Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Perhimpunan Aritmia Indonesia (Peritmi) dr Sunu Budhi Raharjo SpJP (K) PhD mengatakan pusing saja bisa menjadi salah satu gejala aritmia selain indikasi lainnya seperti pingsan dan jantung berdebar.
"Pusing saja bisa merupakan gejala aritmia, kemudian pingsan menjadi satu gejala paling sering kami temukan karena sebab aritmia. (Gejala) yang paling sering itu berdebar dan paling ditakutkan aritmia menyebabkan henti jantung," kata Sunu, di Jakarta, Selasa (29/8).
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang dapat berupa denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur dan ini bisa berakibat fatal yaitu terjadi stroke dan gagal jantung apabila tidak segera mendapatkan penanganan.
Baca juga : Anak Muda Bisa Terkena Penyakit Jantung Jika Hidup tidak Sehat
Menurut Sunu, aritmia jadi penyebab paling sering kondisi henti jantung, yakni 88%, seperti pernah dialami pesepakbola asal Denmark Christian Eriksen saat bertanding melawan Finlandia pada Juni 2021.
Dalam menghadapi kondisi itu, maka bantuan hidup dasar menjadi utama bagi pasien yakni berupa serangkaian upaya awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan atau sirkulasi.
"Masalahnya henti jantung sering tidak bisa diprediksi sehingga terapi yang bisa membantu seseorang untuk bertahan menjadi sangat penting," kata Sunu.
Baca juga : Gangguan Jantung Aritmia pada Anak Bisa Berakibat Kematian
Pada kesempatan sama, Dewan Penasehat Peritmi Dr dr Dicky Armein Hanafy SpJP (K) FIHA FAsCC menyebutkan data pada 2023 menunjukkan prevalensi aritmia secara umum sekitar 1,5%-5% pada populasi global.
Kemudian, aritmia yang paling sering terjadi yakni fibrilasi atrium (FA) dengan prevalensi global mencapai 46,3 juta kasus dan diperkirakan pada 2050 prevalensi FA akan terus meningkat hingga mencapai 72 juta kasus di Asia (di Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta).
Berbicara gejala, kata Dicky, orang dengan aritmia biasanya menunjukkan gejala seperti jantung berdetak cepat dari normal (takikardia), jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia), pusing, pingsan, cepat lelah, sesak napas, dan nyeri dada.
Baca juga : Kenali Detak Jantung Sehat
Aritmia bisa terjadi pada siapa saja, sering muncul secara sporadis dan pada sebagian kecil pasien karena bawaan.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang untuk terkena penyakit aritmia yaitu faktor usia, penyakit jantung koroner dan penggunaan narkoba atau zat-zat tertentu.
Juga, konsumsi alkohol berlebihan, mengonsumsi obat-obat tertentu, merokok dan mengonsumsi kafein berlebihan.
Baca juga : CVSKL Lakukan Prosedur MitraClip™ untuk Atasi Masalah Regurgitasi Katup Mitral Jantung
Dicky mengatakan penanganan aritmia dapat dilakukan dengan tindakan kateter ablasi yaitu tindakan untuk detak jantung yang tidak teratur dan terlalu cepat dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah ke jantung.
Tindakan itu memiliki angka keberhasilan tinggi sehingga jadi pilihan pertama. Adapun pemberian obat-obatan hanya dapat meredam kemunculan aritmia, tetapi, tidak menyembuhkannya.
Penanganan aritmia pun bisa dengan pemasangan alat implantable cadioverter defibrillator (ICD) guna mencegah kematian jantung mendadak.
Baca juga : Generasi Muda Banyak yang Mengalami Serangan Jantung, Apa Penyebabnya?
Fungsi ICD pada dasarnya untuk mengembalikan fungsi jantung dengan cara memberikan kejut listrik ketika terjadi gangguan irama jantung.
ICD adalah alat berukuran kecil yang ditanam di dalam dada untuk mengembalikan irama jantung tidak normal. Perangkat ICD mempunyai baterai yang dapat bertahan hingga 8 tahun, bergantung pada frekuensi kerja alat tersebut. (Ant/S-2)
Baca juga : Obat Herbal Dipastikan bukan Solusi Atasi Serangan Jantung
Penyebab penyakit jantung secara umum dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yakni kelompok umur muda di bawah 40 tahun dan kelompok umur tua di atas 40 tahun.
Kelainan jantung bawaan dan kelainan jaringan kolektif yang menimbulkan masalah seperti jantung bocor atau pembuluh darah mudah robek lebih banyak ditemukan pada orang berusia 20-an tahun.
Masalah irama jantung atau aritmia biasanya ditandai dengan gejala jantung berdebar tanpa alasan dan dalam keadaan tubuh tidak sedang beraktivitas.
HENTI jantung mendadak (sudden cardiac arrest) adalah keadaan saat aktivitas jantung mendadak terhenti akibat gangguan irama Jantung dan dapat menyebabkan kematian.
PEMERINTAH menyasar minuman berpemanis dalam kemasan sebagai objek cukai baru. Ini mencakup minuman yang mengandung gula, pemanis alami, hingga pemanis buatan.
Kim Seon-ho diketahui mengikuti jejak kebiasaan jalan kaki setiap hari untuk menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung
ORANG yang mengalami kecanduan judi online bisa diberikan tata laksana awal secara komprehensif dan pencegahan untuk kekambuhannya.
Saat ini jumlah dokter yang ada di Sumbar baru berjumlah 4.897 orang, sementara berdasarkan data BPS Tahun 2023, jumlah penduduk Sumbar sebanyak 5.757.205 jiwa.
"Kita juga tidak berani mengatakan itu penyebab kematian, tapi juga tidak bisa bilang bukan karena itu."
AIPKI turut mengambil sikap mengenai pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Unair Prof. Budi Santoso. Para dekan FK yang bernaung di bawah AIPKI menyesalkan keputusan itu.
PEMERINTAH Korea Selatan mengeluarkan perintah kembali bekerja bagi para dokter pada Selasa (18/6).
Jumlah mahasiswa baru yang diterima UGM lewat jalur SNBT sebanyak 2.830 orang yang merupakan hasil seleksi dari jumlah pendaftar yang mencapai 91.926 orang peserta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved