Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMERINTAH Brasil baru-baru ini mengumumkan kematian dua wanita di bawah usia 30 tahun akibat virus Oropouche.
Salah satu penyebab penularan virus ini adalah gigitan serangga, termasuk nyamuk Culex quinquefasciatus. Apa itu nyamuk Culex quinquefasciatus? Simak penjelasannya.
Nyamuk Culex quinquefasciatus, disebut juga nyamuk rumah atau nyamuk kuda, merupakan salah satu spesies nyamuk yang termasuk dalam genus Culex.
Baca juga : Kematian Pertama karena Virus Oropouche, Berikut Fakta terkait Hal Ini
Nyamuk ini menyebar luas di berbagai belahan dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis. Culex quinquefasciatus juga dikenal sebagai vektor berbagai penyakit sehingga berdampak besar terhadap kesehatan manusia.
Ciri fisik dari culex quinquefasciatus ialah berukuran kecil hingga sedang, dengan panjang tubuh sekitar 4 hingga 6 mm.
Nyamuk ini mempunyai warna coklat gelap dengan pola belang-belang pada sayap dan kaki mereka sering kali memiliki garis-garis putih atau abu-abu, dan antena serta belalainya (proboscis) mereka cukup panjang.
Baca juga : Picu Kematian 2 Perempuan di Brasil, Berikut Menarik tentang Virus Oropouche
Nyamuk culex quinquefasciatus umumnya berkembang biak di lingkungan yang memiliki air tergenang dan kotor.
Tempat berkembang biak mereka meliputi kolam, genangan air, parit, waduk, dan bahkan wadah-wadah kecil yang menampung air seperti pot bunga atau kaleng.
Nyamuk ini memiliki kebiasaan menggigit terutama pada malam hari dan saat menjelang fajar sekitar pukul 20.00 hingga 02.00 dini hari. Gigitan nyamuk ini bisa menyebabkan rasa gatal dan iritasi pada kulit manusia.
Baca juga : Jumlah Kasus DBD di Bengkulu Terus Meningkat
Culex quinquefasciatus dikenal sebagai vektor berbagai penyakit, baik pada manusia maupun hewan. Berikut ini beberapa penyakit yang ditularkan oleh nyamuk culex quinquefasciatus.
Penyakit ini disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Filariasis dapat menyebabkan pembengkakan ekstrem pada anggota tubuh, dikenal sebagai elephantiasis.
Sebuah virus dari famili Peribunyaviridae yang dapat menyebabkan demam Oropouche, gejala mirip flu, dan kadang-kadang dapat menimbulkan wabah kecil di daerah endemis.
Baca juga : Mengenal Lebih Penyakit DBD dan Apa Penyebabnya?
Meskipun tidak selalu menular melalui Culex quinquefasciatus, beberapa spesies Culex, termasuk Culex quinquefasciatus, dapat menyebarkan virus ini yang dapat menyebabkan penyakit neurologis serius pada manusia.
Pengendalian populasi Culex quinquefasciatus penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang mereka bawa. Berikut ini adalah eberapa langkah pengendalian dan pencegahan, di antaranya:
Mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk dengan menghilangkan atau mengelola genangan air di sekitar rumah.
Aplikasi insektisida pada area yang berpotensi menjadi habitat nyamuk dapat membantu mengurangi populasi mereka.
Menggunakan repelan serangga dan mengenakan pakaian yang menutupi kulit saat berada di area yang berisiko dapat mengurangi kemungkinan gigitan nyamuk.
Menggunakan jaring nyamuk di jendela dan tempat tidur dapat mengurangi kontak langsung dengan nyamuk, terutama di malam hari. (Z-10)
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Ancaman tersebut mulanya ada di wilayah tropis dan subtropis di Amerika. Bahkan pada tahun 2005 lebih dari 500 orang di wilayah tersebut terkena virus oropouche.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengeluarkan epidemiological alert atau kewaspadaan epidemiologik akibat virus oropouche (OROV).
Kematian pertama akibat virus Oropouche, penyakit kurang dikenal yang disebarkan melalui gigitan nyamuk dan agas yang terinfeksi ini, telah dicatat di Brasil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved