Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Sekretaris Jenderal Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dr. Djoko Wibisono, Sp,PD-KGH menganjurkan masyarakat juga untuk memeriksa tekanan darah secara rutin di rumah, selain di rumah sakit, untuk memantau kondisi kesehatan.
Djoko, saat ditemui di Jakarta, Jumat, menilai saat ini sudah ada alat pengukur tekanan darah dengan harga terjangkau supaya masyarakat bisa memantau kesehatan mereka di rumah.
Berdasarkan pengalamannya selama praktik, Djoko melihat ada pasien yang merasa gugup ketika memeriksakan diri ke dokter sehingga tekanan darahnya tinggi. Padahal ketika diukur dengan alat yang dimiliki pasien di rumah, tekanan darah tidak tinggi. "Jadi nggak ada salahnya (memiliki alat pengukur tekanan darah sendiri)," kata Djoko.
Ketua InaSH dr. Erwinanto, Sp.JP(K), FIHA mengatakan mengukur tekanan darah secara rutin memang dianjurkan. Dengan mengukur tekanan darah secara rutin, diharapkan masyarakat pun lebih sadar untuk melakukan usaha menurunkannya jika perlu. “Mengukur tekanan darah dapat dilakukan di rumah atau di pelayanan kesehatan. Ulangi pemeriksaan tekanan darah setidaknya setiap tahun jika tekanan darah terukur 130-139/85-89 mmHg," kata Erwinanto.
Seseorang yang memiliki tensi darah 130-139/85-89 mmHg, menurut Erwinanto, berisiko mengalami hipertensi di masa mendatang.
Erwinanto mengutip sebuah penelitian bahwa risiko seseorang mengalami hipertensi 2 tahun ke depan adalah 40 persen jika tekanan darah 130-139/85-89 mmHg. Jika tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, risiko yang mengintai adalah penyakit jantung, stroke, gagal ginjal yang jauh lebih besar dibandingkan mereka dengan tekanan darah lebih rendah.
Jika memiliki tekanan darah 130-139/85-89 mmHg, Erwinanto menganjurkan pasien untuk berolahraga teratur, menurunkan berat badan, menjauhi rokok dan melakukan diet rendah garam.
Jika pasien memiliki tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, dokter akan memutuskan apakah pasien perlu mendapatkan terapi obat. (Ant/OL-12)
Kalau tekanan darah normal, kemungkinan untuk mengalami serangan jantung menjadi lebih kecil.
DOKTER spesialis jantung menganjurkan untuk meminum obat penurun hipertensi sesuai dosis per hari sampai tekanan darah normal (di bawah 140 per 90 mmHg).
Donor darah memiliki peran penting dalam dunia medis. Selain bisa menyelamatkan nyawa orang lain, donor dari juga bisa meningkatkan kesehatan bagi diri sendiri.
Jika Anda sudah masuk usia 40 tahun dan saat diperiksa, tekanan darah secara berulang mencapai lebih atau sama dengan 140/90 maka perlu mendapat penanganan tepat.
SEBANYAK 18.231.561 orang baru melakukan skrining tekanan darah, padahal skrining tersebut sangat penting untuk deteksi awal hipertensi. Target tersebut masih jauh dari target Kemenkes
Ternyata bukan hanya buahnya saja yang bermanfaat. Daun alpukat juga memiliki banyak manfaat
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved