Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Senat Adopsi Aturan Sidang Pemakzulan Usai Perdebatan Panjang

Haufan Hasyim Salengke
22/1/2020 15:28
Senat Adopsi Aturan Sidang Pemakzulan Usai Perdebatan Panjang
Presiden Amerika Serikat Donald Trump(AFP)

SENAT Amerika Serikat (AS) telah mengadopsi aturan dasar untuk sidang pemakzulan Presiden Donald Trump setelah hampir 13 jam perdebatan sengit pada hari pertama.

Demokrat berdebat dengan pengacara Gedung Putih tentang model sebuah pengadilan yang adil, sementara Partai Republik memblokade upaya mereka untuk memanggil bukti baru.

Persidangan akan dilanjutkan pada Rabu (22/1) waktu setempat dengan argumen dari Demokrat, yang akan diikuti oleh pembelaan dan pertanyaan.

Trump adalah presiden ketiga yang menjalani persidangan pemakzulan dalam sejarah Amerika Serikat.

Dia didakwa dengan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan kongres. Politikus Republik yang tidak memiliki latar belakang politik ini menyangkal kesalahan.

Trump diadili setelah dimakzulkan bulan lalu oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Demokrat.

Tetapi Senat, yang dikendalikan oleh rekan-rekannya dari Republik, diprediksi tidak akan menghukum dan melengserkannya dari jabatan.

Dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, Selasa (21/1), Trump menolak tuduhan terhadapnya sebagai ‘hanya tipuan’.

Menurut aturan persidangan yang diadopsi, argumen pembukaan akan dimulai pada Rabu (22/1), dengan masing-masing pihak diberikan waktu hingga 24 jam untuk menjelaskan kasus mereka, selama tiga hari.

Tetapi masalah utama mengenai para saksi masih belum diselesaikan. Perdebatan dan pemungutan suara apakah pemanggilan mereka ditunda sampai setelah masing-masing pihak menyampaikan kasusnya.

Demokrat ingin mendengar kesaksian dari para pembantu penting Gedung Putih yang bekerja erat dengan Trump, termasuk penjabat kepala staf Mick Mulvaney dan mantan penasihat keamanan nasional, John Bolton. (BBC/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya