Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GUSTI Iwan Darmawan, pegiat kopi dari Kalimantan Barat, agak kesal ketika melihat peta kopi Indonesia yang dipajang di area Festival Kopi Nusantara di Kompleks Media Group, Jakarta Barat, Jumat (3/2). Pasalnya, kopi liberika asal Kayong Utara, Kalbar, yang ia kembangkan tidak ada di peta.
Padahal, katanya, Kalimantan Barat punya potensi lebih dalam hal kopi dibandingkan provinsi lain di Kalimantan.
Ia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 bahwa kebun kopi terluas di Kalimantan berada di Kalbar yakni mencapai 12.000 hektare.
Baca juga : Kopi Kawi Sari Tawarkan Nilai Historis dan Budaya
"Petani (kopi) paling banyak Kalbar, produksi paling banyak Kalbar. Kenapa (kopi) Kalimantan Barat gak masuk?" ungkapnya pada acara Festival Kopi Nusantara, Jumat (3/2).
Iwan, sapaan akrabnya, merupakan pendiri Kopi Jago Jalanan (Kojal) yang mengangkat kopi liberika dari Kabupaten Kayong Utara di Kalimantan Barat.
Kojal terdiri dari penggiat kopi dan petani kopi dari hulu hulu ke hilir untuk mengembangkan kopi liberika kayong utara. Iwan menjelaskan, liberika merupakan salah satu kopi yang sangat tepat untuk dibudidayakan dan dikembangkan di dataran rendah.
Baca juga : Mentan SYL Dorong Kopi Indonesia Tersebar di Seluruh Dunia
Menurut Iwan, selama ini masih banyak para petani yang salah persepsi dalam menanam kopi. "(Mindset-nya), mana yang lebih menguntungkan? Tidak, mana yang lebih tepat yang bisa menghasilkan lebih baik.
Lagi rame arabika, semua nanam arabika. Lagi rame robusta, semua nanam robusta," jelasnya.
Padahal, pemerintah sudah memberikan panduan good agriculture practice (GAP) terkait ada kesesuaian lahan.
Baca juga : Peta Kopi belum Lirik Liberika Kalbar
Mulai dari 0 mdpl sampai 200-300 mdpl paling cocok ditanam kopi liberika. Lalu, 400-800 mdpl adalah tempat tumbuh robusta dan 800 mdpl ke atas ialah arabika.
"Jadi jangan mentang-mentang di Papua kopinya paling mahal sampai Rp1,5 juta per kilogram, petani yang di daerah pantai mau nanam arabika juga. Gak mungkin," ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, petani butuh edukasi untuk bisa memilih jenis kopi apa yang tepat. Pasalnya, Indonesia selama ini selalu membuat brand image "kopi pegunungan". Padahal ada juga kopi yang ditanam pada dataran rendah.
Baca juga : Menyesap Kopi di Festival Pesona Agroforestry
Meskipun bukan di daerah pegunungan, tapi Iwan yakin liberika akan mendapatkan tempat. Contohnya pada 2 Oktober tahun lalu, dirinya iseng mengirim sampel kopi liberika kayong utara ke Spanyol, melalui ajang World Coffee Challenge.
"Alhamdulillah kita dapat juara 1 kategori alternativo. Dapat penghargaan best alternatif coffee in the world," ujarnya.
Namun, Iwan masih menyayangkan jenis kopi liberika masih disebut kopi alternatif, tidak seperti arabika dan robusta yang disebut sesuai namanya. "Liberika masuk kategori alternativo. Alternatif bro, why?" ujarnya.
Ia sendiri yakin liberika harusnya mendapatkan tempat yang lebih layak di peta kopi Indonesia bahkan dunia. "Nanti saya bawa spidol, saya tambahkan liberika kayong utara (di peta kopi yang ia lihat tadi)," ujarnya seraya tertawa. (Ifa/OL-09)
Media Indonesia melalui unit usaha penerbitannya, Media Indonesia Publishing, meluncurkan buku Jurnal Kopi Nusantara saat acara Festival Kopi Nusantara
Dengan besarnya potensi kopi di Indonesia, terbukalah peluang pasar kopi. Itu menjadi kesempatan emas bagi masyarakat Indonesia untuk berwirausaha di bidang perkopian.
Dari berbagai hasil survei dan data statistik yang ada, imbuhnya, minum kopi adalah tren yang menjamur di seluruh dunia.
Dari 42 stan, diperkirakan ada sekitar 1.500 pengunjung selama tiga hari Festival Pesona Kopi Agroforestry, dengan nilai transaksi Rp800 juta sampai Rp1,2 miliar.
Selain mengupayakan pengurangan sampah, masyarakat diimbau untuk dapat mengelola sampah yang dihasilkannya.
Kopi adalah minuman favorit banyak orang di seluruh dunia, terkenal dengan kemampuannya untuk memberikan energi dan meningkatkan konsentrasi.
Jateng Fair 2024 mempersembahkan tema "Sensational of Central Java Coffee", menampilkan berbagai produk kopi dari 20 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Indonesia, dengan kekayaan budaya dan alamnya, menawarkan berbagai kuliner lezat, termasuk minuman tradisional yang menggugah selera.
Akhir pekan ini, jalan-jalan ke Temu Bisnis Kemitraan Nasional Rantai Pasok (Kenarok) di Living World Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten, yuk!
Perjuangan Mikael untuk mendapatkan kemenangan tidak mudah banyak hal yang harus ia persiapkan dan tantangan yang harus dilewati.
Secret Bar: Soiree berhasil menghadirkan kembali budaya kopi yang baru. Mikael, yang baru saja memenangkan World Barista Championship Busan 2024, mempersembahkan tiga minuman kopi inovatif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved