Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DALAM kehidupan modern yang serba cepat dan sibuk, banyak dari kita sering kali mengabaikan kebiasaan-kebiasaan kecil yang sebenarnya memiliki dampak besar terhadap kesehatan. Kebiasaan-kebiasaan ini, jika tidak diubah, dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit kronis yang berbahaya. Berikut adalah enam kebiasaan yang sering disepelekan namun dapat meningkatkan risiko penyakit kronis.
1. Pola Tidur Berantakan
Tidak sedikit yang kekurangan waktu tidur berkualitas dengan berbagai macam alasan. Padahal, kualitas tidur yang baik dapat sangat membantu organ-organ tubuh kembali segar dan menguatkan sistem kekebalan.
Kurangnya waktu tidur tidak hanya berdampak pada kualitas tidur itu sendiri, tetapi juga mengurangi kesempatan bagi tubuh untuk melakukan pemulihan setelah beraktivitas seharian. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur berkepanjangan dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Oleh karena itu, menjaga jadwal tidur yang teratur dan cukup setiap malam adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Baca juga : Ketahui Pola Makan Untuk Pasien Diabetes yang Harus Dipatuhi
2. Pola Makan Tidak Sehat & Seimbang
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula sepertinya sudah menjadi pemandangan umum di masyarakat kita. Tingginya konsumsi gula ini diketahui dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Selain gula, tingginya konsumsi garam juga dapat berpengaruh buruk bagi tubuh karena berpotensi menyebabkan hipertensi, serangan jantung, hingga stroke.
Selain itu, kurangnya asupan sayur dan buah-buahan juga berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit kronis. Menjaga pola makan yang sehat dengan gizi seimbang, mengurangi konsumsi makanan olahan, serta meningkatkan asupan sayur dan buah adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko penyakit tersebut.
3. Buruk Dalam Mengelola Stres
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada jurnal BMJ Open pada tahun 2020 disebutkan bahwa ketidakmampuan dalam mengelola stres dapat memotong umur Anda rata-rata 2,5 tahun. Stres yang tidak terkelola dengan baik dapat mempengaruhi respon peradangan dalam tubuh dan meningkatkan risiko terkena kanker, penyakit jantung, hingga demensia.
Baca juga : Lima Sinergi Makanan untuk Mendapatkan Nutrisi yang Baik
Stres kronis menyebabkan pelepasan hormon kortisol yang berlebihan, yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan merusak organ-organ vital. Oleh karena itu, penting untuk belajar teknik-teknik manajemen stres seperti meditasi, olahraga, dan aktivitas relaksasi lainnya untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Masyarakat modern yang lebih banyak duduk bekerja di depan layar dan kurang bergerak juga berpengaruh pada semakin tingginya angka pengidap penyakit kronis belakangan ini. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penumpukan lemak tubuh, gangguan metabolisme, dan pembekuan darah.
Kurangnya gerak juga berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Oleh karena itu, penting untuk menyisipkan waktu untuk berolahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap hari, untuk meningkatkan kesehatan jantung, otot, dan sistem kekebalan tubuh.
Baca juga : Cegah Diabetes terhadap Anak Sejak Dini Lindungi Generasi Penerus Bangsa
5. Kebiasaan Merokok
Kandungan nikotin pada rokok dapat mempersempit pembuluh darah. Nikotin berpotensi membuat darah mengental sebelum akhirnya membeku, yang dapat menghambat aliran darah menuju jantung.
Selain itu, kebiasaan merokok juga merusak paru-paru dan meningkatkan risiko terkena penyakit paru-paru kronis seperti bronkitis dan kanker paru-paru. Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan asap rokok adalah langkah penting untuk mengurangi risiko penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
6. Terisolasi Secara Sosial
Terisolasi secara sosial bisa memicu berbagai reaksi tubuh termasuk kesepian. Para ahli mengatakan bahwa kesepian menyebabkan respons stres inflamasi di seluruh tubuh yang melemahkan sistem kekebalan dan merusak pertahanan Anda terhadap penyakit kronis.
Penelitian menunjukkan bahwa peradangan jangka panjang yang disebabkan oleh kesepian dapat menyebabkan perkembangan penyakit kardiovaskular, kanker, dan demensia. Oleh karena itu, menjaga hubungan sosial yang sehat dan aktif terlibat dalam komunitas adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Menjaga pola hidup sehat dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit kronis dan meningkatkan kualitas hidup. Perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dapat memberikan dampak besar pada kesehatan jangka panjang Anda. (P-5)
Sebenarnya karakter yang terbentuk di masa dewasa adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang dibangun sejak kecil.
BEBERAPA kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele bisa berdampak negatif pada fungsi otak kita dan mempercepat risiko pikun. Ini lima di antaranya.
Tanpa disadari lima kebiasaan ini dapat memicu penyakit kencing manis atau diabetes.
Seringkali, bangun di pagi hari dengan perasaan yang tidak enak tanpa alasan yang jelas bisa jadi akibat dari tidur yang kurang nyenyak di malam hari.
Memulai hari dengan kebiasaan sehat dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan dan umur panjang.
Pola hidup yang sehat mampu mengurangi dampak buruk paparan radikal bebas seperti penyakit kronis atau penuaan dini
Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma menilai kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi seluruh pihak dalam membangun kekompakan.
Gejala wasir bisa mencakup bab berdarah, nyeri saat duduk, dan teraba ada benjolan pada anus atau dubur.
DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah mengatakan pencegahan penyakit jantung koroner pada usia lanjut sebaiknya dilakukan sejak seseorang berusia 35-40 tahun ke atas.
Gerakan pola hidup sehat harus diterapkan sejak dini. Meningkatkan kesehatan generasi muda merupakan langkah strategis mewujudkan anak bangsa yang berdaya saing di masa depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved