Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik infeksi dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta, Soroy Lardo, mengatakan masyarakat perlu memahami fase perjalanan klinis penyakit demam berdarah dengue (DBD) agar infeksi virus tidak menyebabkan perubahan imunitas dan menyelamatkan nyawa pasien.
"Demam berdarah ini paling penting dipahani fase perjalanan klinisnya. Ada tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat," kata Soroy, Selasa (16/7).
Soroy mengatakan memahami tiga fase klinis demam berdarah penting agar orangtua tidak terlambat membawa anak berobat ke rumah sakit dan menurunkan angka kematian yang sering kali diakibatkan kurangnya pemahaman tentang demam berdarah dengue.
Baca juga : Ini Dampak Penderita DBD saat Terlambat Ditangani
Tiga fase itu adalah fase pertama ketika pasien mengalami demam satu sampai tiga hari. Pada fase ini, kadar virus dalam darah cukup tinggi. Virus akan mengeluarkan zat ositokin yang mengaktivasi proses yang menyebabkan demam.
Pada fase ini, metabolisme tubuh meningkat menyebabkan kebutuhan cairan menjadi sangat tinggi sehingga hidrasi sangat diperlukan dan pemberian obat penurun demam.
Sementara, pada hari keempat dan kelima memasuki fase kritis, yang artinya ada proses infeksi virus di pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah menjadi bocor dan bisa menimbulkan shock yang dapat menyebabkan kematian.
Baca juga : Kewaspadaan Orangtua Kunci Keberhasilan Penanganan DBD pada Anak
Potensi pendarahan bisa berakibat pada gangguan organ seperti ke paru-paru, rongga perut dan lainnya. Infeksi virus ini juga dapat menyebabkan gejala bola mata, nyeri tulang belakang, nyeri sendi hingga gangguan pencernaan.
"Masa kritis ini yang berbahaya sebenarnya. Karena, pada saat itu, akan terjadi kebocoran pembuluh darah. Kalau fase kritis dilewati akan terjadi fase recovery, ketika virus di dalam tubuhnya akan menurun drastis, sistem respon imun akan membaik ini recovery," katanya.
Soroy juga mengatakan ketika anak demam di hari pertama disarankan untuk membawa ke rumah sakit untuk dirawat dan dilakukan tes NS1 di laboratorium untuk melihat potensi adanya virus dengue dalam darah.
Baca juga : Dosis Vaksin Dengue Harus Sesuai Agar Efektif Melawan DBD
Penurunan trombosit juga pasti terjadi maka perawatan lebih awal sangat diperlukan.
Jika perawatan dilakukan pada fase kritis, hal itu akan membuat kondisi pasien lebih cepat menurun dan dokter akan berusaha ekstra keras untuk menyeimbangkan kondisi agar tidak jatuh pada kondisi syok.
"Istirahat jadi kunci utamanya, kalau memungkinkan dari Puskesmas terdekat itu kan punya laboratorium pemeriksaan darah lengkap sederhana itu bisa dicek trombositnya berapa, kalau masih tinggi mungkin bisa dengan pemantauan ketat dari Puskesmas dengan kecukupan cairan yang memadai sesuai berat badan," ungkap dokter yang juga dosen di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta itu.
Soroy mengatakan peran nutrisi sangat diperlukan dalam upaya penyembuhan DBD. Selain cairan dan elektrolit, pasien dapat mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C dan Madu.
Untuk mencegah meningkatnya infeksi demam berdarah dengue adalah dengan mendapatkan vaksinasi DBD yang diberikan 3-6 bulan setelah terinfeksi yang dapat diberikan dari usia enam hingga 45 tahun dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). (Ant/Z-1)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved