Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
JUMLAH kader juru pematau jentik (Jumantik) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih relatif kurang. Saat ini jumlahnya hanya sekitar 200-300 orang.
"Sebetulnya belum semua kita data. Di seluruh kecamatan jumlahnya sekitar 200 hingga 300 orang. Masih kurang sih," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Neneng Efa Fatimah, Minggu (3/2).
Peran tugas Jumantik lebih diarahkan ke pemantauan keberadaan jentik-jentik nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD). Efa mengatakan program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) sangat penting sebagai upaya mencegah dini penyebaran DBD akibat nyamuk aedes aegypti.
"Sebetulnya dari jauh-jauh hari. Dari tahun-tahun sebelumnya harus dilakukan. Bahkan sudah ada Perbup-nya. Kalau tidak salah nomor 4/2016," terangnya.
Baca juga: DBD di Riau Melonjak, Renggut 2 Korban Jiwa
Intisari dari perbup itu lebih kepada instruksi dibentuknya Jumantik di setiap rumah. Program itu pada prinsipnya memberdayakan masyarakat.
"Dalam satu rumah ada orang yang ditunjuk menjadi jumantik. Di tiap RT (rukun tetangga) itu setiap rumah harus ada petugas jumantik. Tapi kita belum bisa semuanya secara serentak," tuturnya.
Setiap petugas jumantik, kata Efa, selain dibekali materi pemahaman berkaitan dengan ciri-ciri jentik nyamuk serta penanggulangannya, juga dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung lainnya.
"Peralatan itu berada dalam satu tas," ungkapnya.
Selama Januari 2019, di Kabupaten Cianjur terdapat 90 orang terjangkit DBD. Dua orang di antara yang positif DBD itu meninggal dunia. Mereka merupakan warga Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi dan Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur.
Namun Pemkab Cianjur belum menetapkan status siaga DBD. Penyebabnya, jumlah kasus DBD selama Januari 2019 tidak mencapai dua kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya.
"Selama Desember terdapat 60 kasus DBD. Mulai terpantau ada peningkatan (jumlah kasus DBD) terjadi sejak Agustus," tandasnya. (OL-3)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved