Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HIDANGAN penutup atau dessert kini makin populer di Indonesia. Bahkan, sebagaimana tren kuliner di luar negeri, sudah banyak hadir jenis dessert yang dijadikan sebagai pengganti makanan utama.
Menggiurkannya bisnis dessert juga diakui penulis yang juga pengusaha kuliner dan salah satu pendiri Kumala Academy, Kevindra Soemantri. "Tren dessert, hampir semua tren viral di media sosial adalah makanan manis baik makanan atau minumnan. Dessert dan kue menjadi sesuatu yg digrandrungi dan trendy. Pertumbuhannya sangat besar. Jadi sangat seksi industri dessert di Indonesia," kata Kevindra dalam sesi gelar wicara bertajuk Peluang Bisnis Industri Dessert di Indonesia, dalam rangkaian acara peluncuran Kumala Academy yang digelar di Kumala Garage Store, Jakarta Barat, Selasa (21/5).
Baca juga : Telkomsat dan Starlink Tandatangani Kerja Sama untuk Layani Segmen Enterprise
Dengan daya beli masyarakat yang cukup tinggi pada makanan atau minuman manis, membuat permintaan tenaga kerja yang terampil untuk kategori dessert pun meningkat. Akan tetapi, masih terdapat kesenjangan keterampilan tenaga kerja di bidang dessert di Tanah Air.
Baca juga : Sinar Mas dan Axiata Jajaki Merger Smartfren dengan XL
Oleh karena itu, Kevin, demikian sapaannya mengatakan perlu adanya penambahan pengetahuan dan keterampilan untuk para tenaga kerja di kategori dessert yang sesuai dengan kebutuhan keterampilan saat ini. "Mau bahan baku yang terbaik sekalipun, selama tangan manusia dan knowledge manusia itu kurang, tetap gak akan bisa," paparnya.
"Industri hospitality dan F&B berkembang terus, alat masak dan skill terus berkembang. Makanya sangat penting adanya pelatihan yang terus berkembang. Kita harus keep on track sama yang terjadi di lapangan dan perkaya dengan pengetahuan baru, karena industri ini dinamis," lanjutnya.
Baca juga : PPM Pembelajaran Inggriya akan Kembangkan Pelatihan Model Baru
Hal yang sama juga dikatakan oleh Chef Arif Maulana Ikhsan. Chef yang memiliki spesialisasi di pastry ini juga mengungkapkan beberapa elemen kunci untuk memulai bisnis industri dessert di Indonesia. Berikut rinciannya:
Baca juga : 100 Bisnis Baru Buka Sebulan di Gading Serpong
1. Konsep
Konsep bisnis dessert harus dimatangkan dan jelas. Konsep bisnis itu juga semestinya memiliki pembeda atau keunikan dibanding usaha-usaha dessert yang sudah ada.
Kematangan konsep itu bukan hanya penentuan jenis dessert yang akan diproduksi, misalnya makanan atau minuman, atau bahkan keduanya, melainkan hingga gaya budaya yang diusung, misalnya budaya Nusantara, Barat, Asia, dan lainnya.
2. Pasar
Sasaran pasar yang dituju bukan saja berdasarkan kelas ekonomi melainkan juga usia maupun jenis kelompok sosial. Misalnya, pasar kelas menengah keluarga tetap akan membutuhkan konsep yang berbeda dengan kelas menengah remaja atau kelas menengah pekerja muda.
3. Tenaga kerja
Dalam memilih tenaga kerja, Chef Arif menyarankan untuk mencari orang-orang yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan jenis usaha. Ini berarti, Anda bukan sekadar merekut chef bidang umum, melainkan khusus bidang pastry.
4. Lokasi Toko
Tak hanya itu, mempertimbangkan lokasi toko juga tak kalah penting. "Itu akan berkaitan dengan market. Kita jual kue modern tapi kita jual di daerah yang tidak mengikuti tren akan sulit," papar Chef Arif.
Tak hanya itu, Chef Arif juga menuturkan seseorang yang membuat resep menu dessert sebaiknya menuliskan resepnya dengan detail dan jelas, sebab alat pada masing-masing dapur terkadang tidak sama. Sehingga dengan resep yang rinci dan jelas, memudahkan membuat produk dessert dengan kualitas yang sama meski menggunakan alat yang berbeda. (M-1)
Pos Indonesia tidak hanya bertransformasi di bidang operasional dan bisnis perusahaan, tetapi juga reorientasi dari model bisnis tradisional ke bisnis logistik modern.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif.
Prioritas strategis utama bagi bisnis di Indonesia dalam dua tahun ke depan ialah meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional (83%) serta kepuasan dan retensi pelanggan (77%).
MEMANFAATKAN dunia digital dalam bisnis merupakan hal yang sangat penting. Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang.
Pendakwah Habib Jafar menyebut setiap kolaborasi yang dilakukan oleh para entitas bisnis lokal dapat memperkuat tali persaudaraan sebagai bangsa Indonesia.
Persaingan ketat mendorong produktivitas tenaga kerja, daya inovasi bisnis, dan tingkat upah yang semakin tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved