Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
RAJA Charles III berjanji pada Sabtu (10/9) untuk meneladani mendiang ibunya saat dia diproklamasikan secara resmi sebagai penguasa baru Kerajaan Inggris.
Proklamasi itu dilakukan dalam upacara bersejarah yang menampilkan tradisi berabad-abad dan arak-arakan terompet.
Mangkatnya Ratu Elizabeth II dalam usia 96 tahun pada Kamis (8/9), diikuti dengan beberapa hari berkabung dan pemakaman kenegaraan yang akan digelar dalam sepekan ke depan.
Charles III, 73 tahun, segera melanjutkan peran ibunya pada Kamis, tetapi Dewan Aksesi yang terdiri atas ratusan politikus, uskup, dan pegawai negeri senior dengan kostum heraldik tradisional baru memproklamasikan suksesinya pada Sabtu.
Dewan tersebut, yang telah ada sejak berabad-abad lalu dan bertugas memberi masukan kepada kerajaan, beranggotakan para penasihat, termasuk putranya dan pewaris takhta, William, istrinya Camilla, dan Perdana Menteri baru Liz Truss, yang menandatangani proklamasi.
Enam mantan perdana menteri, para uskup senior, dan sekumpulan politikus meneriakkan 'God Save The King' ketika pengumuman Charles III sebagai raja disetujui.
"Saya sangat menyadari warisan besar dan tugas ini, dan tanggung jawab besar kedaulatan kini diserahkan kepada saya," kata Charles III.
"Dalam memenuhi tanggung jawab ini, saya akan berusaha untuk mengikuti teladan yang menginspirasi dalam menegakkan pemerintahan konstitusional dan mencapai perdamaian, keharmonisan dan kesejahteraan rakyat di kepulauan ini dan di wilayah Kerajaan Inggris di seluruh
dunia," kata dia.
Baca juga: Interaksi Ratu Elizabeth II dan Putri Diana Kembali Disorot
Kemudian, di atas sebuah balkon yang menghadap lapangan Friary Court di Istana St James, David White, sebagai Garter King of Arms, membacakan proklamasi itu dengan diiringi suara terompet.
"Ketika Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan ampunan-Nya, mendiang wanita berdaulat kita Ratu Elizabeth Kedua yang diberkati dan dikenang secara mulia, dengan kematiannya mahkota Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara hanya berhak diserahkan kepada Pangeran Charles Philip Arthur George," kata White, memproklamasikan.
Para serdadu berseragam tradisional merah tua meneriakkan hip, hip, hurrah ketika White meminta tiga sorakan bagi sang raja.
Ratusan warga diizinkan masuk ke lapangan untuk menyaksikan upacara itu, termasuk anak-anak kecil yang duduk di pundak orangtua mereka, seorang wanita yang memegang bunga dan seorang lansia yang duduk di kursi rodanya.
Charles III adalah raja ke-41 dalam silsilah Raja Normandia William Sang Penakluk yang merebut takhta Inggris pada 1066.
Upacara pada Sabtu itu meneruskan tradisi proklamasi sejak ratusan tahun lalu untuk mengumumkan raja dan ratu baru dan menjadi proklamasi pertama yang disiarkan di televisi.
Bagi kebanyakan warga Inggris, menyaksikan acara itu menjadi pengalaman pertama mereka, karena Elizabeth II adalah satu-satunya penguasa kerajaan yang pernah mereka kenal.
Charles baru berusia 3 tahun ketika ibunya dinobatkan sebagai Ratu pada 1952. (Ant/OL-16)
Putri Anne dari Inggris dilaporkan mengalami kehilangan ingatan sementara setelah mengalami cedera kepala akibat kejadian di rumahnya di Gatcombe Park.
Pangeran William menganugerahkan gelar kesatria kehormatan kepada CEO Disney, Bob Iger, dalam sebuah upacara di Windsor, Inggris.
Raja Charles mengancam akan memutuskan hubungan dengan Pangeran Andrew jika sang duke terus menolak meninggalkan Royal Lodge demi Frogmore Cottage.
Kate Middleton, Putri Wales, baru-baru ini terlihat di depan umum di tengah pengobatan kemoterapi untuk kanker yang didiagnosis pada Maret.
Istana Buckingham mengumumkan penundaan sejumlah keterlibatan kerajaan untuk menghindari gangguan pada kampanye pemilihan.
Raja Charles III didiagnosis dengan suatu penyakit kanker, namun jenis kankernya dikonfirmasi lebih lanjut oleh Istana Buckingham, bukan kanker prostat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved