Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ANEMIA merupakan masalah kesehatan serius yang bisa dialami siapa pun, terutama kaum perempuan. Secara medis, anemia merupakan kondisi tubuh yang kekurangan darah akibat kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah berada di bawah batas normal.
Seoramg perempuan bisa dinyatakan anemia ketika mengalami kadar Hb kurang dari 11,5 gram per desiliter (g/dL) atau hematokrit (Hct) kurang dari 36%. Sementara pada laki-laki apabila kadar Hb kurang dari 13,5 g/dL atau Hct kurang dari 41%.
"Anemia adalah istilah kadar hemoglobin yang rendah. Harus dibedakan antara tekanan darah rendah dan anemia. Tekanan darah rendah disebut hipotensi, sementara anemia itu bahasa awamnya kurang darah," ungkap dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK.
Baca juga : Anemia pada Ibu Hamil Bisa Pengaruhi Kecerdasan Anak
Juwalita mengatakan, penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018, jumlah perempuan yang terkena anemia mencapai 27,2%, sementara laki-laki sebesar 20,3%.
"Perempuan lebih banyak terkena anemia karena mengalami siklus menstruasi. Jadi secara periodik, darah akan keluar. Kalau kita tidak aware dengan hal tersebut, bisa saja memicu anemia," jelas dokter Juwalita.
Sementara itu, proporsi ibu hamil yang mengalami anemia mencapai 48,9%. Rinciannya, yakni 84,6% dari usia 15-24 tahun, 33,7% dari usia 25-34 tahun, 33,6% dari usia 35-44 tahun, dan 24% dari usia 45-54 tahun.
Baca juga : Ahli Gizi Sebut Beras Fortivit tak Bisa Jadi Solusi Tunggal Atasi Stunting
Dalam pandangan dokter Juwalita, setidaknya ada tiga faktor penyebab seseorang mengalami anemia. Pertama, kekurangan asupan nutrisi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12.
Kedua, dipicu oleh penyakit kronis. Misalnya, pasien dengan TBC (tuberkulosis) dan kanker yang merupakan penyakit kronis bisa mengalami anemia. Ketiga, akibat kehilangan darah yang tidak disadari.
“Seseorang dengan gangguan lambung, yang kemudian mengalami iritiasi hingga pendarahan di saluran pencernaan. Dalam kondisi tersebut, darah keluar secara perlahan tanpa dirasakan secara nyata oleh tubuh. Namun, saat diperiksa, kadar Hb-nya rendah sampai dinyatakan anemia,” jelas Juwalita.
Baca juga : Pemprov Aceh Diminta Kerja Ekstra Keras Turunkan Stunting
Picu Gagal Jantung dan Stunting
Kemunculan anemia yang dibiarkan dalam jangka waktu lama hinga memasuki level tertentu dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh. Dalam kondisi anemia ringan, seseorang akan sulit beraktivitas dengan optimal sehingga menurunkan produktivitas. Akhirnya, kualitas hidup secara keseluruhan juga ikut menurun.
"Kalau anemianya memang berat, bisa menyebabkan gagal jantung. Dikhawatirkan gagal jantung tersebut tidak bisa kembali normal lagi,” kata Juwalita.
Baca juga : Program Makan Siang Gratis Sebaiknya Menyasar Ibu Hamil
“Hb itu sifatnya harus mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Pada kondisi Hb rendah, jantung akan memompa darah lebih cepat, supaya kebutuhan oksigen di sel tubuh bisa terpenuhi," imbuhnya.
Selain itu, dia juga menyoroti bahwa seorang ibu hamil dengan masalah anemia dapat menyebabkan stunting pada janinnya. Dalam masa kehamilan, Hb berperan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk jaringan janin.
"Pada perempuan hamil yang anemia, sirkulasi (darah) tidak berjalan dengan lancar. sehingga menyebabkan nutrisi ke janin tidak optimal. Bayinya bisa kekurangan nutrisi dan terlahir kecil yang akhirnya berisiko mengalami stunting," terang dokter Juwalita.
Di Indonesia, lima dari 10 ibu hamil mengalami anemia. Musababnya, biasanya gejala anemia pada ibu hamil tidak terlihat nyata, sehingga kerap diabaikan. Padahal, jumlah darah dalam ibu hamil meningkat hingga 50% jika dibandingkan kondisi tubuh saat tidak hamil.
Adapun beberapa gejala anemia yang perlu diwaspadai ibu hamil, yaitu tubuh terasa lemah, letih, dan lesu terus-menerus. Kemudian, pusing, sesak napas, detak jantung cepat, hingga nyeri dada. Warna kulit, bibir, dan kuku yang memucat juga termasuk dalam gejala anemia. (B3)
MANAGING Director Pilates Re Bar, Eny Surya, mengatakan pilates dianjurkan untuk orang yang berpuasa dan ibu hamil.
Kita bicara ibu hamil itu persiapannya bukan pas hamil sebenarnya. Supaya anaknya nanti sehat, itu (persiapannya) sebelum dia hamil.
Para peneliti menyarankan ibu hamil untuk menghindari minuman energi selama kehamilan.
Karena itu, mari pelajari posisi tidur yang baik dan berbahaya bagi ibu yang sedang hamil.
SEORANG ibu hamil warga kepulauan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Harus melahirkan di atas speed boat kecil, karena mengalami kontraksi saat hendak dirujuk ke puskesmas.
Perubahan hormon membuat kondisi kulit, rambut, dan kuku berbeda dari sebelum mengandung
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
PENGURUS Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr Iqbal Mochtar menilai pengawasan anggaran dan distribusi dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) harus dilakukan secara ketat
Yang perlu kita jaga adalah kualitas tanahnya, kualitas lingkungannya, sehingga tumbuhan atau hewan tersebut bisa terjaga kualitasnya saat kita makan.
CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Diah S Saminarsih, mendorong pemerintah untuk membuat petunjuk teknis dalam program Makan Bergizi Gratis.
PROGRAM makan bergizi gratis (MBG) seharusnya didudukkan dalam porsi yang benar dan tepat. Masalah kesehatan anak Indonesia tidak hanya soal gizi tetapi juga penyakit tidak menular (PTM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved