Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEKELOMPOK warga Kota Bandung yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Nyamuk (AMAN) berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) Jabar. Mereka memprotes pemerintah yang memaksakan menyebarkan nyamuk Wolbachia di Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Dalam aksinya, mereka memasang spanduk-spanduk berisi protes penyebaran nyamuk, yang diklaim pemerintah dapat mengantisipasi perkembangan nyamuk penyebab demam berdarah tersebut. Mereka beranggapan penyebaran nyamuk ini sudah meresahkan masyarakat dan bisa berujung pada tindak kriminal.
Mereka meminta Menteri Kesehatan (Menkes) menangkap kembali nyamuk-nyamuk yang sudah disebar tersebut, untuk kemudian diisolasi di rumah Menkes saja.
Baca juga: Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD di Yogyakarta
Ketua Majelis Adat Sunda, Ari Mulia Subagja saat melakukan aksi Senin (18/12), mengatakan kedatangan warga ini untuk menyampaikan aspirasi menolak penyebaran nyamuk wolbachia di sejumlah titik di wilayah Jabar, khususnya Kota Bandung.
“Kita harus menolak penyebaran nyamuk Wolbachia ini demi kemaslahatan bersama," ujar Ari Mulia Subagja.
Aksi ini diikuti sejumlah komunitas seperti Majelis Adat Sunda, Southland, Tentara Langit dan sejumlah masyarakat Kecamatan Ujungberung dan lainnya. Seperti diketahui sejak beberapa bulan lalu, pemerintah sudah melepaskan jutaan telur nyamuk di daerah Ujungberung, Kota Bandung. Padahal warga setempat belum mendapatkan sosialisasi mengenai program pelepasan nyamuk tersebut.
Baca juga: Warga Kupang Tolak Penyebaran Wolbachia, si Nyamuk Berdasi
Menurut Ari, aksi ini adalah sebuah aksi damai, untuk meminta penjelasan mengenai program penyebaran nyamuk Wolbachia. Mestinya program ini tidak dilakukan, karena tetap yang menjadi bahan percobaan adalah masyarakat.
“Karena ada beberapa contoh negara yang sudah disebarkan nyamuk ini, seperti Singapura. Memang awalnya DBD berkurang, namun setelah empat tahun, kasus DBD malah naik hingga 200 persen. Belum lagi dampak ekologi alam yang terganggu,” ungkapnya.
Sementara itu Mantan Menkes Siti Fadilah Supari di Kota Bandung beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa proyek nyamuk wolbachia ini semestinya tidak dilaksanakan di Indonesia.
“Masa rakyat kita mau dijadikan eksperimen, padahal banyak hal dari penelitian ini yang belum terungkap faktanya di lapangan, harusnya pemerintah berpikir lebih jernih,” terangnya.
Membatalkan proyek ini kata Siti Fadilah akan jauh lebih baik, karena yang akan jadi korban tetap rakyat Indonesia. Harusnya semua pihak lebih nasionalis untuk melaksanakan program kesehatan.
(Z-9)
DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menegaskan peningkatan kasus DBD bukan karena teknologi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
Masyarakat diminta juga untuk memerhatikan kondisi lingkungan tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
TEKNOLOGI wolbachia dianggap sebagai trobosan untuk pengentasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di hulu. Terobosan riset tersebut memetakan multifaktor penyebab dengue
Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.
DIREKTUR Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pihaknya berencana membangun pabrik telur nyamuk wolbachia.
Dinkes DKI Jakarta akan menyebarkan nyamuk wolbachia untuk menangani penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta.
KEMENTERIAN Kesehatan RI mencatat pada 1 Maret 2024 terdapat hampir 16.000 kasus demam berdarah dengue (DBD atau dengue) di 213 kabupaten/kota di Indonesia dengan 124 kematian.
Kemenkes menegaskan tak ada hubungan antara penyebaran nyamuk wolbachia dengan tingkat keganasan nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Penyebaran penyakit demam bedarah saat ini banyak terjadi karena musim penghujan belum mereda. Banyak korban berjatuhan dan yang paling perlu diwaspadai ialah anak-anak.
Pengobatan demam berdarah berfokus pada tindakan konvensional meredakan gejala dan mencegah komplikasi seperti istirahat yang cukup, mencukupi kebutuhan cairan tubuh
Cuaca panas/terik dan hujan yang tak menentu dalam sebulan hari terakhir berpotensi meningkatkan kasus demam berdarah dengue (DBD). Pemberantasan sarang nyamuk harus terus dilakukan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved