Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Menlu Retno Tekankan Sejumlah Poin Penting dalam Pertemuan G20

Atikah Ishmah Winahyu
29/6/2021 21:11
Menlu Retno Tekankan Sejumlah Poin Penting dalam Pertemuan G20
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat mengikuti rapat dengan Komisi I DPR RI.(Antara)

MENTERI Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menghadiri pertemuan Menlu anggota G20 di bawah kepemimpinan Italia. Dalam pertemuan tersebut, dibahas dua isu besar, yakni multilateralisme serta pemerintahan global dan dukungan terhadap Afrika.

“Secara garis besar, pertemuan membahas bagaimana negara anggota G20 dapat melakukan koordinasi yang lebih. Terutama, dalam penanganan covid-19 dan pemulihan global, bekerja sama dalam memajukan pembangunan berkelanjutan," ujar Retno dalam konferensi pers, Selasa (29/6). 

"Menjaga agar multilateralisme dapat bekerja secara efektif dan membuat multilateralisme delivers. Bagaimana negara G20 dapat mendukung Afrika, termasuk dalam menangani dampak covid-19 dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi,” imbuhnya.

Baca juga: RI Bersiap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Menteri Ketenagakerjaan G20

Dalam sesi mengenai multilateralisme dan global governance, lanjut dia, dunia tengah menghadapi tantangan mulai dari pandemi covid-19 hingga ketahanan pangan. Oleh sebab itu, diperlukan multilateralisme dan global governance yang baik.

Namun, Retno menyayangkan masih banyak negara yang justru membangun tembok pemisah ketika dunia membutuhkan upaya untuk mengatasi perbedaan. Dia pun menyampaikan hal penting, yakni G20 harus berfungsi sebagai katalis untuk memperkuat multilateralisme, serta mengirim pesan tunggal bahwa dunia harus maju bersama.

“Saya berikan contoh mengenai vaksin. Banyak negara mengatakan bahwa vaksin merupakan global public goods. Yang diperlukan adalah meningkatkan komitmen multilateral. Komitmen multilateral yang perlu ditingkatkan, seperti melakukan dosis sharing lebih banyak melalui COVAX. Mendukung TRIPS waiver melalui WTO dan menyediakan pendanaan untuk menutup kekurangan dana ACT-A,” jelas Retno.

Baca juga: Pemimpin G20 Janji Danai Distribusi Vaksin Covid-19

Poin kedua yang disampaikan ialah pentingnya menjadikan kemitraan global sebagai kenyataan, dengan menghormati komitmen yang membuahkan hasil konkret. G20 diharapkan menjadi pemersatu dalam memajukan masa depan yang inklusif, hijau dan lestari.

“Yang harus dihindari adalah pendekatan one size fits all. Tetap memberikan policy space untuk menyesuaikan dengan kondisi domestik tiap negara dan menyediakan bantuan bagi yang memerlukannya,” imbuhnya.

Hal lain yang disampaikan Menlu adalah G20 harus melakukan revitalisasi institusi multilateral. Sehingga, lebih responsif dan adatif terhadap perubahan. Lebih memperhatikan proses pengambilan keputusan yang equitable, agar lebih relevan dengan perkembangan dunia.

Baca juga: Saudi Ingin Jalin Kerja Sama Digital dengan RI

Sedangkan terkait Afrika, Retno menekankan bahwa dukungan terhadap Afrika harus Africa-driven dberdasar pada kebutuhan dan priotitas mereka. Dunia perlu mentransformasikan dari pendekatan bantuan menjadi kemitraan.

“Menjadikan Afrika sebagai bagian solusi sangat penting, artinya dengan cara mengoptimalkan potensi Afrika,” papar Retno.

Selain itu, perlu memastikan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan yang sustainable di Afrika. Termasuk, pentingnya dukungan bagi climate adaptation, food security dan peacebuilding. Pada tahun depan, kata Retno, Indonesia akan membawa obor keketuaan G20 dari Italia dan multilateralisme terus diperkuat.(OL-11)
 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya