Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DINAS Kesehatan Kota Yogyakarta mengungkapkan hingga Februari ini hanya tercatat terjadi 9 kasus demam berdarah (DBD) dan tidak terjadi kematian akibat penyakit tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Yogyakarta pada Selasa (20/2) mengungkapkan jumlah kasus DBD di Kota Yogyakarta mengalami kecenderungan penurunan sejak menerapkan teknologi wolbachia.
Menengok data sepanjang 2023, total kasus DBD di Kota Yogyakarta mencapai 88 kasus. Lalu, menurun drastis jika dibandingkan periode 2016 yang mencapai 1.705 semenjak wolbachia muncul.
Baca juga : Kemenkes Berencana Bangun Pabrik Telur Nyamuk Wolbachia. Dimana Lokasinya?
Meski demikian, Lana meminta masyarakat tetap waspada. "Ini hasil yang sudah bagus, (tapi) tetap menjadi kewaspadaan kita semua. Masyarakat tetap harus memperhatikan (kebersihan) lingkungan," kata dia.
Dikatakan, populasi nyamuk Aedes aegypti yang jadi penyebab timbulnya penyakit DBD, tidak bisa dimusnahkan. Namun, karena sebagian besar nyamuk telah mengandung bakteri wolbachia, penyakit DBD bisa dihilangkan.
Menurut Lana, hasil pemantauan terbaru dari Tim Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM), dia menyebutkan cakupan populasi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di masing-masing kecamatan (kemantren) di Yogyakarta sudah mencapai di atas 90 persen.
Baca juga : Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD di Yogyakarta
Dengan tingginya populasi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia serta rendahnya kasus DBD di Kota Yogyakarta, upaya pemberantasan DBD sejak Januari hingga Februari 2024 belum membutuhkan fogging atau pengasapan.
Lana mengingatkan masyarakat agar tetap menggencarkan gerakan 3M pada saat musim hujan seperti sekarang ini untuk benar-benar mencegah penyakit DBD. (Z-6)
Baca juga : Beda dengan Sri Lanka, Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia Lebih Efektif dan Aman
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus demam berdarah dengue (DBD)
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan dari virus dengue lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
PENDERITA demam berdarah dengue (DBD) harus segera ditangani. Apa saja dampaknya jika pasien DBD terlambat ditangani?
Ancaman tersebut mulanya ada di wilayah tropis dan subtropis di Amerika. Bahkan pada tahun 2005 lebih dari 500 orang di wilayah tersebut terkena virus oropouche.
Pemerintah Brasil baru-baru ini mengumumkan kematian dua wanita di bawah usia 30 tahun akibat virus Oropouche.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengeluarkan epidemiological alert atau kewaspadaan epidemiologik akibat virus oropouche (OROV).
Kematian pertama akibat virus Oropouche, penyakit kurang dikenal yang disebarkan melalui gigitan nyamuk dan agas yang terinfeksi ini, telah dicatat di Brasil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved