Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ditemukan Covid-19 Varian Delta, Ganjar Minta Pemkab dan Pemkot Waspada

Mediaindonesia.com
12/7/2021 19:06
Ditemukan Covid-19 Varian Delta, Ganjar Minta Pemkab dan Pemkot Waspada
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengecek stok tabung oksigen saat mengunjungi RSUD Kalisari, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.(ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

Varian baru Covid-19 yakni varian Delta ternyata tak hanya ditemukan di Kudus, Jawa tengah (Jateng). Varian baru ini juga ditemukan menjangkiti warga beberapa daerah di Jateng lainnya.

Hal tersebut dinyatakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (12/7).

Ganjar menerangkan, sejumlah daerah yang mengirimkan sampel untuk uji genome sequencing, hasilnya menyatakan Covid-19 varian baru Delta ada di sana.

"Hampir seluruh sampel kemarin yang kita kumpulkan dari beberapa kabupaten/kota, ternyata hampir semuanya varian Delta. Kalau sudah begini, ini alert buat kita untuk semakin waspada," kata Ganjar.

Ganjar menerangkan, ada 106 sampel dari beberapa kabupaten dan kota yang dites genome sequencing. Dari jumlah itu, 95 sampel positif varian delta.

"Artinya ada 89,6 % yang varian Delta. Bahayanya lagi, varian ini juga menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun. Sebanyak 23 sampel varian Delta adalah sampel anak-anak, sementara sisanya dewasa," jelasnya.

Adapun daerah yang sampelnya menunjukkan varian delta diantaranya Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo. Rinciannya, dari 72 sampel asal Kudus, 62 orang di antaranya positif varian delta.

"Salatiga ada 6 yang dites, hasilnya 5 varian Delta. Jepara ada tiga, semuanya varian delta. Grobogan dua sampel, semuanya varian Delta. Magelang dua sampel, dua-duanya varian Delta. Koa Magelang dan Karanganyar masing-masing tiga sampel, semuanya varian Delta. Dan terakhir Solo dengan 16 sampel, semuanya varian dDlta," jelasnya.

Artinya, prosentase varian Delta di Jateng, menurut Ganjar, cukup tinggi. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus di Jateng akhir-akhir ini.

"Maka pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya," tegasnya.

Di tengah penerapan PPKM Mikro Darurat ini, Ganjar meminta seluruh masyarakat mengurangi mobilitas. Sebab sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi.

"Maka Kepolisian tadi mengatakan akan menambah lokasi-lokasi penyekatan. Saya minta antar Bupati/Wali Kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga saya minta patuh betul pada aturan yang berlaku, yang kritikal esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan," ucapnya.

Ganjar juga meminta jajarannya dari level atas sampai tingkat desa dan kecamatan untuk terus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat agar mereka sadar. Semuanya harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi ini.

"Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi. Dan dari data Google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, belum ada varian berbahaya lain selain varian delta di Jateng. Meski begitu, varian Delta juga menjadi ancaman karena penularan dan fatalitasnya sangat tinggi.

"Selain varian Delta belum ada, tapi itu saja sudah sangat berbahaya. Dari laporan genome sequencing, hampir semuanya varian Delta. Dari Kudus, Jepara, Salatiga, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo," jelasnya.

Varian ini lanjut Yulianto sangat cepat penularannya bahkan juga menyerang anak-anak. Dari data yang ada, sampel dari anak-anak semuanya menunjukkan varian delta.

"Ada bayi yang usianya baru 6 bulan, positif varian Delta. Ada yang balita, ada yang remaja. Di bawah 17 tahun cukup banyak, dari sampel yang kami ambil, semuanya Delta," pungkasnya. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya