Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Kebakaran yang melanda hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Selasa (8/9) bisa ditangani saat menjelang tengah malam. Menurut dugaan, kebakaran berasal dari energi panas bumi berupa gas alam yang keluar dari dalam tanah.
Total luas lahan di lereng Gunung Tangkuban Parahu yang terbakar mencapai 0,5 hektare. Untuk mencegah terulangnya kejadian, petugas sudah lakukan pendinginan di lokasi dan sumber api telah dilokalisasi.
Lokasi kebakaran berada di kawasan hutan lindung wilayah Perhutani KPH Bandung Utara, tepatnya di Petak 44 A, RPH Cisarua, BKPH Lembang. Secara administratif, lokasi kebakaran berada di wilayah Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Administratur Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara Komarudin menerangkan penanganan pemadaman berlangsung selama sekitar 1,5 jam dilakukan oleh petugas. Mereka dibantu relawan serta warga yang tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Proses pemadaman mulai jam 18.30 WIB sampai dengan 20.15 WIB. Jenis tumbuhan yang terbakar yaitu alang-alang dan tanaman paku," kata Komarudin, Rabu (9/9).
Titik energi panas bumi yang diduga menjadi pemicu kebakaran keluar dari sela-sela bebatuan dan membakar alang-alang yang tumbuh di sekitarnya.
Baca juga: Mewujudkan Mimpi Desa Kartun di Purbalingga jadi Destinasi Wisata
Anggota SAR Pasundan, Asep Koswara menyebutkan alang-alang yang tumbuh di sekitar sumber panas bumi yang keluar dari dalam tanah dipastikan sudah disingkirkan.
"Proses pembersihan tumbuhan di sekitar sumber panas bumi dilakukan sejak tadi pagi saat kita melaksanakan pendinginan," tuturnya.
Hingga saat ini, dia melanjutkan, gas alam yang keluar dari dalam tanah masih terus terjadi dan tidak bisa dihentikan. "Enggak bisa dihentikan, itu proses alami. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah agar di sekitarnya tidak ada benda yang bisa memicu api," paparnya.
Sementara itu, Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat pada Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi (PVMBG), Dr Nia Haerani mengungkapkan pihaknya belum dapat memastikan sumber kebakaran berasal dari energi panas bumi.
"Mengenai dugaan penyebab sumber gas bumi, belum dapat kami pastikan karena belum ada permohonan dari Pemda atau instansi terkait untuk lakukan pemeriksaan ke sana," terang Nia.
Dia menambahkan kejadian kebakaran hutan kali ini tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu. Apalagi, jarak antara lokasi kejadian dengan kawah Tangkuban Parahu cukup jauh.
"Lokasi kejadiannya kan jauh di Parongpong. Jika kita lihat sekarang, aktivitas Tangkuban Parahu kondisinya masih normal. Saat ini aktivitasnya hanya di kawah Ratu, Upas, dan Domas. Yang terdeteksi hanya gempa-gempa embusan. Itu juga relatif rendah. Tidak ada indikasi gempa vulkanik," jelasnya. (OL-14)
Ruwatan Gunung Tangkuban Parahu digelar Masyarakat Adat Gunung Tangkuban Parahu serta Kasepuhan Kampung Adat Gamblok Cikole, Lembang,
Kegiatan ini diadakan dalam rangka meningkatkan pengamanan dan kesiapsiagaan pada libur Natal dan Tahun Baru 2024 di kawasan objek wisata.
Setiap sudut Tangkuban Perahu menawarkan daya tarik tersendiri, mulai dari keindahan alam yang memukau, kawah eksotis, dan beragam kuliner khas sebagai pelengkap.
Dalam video terlihat embusan abu vulkanik berwarna hitam pekat menjulang tinggi ke udara
Peralatan yang dicuri terdiri dari kabel jaringan dan kabel sistem power yang berfungi untuk memantau aktivitas vulkanik salah satu gunung api aktif di Jawa Barat ini
Adanya titik panas atau sinar api yang terpantau pada kamera pengawas (CCTV) bisa disebabkan oleh adanya aliran fluida yang naik ke permukaan hingga menyebabkan pemanasan di area kawah.
Puluhan titik panas atau Hotspot terpantau satelit di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (1/8). Itu diduga kuat merupakan pancaran dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Lahan di Dusun Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) terbakar pada Rabu (31/7) malam. Petugas gabungan sudah berhasil mengendalikan api pada Kamis dini hari
BELASAN titik panas atau hotspot, yang diduga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terdeteksi satelit berada di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
KLHK telah menggugat sebanyak 25 perusahaan terkait dengan karhutla. Hingga kini, 18 perusahaan di antaranya telah berkekuatan hukum tetap dengan total nilai putusan sebesar Rp6,1 triliun.
Dalam rangka upaya penurunan emisi dari sektor karhutla, diperlukan peran Manggala Agni sebagai garda terdepan dalam pengendalian karhutla.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved