Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kenapa Pria Lebih Banyak Terkena Kanker Paru-Paru? Ini Penjelasan dari Ahli

Eve Candela F
31/7/2024 17:15
Kenapa Pria Lebih Banyak Terkena Kanker Paru-Paru? Ini Penjelasan dari Ahli
Penyebab kanker paru-paru(MI/Eve Candela F)

KANKER paru-paru diketahui menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada pria. Lalu kenapa pria lebih sering terkena kanker paru-paru? Mari simak penjelasannya.

Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Subspesialis Onkologi Toraks Wily Pandu Ariawan menjelaskan bahwa sekitar 90% kasus kanker paru-paru terjadi pada individu yang merokok. 

"Kanker paru ternyata pada orang cancer paru itu 90% lebih itu perokok. Nah, perokok itu paling banyak untuk saat ini itu pada pria," kata Wily dalam acara Exclusive Media Interview via daring, Rabu (31/7).

Baca juga : Hormon hingga Asupan Gizi Jadi Kunci Tinggi Badan Anak yang Optimal

"Meskipun pada kenyataannya, terkadang kita juga bisa menemukan, terutama di ras Asia tidak merokok (perempuan) dia kena kanker paru, ada juga yang seperti itu. Jadi artinya kemungkinan besar kenapa pria, karena rata-rata 90 persen itu perokok," tambahnya.

Kaitannya dengan Hormon atau Gen Tertentu

Sementara itu, selain perokok, kaitan dengan hormon atau gen tertentu, Wily menjelaskan sampai saat ini penelitian masih menghubungkannya.

"Sampai saat ini sih penelitiannya masih menghubungkan itu. Tapi kalau misalkan kaitannya itu dengan ras dan jenis kelamin yang kita ketahui ada populasi orang dengan kanker paru yang tidak perokok, tidak menjadi perokok pasif, dan Asia (perempuan), nah pada populasi ini, ketika diperiksa molekulernya, ternyata banyaknya itu sebagian besar pada populasi tersebut EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor) nya mutasinya positif. Sehingga pada kelompok tersebut biasanya karena mutasinya positif, berarti kita bisa kasih obat yang bekerja sebagai bronkodilator atau target terapi," jelasnya.

Baca juga : Perokok Indonesia Bertambah, Kanker Paru Meningkat

Selan itu, jika berbicara gender, Wily mengungkapkan secara umum, angka kejadian kanker paling banyak setelah kanker payudara adalah kanker paru-paru. Di mana kelompok laki-laki menjadi angka paling tinggi. Sementara perempuan berada di urutan kelima.

Oleh karena itu, Wily menekankan pentingnya pengurangan risiko dengan cara memperbaiki gaya hidup, termasuk menghindari merokok dan memperbaiki pola makan. Karena, tak hanya pria saja yang harus waspada terhadap kanker paru-paru, namun perempuan pun juga sama. 

"Karena gini, waspadanya tanpa dia merokok pun, ketika dia memang rasnya orang Asia, dia bisa terkena kanker. Jadi, kembali lagi mengurangi risiko, makanan, dan lifestyle nya diperbaiki," pungkasnya. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya