Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERAYAAN Hari Natal secara teologis menjadi domain komunitas umat Nasrani. Namun, secara sosiologis perayaan Hari Natal telah menjadi milik seluruh masyarakat lintas agama. Momentum ini sejatinya juga harus membangkitkan kesadaran kita untuk lebih bersikap toleran terhadap perbedaan agama.
Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PB MA) KH Embay Mulya Syarief menyebut takdir yang diberikan oleh Allah SWT dalam bentuk perbedaan sejatinya merupakan rahmat bagi bangsa Indonesia. Dengan kebinekaan yang ada, wajib hukumnya perbedaan itu dilindungi dan dijaga oleh segenap umat muslim.
"Bangsa ini ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi bangsa yang majemuk, itu merupakan takdir. Artinya apa? Kalau kita tidak saling toleran, tidak merasa saling memiliki, kan sama dengan kita tidak bersyukur kepada nikmat Allah SWT," ujar Embay Mulya di Serang, Banten, Jumat (23/12).
Dia melanjutkan, gesekan yang masih sering terjadi di tengah masyarakat yang terkait dengan latar belakang primordial, sudah sepatutnya diatasi dengan sikap saling terbuka dalam berkomunikasi. Juga menghindari suara-suara yang berusaha memprovokasi kedamaian umat beragama.
"Di dalam agama juga di sekolah, kita sudah diajarkan untuk tidak menggangu upacara maupun peribadatan keagamaan yang lain. Di dalam perang, Nabi juga melarang mengganggu tempat ibadah orang lain apa pun agamanya. Tapi umat agama lain juga jangan memprovokasi, lakukan komunikasi yang baik," jelas anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten ini.
Ia menambahkan, sebagaimana telah jelas dalam perintah Nabi Muhammad SAW tentang sepuluh hal yang diharamkan, yakni dilarang menggangu tempat ibadah apa pun agamanya, menggangu pendeta apa pun agamanya, membunuh orang tua, membunuh wanita, membunuh anak-anak, merusak bangunan, merusak tanaman kecuali untuk dimakan, membunuh binatang kecuali untuk dimakan, memutilasi jenazah, dan merusak sumber air.
Baca juga: Memaknai Hari Ibu dalam Kacamata Islam
Kiai Embay sangat menyayangkan jika masih ada oknum yang memprovokasi maupun melakukan tindakan yang mengganggu hak beragama umat lain. Menurutnya, oknum seperti itu pemahaman agamanya cenderung masih sangat terbatas.
"Jika masih ada kasus persekusi dan sebagainya berarti pemahaman agamanya masih belum luaslah begitu," ucapnya.
Ia juga menjelaskan bagaimana Islam mengajarkan umatnya untuk saling menjaga dan membangun hubungan baik dengan umat beragama lain dalam konteks kemanusiaan.
"Dalam masalah-masalah kemanusiaan, kita boleh bersama-sama. Misalnya bencana alam, kesehatan, ekonomi, dan kebersihan. Tapi masalah ibadah ya masing-masing. Dalam masalah sosial, kita tidak boleh acuh walaupun berbeda," ujarnya.
Untuk membangun kesadaran masyarakat akan rasa saling melindung agar imun dari virus radikalisme. Ia menilai perlunya peran para tokoh ulama untuk menggencarkan narasi terkait pentingnya ibadah sosial dan tidak melulu soal ibadah ritual.
"Ibadah sosial ini muara daripada ibadah ritual. Di tengah maraknya politik identitas, para kiai sudah harus mulai membahas hal-hal seperti ibadah sosial seperti saling membantu dalam bencana alam, atau hal kemanusiaan lainnya. Jangan hanya masalah ibadah-ibadah ritual saja," tutur dia.
Tidak hanya itu, para tokoh agama juga diharapkan mulai mengencangkan barisan dan memberikan total action dengan mencontohkan kepada umatnya tentang praktik toleransi dan menghargai umat maupun kelompok masyarakat lain. Tidak hanya sekedar ucapan, tetapi dalam perilaku dan tindakan.
Untuk itu, dalam upaya membangun rasa saling menjaga antarumat beragama guna memberikan vaksin untuk menangkal radikalisme dan terorisme serta sikap saling benci, Mathlaul Anwar menginisiasi gerakan nyata 'Menata Ummat, Merekat bangsa' dengan program penanaman nilai toleransi kepada sekolah, perguruan tinggi, hingga pesantren. (RO/OL-16)
Nadiem Anwar Makarim mengatakan keragaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang hidup di Indonesia adalah fakta yang telah diakui dan pahami bersama
Program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia ini memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan ke-Indonesiaan.
Moderasi beragama adalah upaya kita untuk menegaskan bahwa kita benar-benar memerangi intoleransi.
GEREJA Katedral Jakarta menyumbangkan seekor sapi untuk Masjid Istiqlal pada Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan berpendapat salam dan ucapan hari raya lintas agama adalah bentuk toleransi dan ekspresi etika sosial dalam tata kebinekaan Indonesia.
Menag Yaqut Cholil Qoumas tidak sepakat dengan MUI yang memfatwakan ucapan salam merupakan bagian dari doa yang mengandung unsur ibadah, sehingga tidak boleh dicampuradukkan
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi menerangkan masyarakat harus menghormati tamu yang datang dan menjamin kenyamanan serta keamanan Paus Fransiskus
Pengamalan sila pertama di kehidupan sehari-hari tercermin dalam sikap menghargai perbedaan agama dan menjunjung tinggi kerukunan umat beragama.
Peentingnya moderasi beragama bagi generasi muda dalam menghadapi realitas masyarakat yang semakin beragam.
Salah satu keindahan Indonesia karena adanya kebhinekaan yang harus terus dipertahankan. Tidak boleh ada satu golongan yang merasa lebih superior dan unggul dari golongan lain
Johnson & Johnson Indonesia menyelenggarakan acara media gathering bertemakan ‘Day of Mindfulness and Inclusivity’ sebagai apresiasi atas dukungan media
Kegiatan yang melibatkan 700 orang muda dari berbagai agama ini mengangkat tema besar yaitu “Sukacita Persaudaraan dalam Keberagaman”.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved