Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LONJAKAN kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) semakin mengkhawatirkan belakangan ini di Indonesia. Dalam tiga bulan terakhir kasus tersebut telah mencapai 88.593.
Faktor utama yang menjadi pemicu lonjakan kasus ini adalah perubahan cuaca yang ekstrem. Fenomena cuaca tidak menentu, terutama dipengaruhi oleh El Nino, telah menciptakan suasana tidak terduga dengan hujan dan panas yang bergantian.
Perubahan musim dari hujan ke kemarau menjadi momen kritis yang memicu perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, faktor utama penyebab penyakit DBD, yang cenderung aktif pada udara yang lembab.
Baca juga : Ini Alasan Mengapa Anak Rentan Terkena DBD dibanding Orang Dewasa
Lantas daerah mana saja yang tinggi angka kasus DBD? Selengkapnya mari simak penjelasan berikut.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lima daerah dengan angka kasus DBD tertinggi di Indonesia adalah:
1. Kota Bandung: 3.468 kasus
Baca juga : Warga Palu Diimbau Waspadai Penyakit DBD
2. Kabupaten Tangerang: 2.540 kasus
3. Kota Bogor: 1.944 kasus
4. Kota Kendari: 1.659 kasus
Baca juga : Brimob Polda Lampung Gelar Fogging Gratis
5. Kabupaten Bandung Barat: 1.576 kasus
Selain peningkatan kasus, jumlah kematian akibat DBD juga mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Berikut adalah lima kabupaten/kota dengan angka kematian tertinggi akibat DBD pada tahun 2024:
1. Kabupaten Bandung: 29 kematian
Baca juga : Tiga Orang Meninggal akibat DBD di Kecamatan Astanajapura
2. Kabupaten Jepara: 21 kematian
3. Kota Bekasi: 19 kematian
4. Kabupaten Subang: 18 kematian
5. Kabupaten Kendal: 17 kematian
Dengan demikian penting untuk kita mengetahui lebih lanjut tindakan pencegahan dan gejala agar dapat menghindari penyakit tersebut.
Gejala DBD yang perlu diwaspadai meliputi mual danf muntah, nyeri perut, pendarahan, nadi melemah, dan produksi urin yang menurun. Penting untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala tersebut guna mendapatkan penanganan yang tepat waktu.
1. Rutin melakukan kerja bakti setidaknya 1 kali dalam seminggu.
2. Menerapkan prinsip 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang) untuk menghindari perkembangbiakan nyamuk.
3. Memastikan pembuangan sampah pada tempatnya agar tidak menjadi sarang nyamuk.
4. Menghindari adanya jentik nyamuk di sekitar permukaan air.
5. Melakukan fogging secara rutin untuk mengurangi populasi nyamuk.
Dengan penanganan yang tepat dan pencegahan yang efektif, diharapkan angka kasus DBD di Indonesia dapat ditekan, sehingga dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dapat diminimalkan. (Z-8)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Ada tiga fase DBD, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi, masyarakat harus memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved