Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOSEN Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Abdul Rauf Muhammad Amin mengemukakan bahwa hijrah yang dilakukan seseorang harus memiliki pemaknaan yang kontekstual. Oleh karena itu, menurut dia, hijrah tidak bisa dipandang secara hitam putih.
Misalnya, dengan mengartikannya sebagai perpindahan tempat semata. Hijrah itu harus substansial, bisa membawa pelakunya dari keburukan pada kebaikan.
"Tapi, itu sekali lagi tergantung pada cara berpikir. Terkadang anak-anak milenial itu memaknai hijrah perspektif yang konservatif," kata Rauf seperti dilansir Antara di Jakarta, Senin.
Menurut dia, penggunaan istilah hijrah saat ini menjadi cukup tenar, khususnya di kalangan generasi muda atau dikenal dengan istilah hijrah milenial.
Dia menjelaskan kalangan generasi muda berusaha mengaitkan hijrahnya Rasulullah SAW dengan upaya pribadinya dalam peningkatan pengamalan agama. Namun, banyak justru generasi muda yang salah kaprah menafsirkan makna hijrah.
"Terminologi hijrah dalam Islam harus dimaknai secara kontekstual. Maksudnya adalah bahwa hijrah itu harus mengakomodasi tiga hal, yakni wahyu, akal pikiran, dan realitas," ujarnya.
Menurut Rauf, kalau seseorang bisa mengombinasikan tiga hal tersebut untuk memahami Islam maka akan sangat powerfull untuk memperbaiki kualitas keagamaan.
Oleh karena itu, menurut dia, hijrah juga harus dimaknai sebagai perjalanan spiritual dan mentalitas sehingga dapat membawa seseorang memahami konsep moderasi beragama.
"Hijrah itu adalah perubahan pola pikir dari Islam yang radikal dan ekstrem, menjadi Islam yang moderat. Islam yang moderat itu yang sebenarnya dikehendaki dalam Islam, ini yang membutuhkan narasi-narasi yang sustainable agar bisa mengurangi terjadinya tren radikalisme," ujarnya.
Baca juga: Hak Anak untuk Memperoleh Pendidikan Bermutu belum Terpenuhi
Rauf menekankan urgensi agar generasi muda tidak melakukan klaim kebenaran atau truth claim karena hal itu sebenarnya menunjukkan kurangnya ilmu di dalam memahami Islam.
Dia menyarankan agar memperbanyak belajar sehingga bisa mengontekstualisasikan Islam dalam kehidupan nyata. Dia juga menyoroti pentingnya mendapatkan panduan beragama yang valid dan aman, yaitu dengan mempelajari rekam jejak dari dai yang diikuti, apakah moderat atau tidak.
"Sangat disayangkan apabila dai yang kita jadikan panutan justru mengajarkan intoleransi yang sebenarnya jauh dari nilai-nilai keislaman itu sendiri. Beredarnya banyak kajian di internet yang di isi oleh beragam dai seharusnya membuat kita menjadi lebih selektif dalam mencari pelajaran agama," katanya.
Dia menambahkan, kesalahan dalam memilih guru bisa membentuk dan mengonstruksi pemahaman beragama menjadi pemahaman yang radikal. Rauf menilai kalau hanya belajar di internet maka sangat potensial untuk melenceng dari pemahaman beragama yang sebenarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa para dai juga memiliki peranan penting dalam memahamkan hijrah secara benar pada masyarakat dan juga harus bisa menjadi sosok yang solutif dalam menjawab berbagai permasalahan umat.
"Dai yang berhasil melakukan kontekstualisasi Islam adalah yang dapat menjadi penolong di tengah sempitnya pemahaman beragama," katanya.
Menurut dia, seorang dai memiliki dua poin yang harus dikerjakan, yaitu pertama, memperbaiki diri dan pemahamannya. Kedua, harus menarasikan pemikiran dan pemahaman yang baik kepada masyarakat.
"Termasuk para dai ini sebenarnya punya dua problem. Di samping dia harus memperbaiki diri dan pemahamannya, dia juga harus menarasikan pemikiran dan pemahaman yang baik kepada masyarakat," ujarnya.
Dia mengingatkan bahwa seorang dai jangan sampai menjadi bagian dari masalah, tapi justru harus bisa jadi solusi dari persoalan. (Ant/I-2)
Semangat hijriah harus diisi dengan multi kesalehan individual secara vertikal kepada Allah dan kesalehan secara horizontal kepada sesama manusia
Beraneka produk industri halal dipamerkan dalam perhelatan kali ini. Di antaranya halal fashion, halal food dan kuliner, halal travel, property syariah, dan financial technology syariah,
Momentum Tahun Baru Hijriah ini juga harus diilhami dengan semangat persatuan bangsa.
Makna hijrah adalah konsistensi pada perjuangan yang menghargai proses.
Ketika hijrah dimaknai sebagai perubahan dari satu kondisi menjadi kondisi yang lebih baik, maka hal itu patut disambut dengan baik.
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Hadirnya perlindungan kesehatan lengkap yang terjangkau menjadi semakin dibutuhkan, mengingat biaya medis yang terus meningkat.
KENYAMANAN dalam bekerja menjadi faktor penting yang diperhatikan generasi Z dan milenial. Jessica Casey Jaya dari Apiary Academy, ekosistem yang memfasilitasi pertumbuhan karier dan bisnis
Laporan Pinhome menyebut bahwa preferensi dan tingkat kemampuan finansial generasi milenial umumnya pada segmen harga rumah menengah ke bawah.
Secara umum, kebanyakan responden tidak memiliki kredit, didominasi oleh Generasi Z (70%) dan Generasi X (60%). Sementara itu, sebanyak 45% Milenial memiliki kredit seperti kartu kredit.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) bersama PT Mastercard Indonesia melakukan revamp Kartu Kredit BNI Mastercard Titanium dengan fokus pada segmen generasi milenial dan Z.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved