Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pemakzulan Trump Disambut Sorak-sorai

Melalusa Susthira K
20/12/2019 08:20
Pemakzulan Trump Disambut Sorak-sorai
Warga berunjuk rasa menuntut pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Monument Park, Battle Creek, Michigan, Amerika Serikat.(AFP/NUCCIO DINUZZO/GETTY IMAGES)

PEMAKZULAN Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump oleh DPR AS  disambut sorak-sorai oleh sebagian penduduk AS. Hal itu terlihat di Negara Bagian California yang memang menjadi jantung perlawanan terhadap Presiden Trump beserta kebijakannya.

Di Los Angeles, seorang petugas kebersihan di Broadway, Bustamante, menggelindingkan tempat sampah begitu mendengar kabar Trump berhasil dimakzulkan DPR AS. Ia mengatakan mantan Presiden AS Bill Clinton juga pernah mendapat pemakzulan dari DPR AS karena terlibat skandal seks Gedung Putih. Namun, lanjutnya, Clinton berani meminta maaf ketika terbukti memiliki hubungan dengan pegawai magang Gedung Putih.

"Hal serupa tidak terjadi pada Trump. Dia bahkan tidak akan mengakui apa yang dia lakukan. Trump pengecut," ujar Bustamante, Rabu (18/12).

"Dia berlawanan dengan semua orang. Dia telah menyalahgunakan kekuasaan sebagai presiden. Dia telah melakukan banyak hal yang tidak dilakukan presiden lainnya," tambahnya.

Bustamante juga mengumpat tuduhan Trump lainnya yang tidak menjadi bagian dari proses pemakzulan, di antaranya, mengusahakan campur tangan Rusia dalam Pemilihan Presiden AS 2016, mencari publisitas di majalah dan film, menganiaya perempuan, dan kesalahan besar yang dilakukannya dalam perdagangan.

"Trump berlawanan dengan semua orang. Dia bukan orang Amerika. Orang Amerika berpegang teguh pada keyakinan dan membantu orang lain, tidak hanya mengabaikan semua orang," tuturnya.

Seorang warga California lainnya, Rina Sadiqui, mengatakan alasan Demokrat untuk memakzulkan Trump dapat dibenarkan. Meski begitu, ia tidak berpikir pemakzulan merupakan suatu langkah yang tepat.

"Sidang dan pemungutan suara hanya akan memecah belah negara yang sudah terpolarisasi," ungkap Sadiqui, yang tinggal di Irvine.

Pemakzulan Trump di DPR AS juga menuai reaksi yang beragam dari penduduk di wilayah Puget Sound, di barat laut Seattle, Washington. Beberapa pengunjung pusat kebugaran yang mengikuti jalannya pemakzulan lewat layar TV mengaku mendukung langkah Demokrat itu.

"Hari ini hari bersejarah. Itu sesuatu yang saya pikir banyak orang akan tertarik untuk mengikutinya, apa pun sudut pandang mereka," ujar Sean Erhardt, pemilik pusat kebugaran Anytime Fitness di Queen Anne.

Yang lainnya mengatakan, sekalipun Trump berhasil dimakzulkan di tingkat DPR yang dikuasai Demokrat, ia tidak akan mungkin dimakzulkan di tingkat Senat yang dikuasai Republik.  (Latimes/Komonews/Uca/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya