Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
HARGA minyak goreng di pasar umum atau pasar tradisional di Kota Depok masih melebihi harga eceran tertinggi (HET). Para pedagang masih tetap menjual minyak goreng diatas Rp14 ribu per liter.
Di Pasar Tugu, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, harga minyak goreng kemasan bimoli masih seharga Rp19 ribu per liter atau naik Rp5 ribu dari harga yang ditetapkan pemerintah.
Kemudian, harga minyak goreng kemasan Sania Rp19 ribu per liter, minyak goreng kemasan fortune Rp18 ribu per liter dan minyak goreng curah yang biasa dijual dalam kemasan plastik bening di pasaran masih Rp18 ribu per liter.
Kepala Pasar Tugu Kota Depok Ikhwan Suriadi Nasution mengungkapkan sampai saat ini para pedagang di Pasar Tugu masih menjual minyak goreng diatas Rp14 ribu per liter, hal ini dikarenakan dari distributor harga juga belum kunjung turun.
Dengan tingginya harga dari agen, maka para pedagang belum bisa menyesuaikan harga yang ditetapkan oleh pemerintah yakni Rp14 ribu per liter.
"Harga minyak goreng memang belum ada penurunan untuk di pasar tradisional. Kami hanya bisa mengimbau agar bisa menyesuaikan harga Rp14 ribu per liter," katanya, Sabtu (12/2).
Baca juga: Minyak Goreng Mahal dan Langka, Usaha Jajanan Gorengan Gulung Tikar
Menurut dia, pihaknya terus melakukan monitoring pergerakan harga minyak goreng di pasar, agar bisa menyesuaikan satu harga.
"Tetapi kami tidak bisa memaksa para pedagang atau menerapkan sanksi, kasihan para pedagang. Sebab, mereka juga membeli dengan harga mahal," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Pasar Cisalak Kota Depok Mohammad Sahal mengatakan harga minyak goreng sampai saat ini tak kunjung mengalami penurunan.
"Harga minyak goreng masih diatas Rp14 ribu per liter, tidak tahu kapan turunnya," ujarnya.
Namun, para pedagang masih mempunyai stok yang cukup sehingga kebutuhan masyarakat selalu tercukupi.
"Kami terus melakukan pemantauan dan koordinasi agar para pedagang tidak kehabisan stok minyak goreng, agar bisa mencukupi kebutuhan masyarakat," paparnya.
Salah seorang pedagang di Pasar Cisalak, Timbul, mengaku masih menjual minyak goreng diatas Rp14 ribu per liter, dikarenakan dari distributor juga masih tinggi.
"Minyak goreng yang satu liter saya jual Rp20 ribu, saya tidak bisa menurunkan harga karena modalnya juga diatar Rp14 ribu, kalau dijual Rp14 ribu per liter saya rugi, " katanya.(OL-5)
Disperindag Jabar masih menunggu salinan aturan terkait kenaikan HET MinyaKita.
Kenaikan tersebut banyak dikeluhkan pembeli dan pedagang karena harga minyak curah di pasaran sudah mencapai Rp17 ribu per kilogram dan minyakkita Rp16.500 per liter.
PENAIKAN harga eceran tertinggi (HET) Minyakita menjadi Rp15.700 akan memengaruhi harga pangan yang bahan baku menggunakan minyak goreng.
BULOG Kanwil Sumatera Utara menyebutkan penetapan HET baru minyak goreng pemerintah MinyaKita berpotensi melancarkan produksi dan distribusi komoditas tersebut ke pasaran.
Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan penaikan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng rakyat atau MinyaKita dari semula Rp14.000 per liter Rp15.700 per liter sudah berlaku.
Dengan dibentuknya badan kakao dan kelapa yang dicangkokan ke BPDPKS, Syaiful menilai hal tersebut akan mengganggu program strategis nasional kelapa sawit ke depannya.
upaya mendorong pasar rakyat yang higienis didasari kunjungan yang perlu ditingkatkan
Meskipun harga resmi telah ditetapkan, beberapa pedagang di pasar tradisional Jakarta Barat terus menjual Minyakita di atas HET, dengan harga mencapai Rp16.000 hingga Rp17.000.
Di Pasar Cikurubuk sudah banyak pedagang yang mengeluhkan sepinya pengunjung
Telur ayam kampung yang sempat turun juga naik lagi, yaitu dari Rp60 ribu menjadi Rp66 ribu per kilogram. Demikian pula harga kol atau kubis naik menjadi Rp12 ribu dari Rp10 ribu per kilogramnya.
Harga bahan pokok setelah Idul Adha masih tinggi di sejumlah pasar belum adanya penurunan terjadi pada beras kualitas medium dijual Rp13.500 per kg dan premium menjadi Rp 15 ribu per kg.
HARGA kebutuhan pokok setiap pasar tradisional Tasikmalaya merangkak naik terutamanya terjadi pada bawang merah, telur, cabai merah, daging ayam potong dan sayuran
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved