatkan warga dan perusahaan mengawasi lahan di area konsesi atau tempat tinggalnya. Menurut dia, kebakaran akan lebih rentan terjadi di kawasan yang tidak terkelola.
"Ketika musim panas terjadi, semua kawasan yang tidak terkelola rentan terbakar. Tidak hanya karena pembukaan lahan saja, membuang puntung rokok pun bisa saja menjadi penyebab awal kebakaran," jelas Ansori.
Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah Sumsel Darna Dahlan menyebut, untuk mencegah kebakaran lahan, pihaknya mengaktifkan kembali sumur bor, penimbunan kanal, dan sekat kanal. Secara keseluruhan ada 2.100 sumur bor dan sekitar 1.000 sekat kanal di Sumsel.
"Ini dapat membantu lahan gambut di Sumsel tetap basah. Hingga April 2023, sudah ada 900 hektar lahan terbakar, baik di lahan konsesi perusahaan maupun di lahan masyarakat. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saat itu, luas lahan terbakar hanya sekitar 600 hektare," ujarnya.
Darna mengakui, beberapa kawasan yang terbakar ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muara Enim, dan Musi Banyuasin. "Kawasan yang terbakar berada di bekas konsesi perusahaan yang tidak terkelola dan juga di beberapa kawasan lain yang sifatnya sporadis," pungkasnya. (Z-3)
Puluhan titik panas atau Hotspot terpantau satelit di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (1/8). Itu diduga kuat merupakan pancaran dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
BELASAN titik panas atau hotspot, yang diduga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terdeteksi satelit berada di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Pemerintah Indonesia mencatat penurunan signifikan dalam luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada periode Januari hingga Juni 2024.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat adanya kenaikan titik panas tahun ini dibanding periode yang sama pada 2023 sebanyak 50%.
SINERGI berbagai pihak dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan berhasil menekan secara signifikan luas area terbakar dari tahun ke tahun.
Informasi sebaran titik panas di Kaltim sudah disampaikan ke pihak terkait oleh BMKG.
Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin selaku Satgas Operasi Bagian Udara menerbangkan helikopter untuk mendukung pelaksanaan patroli udara.
KEPALA Kantor Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV mengungkapkan kejadian helikopter wisata terlilit tali layangan pada Jumat (19/7) kemarin di Suluban Pecatu bukan yang pertama kali
Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengimbau publik untuk tidak berspekulasi mengenai penyebab jatuhnya helikopter di Badung
KEMENTERIAN Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyampaikan helikopter yang jatuh di Badung, Bali diduga karena tersangkut tali layangan.
Sebuah kecelakaan helikopter terjadi di Pecatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali pada Jumat (19/7).
SEBUAH helikopter terjatuh di Pantai Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, pukul 15.33 WITA, Jumat (19/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved