Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MUSIM pancaroba dan cuaca ekstrem sering kali memicu peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue itu ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Gejala umum DBD seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, serta mual muntah sudah sering diketahui masyarakat. Namun, ada beberapa gejala yang jarang diketahui namun penting untuk diwaspadai.
“Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat,” jelas dokter yang pernah aktif di RSUD Kota Solok, Sumatra Barat Hany Anneke, Senin (29/7).
Baca juga : Vaksinasi Bisa Kurangi Risiko DBD yang Parah
1. Nyeri telinga dan sakit tenggorokan
Gejala ini sering disalahartikan sebagai infeksi telinga atau radang tenggorokan. Pada DBD, nyeri telinga dan sakit tenggorokan bisa disertai dengan demam tinggi, sakit kepala, dan kelelahan.
2. Batuk kering
Baca juga : Memahami Fase Perjalanan Klinis DBD Bisa Selamatkan Nyawa
Batuk kering merupakan gejala umum dari berbagai penyakit, termasuk DBD. Pada kasus DBD, batuk kering dapat disertai dengan demam tinggi, nyeri dada, dan sesak napas.
3. Diare
Diare memang bukan gejala umum pada DBD, tetapi bisa terjadi pada beberapa orang. Diare terkait DBD biasanya cair dan berwarna hijau atau cokelat.
Baca juga : Ini Dampak Penderita DBD saat Terlambat Ditangani
4. Ruam kulit yang tidak biasa
Ruam pada DBD biasanya berupa bintik-bintik merah kecil di seluruh tubuh. Namun, pada beberapa orang, ruam bisa berupa memar, gatal-gatal, atau bahkan lepuh.
5. Pendarahan
Baca juga : Kewaspadaan Orangtua Kunci Keberhasilan Penanganan DBD pada Anak
Pendarahan ringan dari hidung, gusi, atau vagina bisa terjadi pada kasus DBD yang parah. Pendarahan ini bisa menjadi tanda komplikasi serius, seperti dengue shock syndrome.
"Jika Anda mengalami beberapa gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat," tegas Hany.
Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah DBD:
1. Hindari gigitan nyamuk
Gunakan kelambu saat tidur, pakai pakaian yang menutupi kulit, dan gunakan obat nyamuk.
2. Jaga kebersihan lingkungan
Bersihkan tempat penampungan air, buang sampah pada tempatnya, dan lakukan fogging secara rutin.
3. Tingkatkan imunitas tubuh
Konsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stres dengan baik.
Dengan mengenali gejala DBD yang jarang diketahui dan menerapkan tips pencegahan ini, Anda bisa melindungi diri dan keluarga dari penyakit berbahaya ini. (Z-1)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Ada tiga fase DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved