Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kemenkes Berencana Bangun Pabrik Telur Nyamuk Wolbachia. Dimana Lokasinya?

M Iqbal Al Machmudi
17/1/2024 16:45
Kemenkes Berencana Bangun Pabrik Telur Nyamuk Wolbachia. Dimana Lokasinya?
Sampel nyamuk berisi telur Wolbachia.(Antara)

DIREKTUR Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pihaknya berencana membangun pabrik telur nyamuk wolbachia.

"Kita kan sekarang ini yang sudah punya kapasitas produksi untuk wolbachia itu ada di lab UGM, Yogyakarta sekitar mungkin 8 juta telur per minggu. Kemudian di labkesmas Salatiga Jawa Tengah juga sekitar juga 7-8 juta telur per minggu," kata Maxi dalam diskusi publik di Manhattan Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (17/1).

Wolbachia adalah bakteri alami yang ada di dalam tubuh beberapa serangga seperti lalat buah, kupu-kupu, hingga ngengat. Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel serangga karena tidak memiliki mekanisme untuk mereplikasi dirinya sendiri tanpa bantuan serangga sebagai inangnya.

Baca juga : Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD di Yogyakarta

Selain tidak dapat bertahan hidup di lingkungan luar sel inang, wolbachia tidak dapat berpindah ke serangga lain atau manusia, dan wolbachia bukan merupakan rekayasa genetika oleh para ilmuwan. Teknoloi wolbachia hidup dalam sel serangga dan dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya melalui telur.

"Teknologi wolbachia di Yogyakarta sudah ada hasil. Jadi sampai saya sampaikan insidensnya turun, kapasitas untuk perawatan rawat inap, menurun sekitar 60%," ungkapnya

Baca juga : Pakar UGM: Nyamuk Wolbachia Aman dan Bukan Hasil Rekayasa Genetik

Saat ini ia juga melihat kapasitas produksi telur nyamuk wolbachia masih terbatas. (Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya