Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DEMAM berdarah dengue (DBD) adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat dan merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang besar.
Tingginya tingkat penyebaran dan kematian akibat dengue di Indonesia, mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes), PT. Takeda Innovative Medicines (Takeda), dan PT Bio Farma (Bio Farma) menjalin komitmen bersama dalam penerapan upaya yang berkesinambungan untuk menanggulangi kasus dengue di Indonesia.
Kemenkes mencatat, dalam 47 pekan tahun 2023 (periode Bulan Januari – November), terdapat 83.302 kasus DBD di 465 Kab/Kota di 34 Provinsi dengan angka kematian 574 kasus.
Baca juga: Masyarakat harus Waspdai Ancaman DBD di tengah Musim Hujan
Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS, mengemukakan, “Untuk dapat menekan angka kejadian dengue di Indonesia, diperlukan pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis."
"Untuk itu, kami melihat penguatan sistem dan data menjadi kunci yang akan dapat mengantarkan kita kepada tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030," jelas dr.Maxi.
"Tapi tentunya hal ini tidak lepas dari perlunya sinergi yang kuat antara berbagai pihak, baik pemerintah, maupun sektor swasta.” ucapnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenkes telah meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) pada bulan Februari 2023 lalu.
Baca juga: 50% Pasien Dengue Tidak Merasakan Gejala
Aplikasi SIARVI akan menjadi alat bantu kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan surveilans dengue dan Arbovirosis lainnya yang dapat menampilkan data real time.
Selain memperkuat pengumpulan dan validasi data persebaran dengue di Indonesia, diperlukan juga intervensi inovasi guna menurunkan angka kejadian dengue.
Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht,
“Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini, belum ada obat yang spefisik untuk menyembuhkan dengue. Oleh karena itu, Takeda berkomitmen untuk memerangi dengue dengan membuka akses yang luas terhadap inovasi pencegahan dengue," jelas Andreas.
"Dalam hal ini, kami turut menggandeng Bio Farma sebagai mitra, untuk bersama-sama melindungi lebih banyak masyarakat dari bahaya dengue.” ujar Andreas.
Baca juga: Sekelompok Warga Bandung Demo Tolak Penyebaran Nyamuk Wolbachia
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menyampaikan bahwa salah satu program yang mendukung pencapaian ‘nol kematian akibat dengue 2030’ adalah Program Vaksinasi DBD yang diluncurkan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) pada tanggal 12 November 2023 lalu.
“Kami sangat antusias menjalankan program yang bersejarah ini, di mana ini merupakan pertama kalinya program vaksinasi untuk DBD dilakukan di Indonesia, dan sebanyak lebih dari 19.000 dosis kami alokasikan untuk Kaltim," jelas Shadiq.
"Kami melihat ini adalah sebuah momentum bagi Indonesia untuk menurunkan angka kasus DBD dan mendekati tujuan ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030,” paparnya
Provinsi Kaltim merupakan salah satu daerah endemik dengue di Indonesia dengan beban yang tinggi.
Pada tahun 2022, mengalami peningkatan kasus hampir di 10 Kabupaten/Kota dengan IR 58,2 / 100.000 dan CFR sebesar 0,66% yang masih jauh dari target pemerintah dalam menurunkan beban dengue hingga IR <10/100.000.
Baca juga: Butuh Inovasi Pencegahan Endemik Dengue di Kaltim
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim,dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ, M.Kes, MARS, mengatakan,“Kami sangat menyambut baik kerja sama inovasi dalam pencegahan dengue, untuk menurunkan angka kejadian dengue di masyarakat."
"Kami bangga dapat menjadi perintis dalam melakukan program vaksinasi DBD yang akan diberikan kepada 9.800 anak SD/MI kelas 3, 4, dan 6 di dua wilayah yaitu Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah," ucap dr.Jaya.
"Hal ini kami lakukan mengingat berdasarkan data, angka kematian akibat dengue di Kalimantan Timur lebih banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah,” jelasnya. (RO/S-4)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Dosis lengkap dari vaksin DBD Vaksin diberikan sebanyak dua dosis dengan jarak waktu tiga bulan.
Vaksinasi akan melengkapi upaya pencegahan DBD. Langkah ini juga bermanfaat untuk menekan beban biaya kesehatan.
Jumlah kasus DBD dan angka kematiannya meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.
PEMERINTAH belum belum menjadikan vaksinasi penyakit Dengue (DBD) sebagai keharusan untuk program pencegahan DBD bagi masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved