Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menyatakan cuaca panas/terik dan hujan yang tak menentu dalam sebulan hari terakhir berpotensi meningkatkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di masyarakat. Oleh sebab itu pemberantasan sarang nyamuk harus terus dilakukan dan tidak perlu menunggu adanya kerja bakti.
“Kondisi cuaca tersebut dapat meningkatkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk Aedes Aegypti, penyebar virus DBD. Dari perspektif epidemiologi, hujan yang konsisten setiap hari lebih diinginkan karena menggantikan air yang lama dengan yang baru,” jelasnya kepada Media Indonesia pada Minggu (24/3).
Dalam kesempatan tersebut Imran menyoroti peningkatan jumlah kasus DBD di Indonesia pada tahun 2024. Pada tanggal 18 Maret 2024, jumlah kasus mencapai 35.556, dengan enam provinsi menyumbang kasus terbanyak yang berada di wilayah Sumatera dan Jawa.
Baca juga : Peningkatan Kasus DBD Disebabkan Belum Terkendalinya Vektor, Salah Satunya Nyamuk
"Total kematian akibat DBD hingga minggu ke-11 tahun 2024 telah mencapai 290 jiwa. Jika dibandingkan dengan sebaran kasus DBD di Indonesia kumulatif Tahun 2023, terdapat 114.720 kasus DBD dengan sebaran kematian sebanyak 894 jiwa,” jelasnya.
Imran menjelaskan bahwa Kemenkes RI telah menerapkan beberapa langkah strategis dalam upaya pemberantasan penyakit DBD salah satunya dengan mewujudkan surveilans dengue secara data seketika melalui pengembangan SIARVI (Sistem Informasi Arbovirosis), membentuk Tim Gerak Cepat dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan sistem kewaspadaan dini KLB.
Sementara itu, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan sangat perlu dibenahi secara maksimal terkait bentuk sosialisasi teknologi nyamuk wolbachia kepada masyarakat agar penolakan dan resistensi masyarakat dapat dikendalikan dengan baik sehingga dapat mencegah kasus DBD ke depan.
Baca juga : Sekelompok Warga Bandung Demo Tolak Penyebaran Nyamuk Wolbachia
“Ini sangat penting dan merupakan suatu hal utama dalam kesuksesan program, kalau memang ingin dijalankan. Selain itu, sejak sekarang perlu diantisipasi tentang aspek logistik yaitu pengadaan nyamuk ber-Wolbachia ini dalam jumlah yang besar. Tanpa persiapan logistik, maka hasil tidak akan tercapai optimal,” ujarnya
Lebih lanjut Prof Tjandra menjelaskan langkah-langkah upaya untuk mengendalikan kasus DBD meliputi tiga hal yakni mulai dari lingkungan, vektor (nyakuk) dan ketahan tubuh manusia.
“Secara rutin masyarakat harus menjaga lingkungan dari genangan air sebab air tergenang bisa berpotensi menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk. Hal itu harus terus digencarkan melalui gerakan 3M yakni membuang, mengubur dan mendaur ulang,” ujarnya.
Baca juga : Pemkot Bandung Lepas 308 Ember Telur Nyamuk Wolbachia
“Selain itu pemerintah harus terus mengendalikan vektor dengan menggunakan teknologi nyamuk wolbachia dan tentunya meningkatkan vaksinasi bagi masyarakat untuk memperkuat daya tahan tubuh,” lanjutnya.
Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan penyediaan fasilitas kesehatan untuk menangani kasus DBD yang angkanya mulai signifikan meningkat. Dikatakan bahwa berbagai obat-obatan dan fasilitas pendukung rumah sakit harus segera dipenuhi guna mencegah adanya peningkatan pasien DBD.
“Berbagai dinas kesehatan dan direktorat rumah sakit agar menyediakan obat-obatan, ruang dan cadangan cairan infus untuk kasus DBD. Lalu pastikan masyarakat dapat menjaga lingkungan rumah, sekolah dan bekerja agar jangan ada genangan air yang berpotensi menjadi tempat perkembangan nyamuk,” ungkapnya. (Dev/Z-7)
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Cukup tidur juga dapat memperbaiki jaringan kulit wajah karena penyerapan produk yang Jelita gunakan (skincare, vitamin) menjadi lebih maksimal dan efektif.
Salah satunya ada di Bogor yang memiliki banyak wisata alam, seperti gunung dan curug. Saat cuaca panas, biasanya banyak wisatawan yang memilih untuk liburan ke curug.
Sedikitnya 2 hektare lahan di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, hangus terbakar akibat cuaca panas.
Perusahaan teknologi di Jepang, memperingatkan perangkat digital seperti smartphone dan komputer dapat mengalami kerusakan serius akibat panas ekstrem selama musim panas.
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved