Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MESKI kasus demam berdarah dengue sedang meningkat di musim penghujan saat ini, namun di Sumatra Selatan (Sumsel) belum ada satu daerah pun di 17 kabupaten dan kota yang berstatus kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nuraini mengungkapkan, jumlah kasus penderita DBD ini terbilang cukup tinggi. Seperti diketahui selama Januari 2019, ditemukan 442 kasus DBD dan Februari didapati 33 kasus.
"Sepanjang Januari hingga kini, warga Sumsel yang meninggal akibat DBD tersebar di empat daerah yakni Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Selatan dan Lubuklinggau," ungkap Lesty, Selasa (12/2).
Ia juga mengakui untuk kasus DBD yang terdata cukup banyak, bahkan dibandingkan di bulan yang sama tahun lalu (eyear to year) jumlahnya sangat meningkat. Pada Januari 2018, terdapat sebanyak 200 kasus DBD dan satu orang meningal. Sementara Januari kemarin ada 442 kasus DBD dan tiga meninggal.
"Namun untuk di Sumsel belum menetapkan status kejadian luar biasa. Karena belum terjadi peningkatan kasus yang signifikan," jelasnya.
Baca juga: Kasus DBD di Klaten Bertambah Hingga 15 Orang
Ia pun menjelaskan, pada Januari lalu ditemukan adanya kasus DBD di OKU 1 kasus, OKI 20 kasus, Muara Enim 26 kasus, Lahat 9 kasus, Musi Rawas 29 kasus, Musi Banyuasin 22 kasus, Banyuasin 42 kasus, OKU Selatan 6 kasus, OKU Timur 63 kasus, Ogan Ilir 29 kasus, Empat Lawang 7 kasus, Palembang 101 kasus, Prabumulih 28 kasus, Pagaralam 18 kasus, Pali 21 kasus, Lubuklinggau 15 kasus dan Musi Rawas Utara 5 kasus.
Sementara pada Februari, sebaran kasus DBD ada di Muara Enim 8 kasus, Musi Rawas 3 kasus, Banyuasin 3 kasus, OKUS 1 kasus, OKUT 8 kasus, Ogan Ilir 6 kasus, Empat Lawang 1 kasus, Prabumulih 1 kasus, Pagaralam 1 kasus, Muratara 1 kasus.
"Kami sudah mengirim edaran ke Kabupaten/ Kota terkait mengantisipasi dan menangani DBD ini, yakni dengan membantu menyebarkan larvasida dan melaukan fogging," jelasnya.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat, dan melakkan konsultasi ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ada gejala DBD. (OL-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved