Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KITA semua tahu betapa menggugah selera camilan manis bagi anak-anak, tapi tahukah Anda bahwa konsumsi gula berlebih bisa berisiko bagi kesehatan mereka? Masalah kesehatan seperti diabetes anak menjadi semakin umum, dan penting bagi kita sebagai orangtua untuk memahami batas aman konsumsi gula untuk anak-anak kita.
Hingga tahun ini, sebanyak 1.645 anak di Indonesia telah didiagnosis dengan diabetes, dengan sebagian besar kasus merupakan diabetes tipe 1. Namun, diabetes tipe 2, yang seringkali terkait dengan pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat, juga menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan.
Gula berlebih dapat meningkatkan risiko sejumlah masalah kesehatan, termasuk obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, serta gangguan pencernaan dan karies gigi. Gula tambahan juga tidak memberikan manfaat gizi, sehingga penting bagi kita untuk memantau asupan gula anak dengan cermat.
Baca juga : Cegah Peningkatan Penderita Diabetes, Konsumsi Gula Harus Diatur
Menurut European Society for Paediatric Gastroenterology, Hepatology and Nutrition (ESPGHAN), anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsi gula lebih dari 5% dari total energi harian mereka. Berikut panduan sederhana untuk batas konsumsi gula berdasarkan usia anak:
- Usia 2-4 tahun: Maksimal 15-16 gram gula
- Usia 4-7 tahun: Maksimal 18-20 gram gula
Baca juga : Bun, Waspadai Kandungan Gula Tambahan dalam Produk Susu dan MPASI Ya!
- Usia 7-10 tahun: Maksimal 22-23 gram gula
- Usia 10-13 tahun: Maksimal 24-27 gram gula
- Usia 13-15 tahun: Maksimal 27-32 gram gula
Baca juga : Anak Obesitas Berisiko Diabetes, Cegah dengan MPASI Bergizi Seimbang
- Usia 15-19 tahun: Maksimal 28-37 gram gula
Untuk memberikan gambaran, 4 gram gula setara dengan satu sendok teh gula, jadi penting untuk memperhatikan setiap gram yang dikonsumsi anak setiap hari.
Saat ini para dokter spesialis anak telah menekankan pentingnya membaca label makanan dan minuman. Banyak makanan olahan dan minuman manis, seperti sereal dan biskuit, mengandung gula tersembunyi. Misalnya, 10 gram gula dalam ¾ cangkir sereal setara dengan 2 setengah sendok teh gula. Jumlah ini bisa bertambah dengan cepat jika anak terus meminta tambah. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk memperhatikan dengan seksama kandungan gula pada label produk.
Baca juga : Kebiasaan Ngemil pada Anak Tingkatkan Risiko Diabetes
1. Beri Contoh
Anak-anak cenderung meniru pola makan orang dewasa di sekitarnya. Tunjukkan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan membatasi makanan manis di depan anak.
2. Batasi Porsi Manis
Sajikan makanan manis dalam porsi kecil dan hanya pada acara atau hari khusus. Jangan membuat makanan manis menjadi bagian rutin dari diet anak.
3. Ajak Konsumsi Buah dan Sayuran
Buah-buahan mengandung gula alami yang lebih sehat dibandingkan dengan gula buatan. Ajak anak untuk mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral.
4. Hindari Hadiah Manis
Jangan menggunakan makanan manis sebagai hadiah. Hal ini bisa menyebabkan anak mengaitkan makanan manis dengan imbalan, yang dapat meningkatkan kecanduan gula.
5. Buat Sendiri
Membuat makanan manis di rumah bisa menjadi cara yang lebih sehat dan menyenangkan. Ajak anak untuk membantu membuat kue atau camilan sehat, dan gunakan bahan yang lebih bergizi.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda tidak hanya membantu anak menjaga kesehatan, tetapi juga mengajarkan mereka pola makan yang lebih baik dan keseimbangan dalam konsumsi gula. Ingat, kebiasaan sehat yang dimulai sejak dini akan membentuk fondasi yang kuat untuk kesehatan anak di masa depan.
(Z-9)
Langkah pertama yang bisa dilakukan orangtua agar anak bisa mengenal cita rasa manis dari gula yang aman ialah dengan membiasakan konsumsi pangan dari sumbernya secara langsung.
Peningkatan berat badan pada ibu hamil dikhawatirkan akan menyebabkan diabetes pada waktu akhir kehamilan atau keracunan kehamilan karena terjadi peningkatan hipertensi.
Alasan di balik keputusan untuk mengganti konsep dan nama merek adalah untuk menghadirkan sesuatu yang segar dan memberikan pengalaman lebih baik bagi pelanggan.
POLA konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula menjadikan prevalensi diabetes anak di Indonesia meningkat. Hal itu yang disoroti dalam forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (5/7).
Macaron memiliki rasa manis dari keping dan isiannya, macaron mampu membuat banyak orang semakin tergoda untuk menikmatinya
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Niar Umar menyayangkan masih adanya produk susu anak dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menggunakan gula tambahan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved