Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pasien Menumpuk di IGD, RSUD Koja Sulap Lobi Jadi IGD

Putri Anisa Yuliani
27/6/2021 16:21
Pasien Menumpuk di IGD, RSUD Koja Sulap Lobi Jadi IGD
RSUD Koja(Antara)

RSUD Koja, Jakarta Utara cukup kewalahan menangani pasien covid-19 maupun pasien non covid-19 yang membutuhkan penanganan. Hingga kini terdapat 160 pasien yang mengantre di IGD RSUD Koja untuk mendapatkan kamar rawat inap. 

Direktur RSUD Koja Ida Bagus Nyoman Banjar mengatakan, pihaknya akan menyulap lobi RS untuk menjadi IGD. Namun, pihaknya akan tetap memisahkan antara IGD umum untuk pasien non covid-19 dan IGD untuk pasien covid-19. Sementara itu, tenda darurat akan dibangun guna menempatkan triase pasien. 

Triase adalah sektor dalam IGD untuk melakukan pemeriksaan awal pasien yang masuk melalui IGD RS. Di triase, pasien akan dipilah sebelum mendapatkan tindakan dari dokter IGD. Memindahkan triase ke tenda darurat ditujukan agar sebisa mungkin pasien covid-19 tidak berada di dalam tenda darurat. Pasien covid-19 akan tetap diusahakan berada di dalam ruangan RSUD.

"Kalau saya usahakan semua di dalam, jangan di tenda. Tapi yang tenda dipakai misalnya vaksinasi. Vaksinasi kita dorong di tenda. Nah, kami manfaatkan tenda. Vaksinasi jangan di lobi tapi di tenda. Lobinya lebih representatif untuk IGD," ujar Banjar saat dihubungi, Minggu (27/6).

Menurut dia, pasien diupayakan tidak di tenda karena khawatir imun pasien akan semakin turun. Terlebih tinggal di tenda darurat dapat terganggu oleh kondisi cuaca yang dapat memengaruhi kesehatan dan penanganan pasien.

Baca juga : Tembus 1,3 Juta Dosis Harian, Menkes Jamin Ketersediaan Vaksinasi

"Kalau vaksin tidak apa-apa di tenda. Toh orang yang vaksin sehat-sehat," jelasnya.

Di IGD RSUD Koja saat ini pasien yang mengantre ditampung dengan kasur lipat. Namun, jumlah kasur lipat yang tidak sebanding dengan jumlah pasien membuat RS menggunakan kursi roda bagi pasien yang belum mendapat ruang rawat inap.

"Saat ini 160 pasien di IGD mepet-mepet. Tapi ini lebih baik daripada 'ngemper' di luar. Ada velbed. Kemudian kursi roda kami manfaatkan. Pasien yang masih lumayan bagus kondisinya, menggunakan kursi roda saat diinfus. Sudah sampai seperti itu kondisinya," paparnya.

Sementara itu, jika lobi RS sudah diubah menjadi IGD, pihaknya berencana melakukan mengajukan bantuan kasur lipat hingga 70 unit ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta. 

"Selanjutnya itu yang di IGD itu akan ditambah 70an. Jadi kapasitas segitu-gitu aja. Cuma kami akan mengurai di dalam IGD," imbuhnya. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya