Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER spesialis gizi klinis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Sheena R Angelia mengingatkan pentingnya menjaga kadar kolesterol saat berpuasa dengan mengadopsi pola makan gizi seimbang.
Menurut Sheena, banyak orang cenderung mengurangi aktivitas fisik saat berpuasa kemudian tanpa disadari melakukan pola diet yang kurang sehat dengan makan makanan berkolesterol tinggi saat berbuka puasa.
Kombinasi dua hal tersebut, kata Sheena, tentu dapat berisiko terhadap kesehatan.
Baca juga: Masyarakat Diajak Jaga Nutrisi Tetap Seimbang Selama Berpuasa
"Tanpa disadari, kita suka berbuka puasa dengan makanan yang mengandung kolesterol tinggi, seperti daging berlemak, jeroan, junk food, atau makanan tinggi lemak jenuh lainnya, seperti makanan dan minuman bersantan, gorengan, sebagai reward setelah berpuasa selama belasan jam. Alhasil, kadar kolesterol jahat dalam tubuh pun meningkat," tutur Sheena melalui siaran pers, dikutip Jumat (1/4).
Penyakit hiperkolesterolemia atau kadar kolesterol yang tinggi telah menjadi ancaman kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya Asia. Diduga, kolesterol menjadi penyebab 3,9 juta kasus kematian di seluruh dunia, yang setengahnya terjadi di wilayah Asia.
Berdasarkan riset yang terbit di jurnal Nature, 102,6 juta orang dewasa dari 200 negara berbeda sejak 1980-2018 memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Dari 200 negara yang diuji, Indonesia berada di peringkat 37 dalam hal jumlah penduduk dengan penderita kolesterol tertinggi.
Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018, menunjukkan 6,3% penduduk berusia 15-34 tahun dilaporkan memiliki kolesterol tinggi.
Jumlah tersebut diduga meningkat selama pandemi covid-19 dipicu kebiasaan rebahan dan kebiasaan lainnya yang mencirikan sedentary lifestyle atau gaya hidup yang minim aktivitas fisik.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kadar kolesterol, mulai dari mengadopsi pola makan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat kompleks, protein, lemak baik, dan tinggi serat.
Kemudian, kurangi konsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh yang berpotensi meningkatkan kadar kolesterol, serta meningkatkan aktivitas fisik serta berolahraga selama 15-30 menit, sebanyak 3-5 kali seminggu secara rutin. Hindari merokok dan kelola stres dengan baik.
Selain itu, konsumsi plant stanol ester dalam jumlah memadai untuk membantu mengendalikan kadar kolesterol dalam tubuh. Untuk mendapatkan hasil efektif dalam menurunkan kolesterol, disarankan mengonsumsi 2-3 gram plant stanol setiap hari.
Sheena mengatakan, stanol dan sterol adalah serat pangan yang terdapat dalam tumbuhan. Sayangnya, untuk mendapatkan 2-3 gram plant stanolsetiap hari tidaklah mudah karena beberapa jenis sayur dan buah bahkan mengandung lebih sedikit plant stanol.
Meski demikian, kini plant stanol ester bisa dikonsumsi dengan jumlah yang tepat dalam bentuk suplemen kesehatan yang bisa didapatkan di gerai-gerai ritel modern dan tradisional.
Ada beberapa cara kerja plant stanol ester membantu menurunkan kadar kolesterol di tubuh. Pertama, di usus, plant stanol ester akan berkompetisi dengan kolesterol pada saat proses penyerapan kolesterol, sehingga ketika kita mengonsumsi plant stanol ester, akan lebih sedikit kolesterol dari makanan yang diserap ke dalam sel usus.
Kedua, plant stanol ester membantu mengeluarkan kembali kolesterol ke rongga usus, sehingga dapat dibuang melalui feses, sedangkan yang masuk ke dalam pembuluh limfe akan dikirim ke organ hati.
Ketiga, plant stanol ester meningkatkan kinerja media pembawa yang membantu pengeluaran kolesterol dari hati kembali ke usus.
Hasil dari serangkaian proses itulah yang membuat tubuh menyerap kolesterol dalam jumlah yang lebih sedikit.
Namun, bukan hanya orang yang memiliki kondisi hiperkolesterolemia yang membutuhkan plant stanol ester. Orang-orang yang memiliki kadar kolesterol normal juga perlu mengonsumsinya sebagai upaya pencegahan hiperkolesterolemia di kemudian hari.
Adapun cara terbaik menangani kemungkinan peningkatan kadar kolesterol, kata Sheena, adalah dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Sehingga, ketika kadar kolesterol di dalam tubuh meningkat, dapat segera terdeteksi dan melakukan perubahan gaya hidup, khususnya pola makan dan aktivitas sehari-hari.
"Jadi, kita harus waspada karena siapapun bisa mengalami hiperkolesterolemia, meskipun awalnya tanpa gejala serius awalnya," tambah Sheena. (Ant/OL-1)
Hasil dari partisipasi kegiatan selama bulan Ramadan sebesar Rp50 juta disumbangkan kepada YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) Jakarta.
Chief Marketing Officer Lion Parcel, Kenny Kwanto, mengungkapkan pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan 40% tonase pengiriman pada periode Ramadan lalu.
Angka pertumbuhan 5% di tiga bulan kedua tahun ini diperkirakan bakal sulit tercapai.
BPS mengungkapkan inflasi pada April 2024 yang bertepatan dengan momen Lebaran menjadi yang terendah dalam kurun tiga tahun terakhir.
Tradisi Halal Bihalal menjadi waktu yang spesial bagi umat Muslim untuk berkumpul, bermaaf-maafan, dan mempererat hubungan setelah menjalani bulan Ramadan.
Konsumsi Avtur sempat melonjak selama puncak arus mudik Lebaran yang terjadi pada 5-7 April dan puncak arus balik Lebaran pada 15 April.
Campuran ekstrak rosella dan bekatul beras hitam dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 68,39±0,26 persen.
Kim Seon-ho diketahui mengikuti jejak kebiasaan jalan kaki setiap hari untuk menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung
Pepaya mengandung enzim papain yang dapat membantu memecah lemak di dalam usus.
Batas aman mengonsumsi daging diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya risiko darah tinggi yang melonjak atau kolesterol yang terlalu tinggi saat hari raya.
Pada 1973, Akira Endo untuk pertama kali menemukan zat yang bisa menurunkan kadar kolesterol, yang pada akhirnya menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Otomatis, ketika tidak diberi ASI, tubuh anak selama enam bulan kehidupan pertamanya tidak pernah membentuk ketahanan terhadap kolesterol. Sehingga sampai dewasa tubuhnya terus rentan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved