Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Uskup Maumere Minta Umatnya Tak Bahas HTI di Medsos

Gabriel Langga
15/7/2020 17:40
Uskup Maumere Minta Umatnya Tak Bahas HTI di Medsos
Uskup Maumere Mgr Ewaldus Martinus Sedu meminta umatnya introspeksi diri daripada bahas isu HTI.(MI/Gabriel Langga)

ISU kehadiran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) ramai dibicarakan di masyarakat, termasuk di media sosial (medsos). Diisukan ada warga Sikka terkontaminasi dengan faham HTI.

Menanggapi hal itu, Uskup Maumere Mgr Ewaldus Martinus Sedu meminta umat Katolik di wilayah Keuskupan Maumere yang tidak tahu persis masalah tersebut, sebaiknya jangan bicara dan memberikan komentar di medsos seperti facebook. Ia menyarankan umatnya untuk introspeksi diri dalam komunitasnya.

"Kita tidak tahu persis tentang isu itu jangan bicara. Dalam arti memberikan komentar di medsos. Bagusnya, kita melihat dalam diri kita sendiri, dalam komunitas kita, untuk melihat sejauh mana, kita berkontribusi terhadap kebaikan hidup bersama di Kabupaten Sikka ini," ungkap Uskup Maumere, di Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (15/7) .

Uskup Maumere menegaskan, soal HTI di Sikka itu ranah pihak Kepolisian. Sebagai umat Katolik, harus membangun kondisi hidup bersama dengan saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

"Kita umat Katolik jangan sampai terpancing dan terprovokasi untuk saling menyalahkan. Bahkan saling mencurigai satu sama lain, itu tidak benar," tandas Uskup Maumere.

Terkait dengan sejumlah ormas pemuda seperti, GP Ansor, Pemuda Katolik, Pemuda Pancasila, Pemuda Muhammadiyah dan KNPI bertemu di Keuskupan Maumere, ia menuturkan, sejumlah organisasi ini telah berkomitmen bersama untuk melawan hal-hal yang berkaitan dengan paham radikalisme dan bertentangan dengan Pancasila. Selain itu, kata dia, sejumlah ormas ini juga telah berkomitmen bersama untuk membangun Kabupaten Sikka.

"Saya sangat gembira sekali dengan kehadiran mereka. Yang datang itu bukan
hanya satu kelompok saja. Tetapi ada kelompok GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Pemuda Pancasila dan KNPI," ujar Uskup Maumere ini.

Menurut dia, mereka yang datang hari ini adalah orang-orang muda yang berintelektual di Sikka ini. Yang mana, mereka bisa menganalisis persoalan yang ada dan kemudian mencari jalan keluar, sehingga mereka juga punya komitmen bersama untuk melawan paham-paham yang ingin memecah belah antar
satu sama lain.

"Saya memberikan apresiasi terhadap mereka. Saya diberikan kesempatan untuk mendengar pemikiran mereka. Apalagi mereka yang hadir itu bukan hanya satu agama saja, tetapi dengan berbagai agama. Termasuk dari GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah yang secara tegas menolak HTI, radikalisme, khilafah dan memecah belah antar umat beragama di Sikka," pungkas Uskup Maumere.(OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya