Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DI usia dewasa lumrah semakin sulit mendapatkan tidur yang berkualitas, namun proses biologis yang mendasar hal itu masih kurang dipahami.
Penelitian menunjukkan kurang tidur dapat berisiko meningkatkan penyakit seperti hipertensi, serangan jantung, diabetes, depresi, dan penumpukan plak otak yang terkait dengan Alzheimer.
"Lebih dari separuh orang berusia 65 dan lebih tua mengeluh tentang kualitas tidur," kata profesor Universitas Stanford Luis de Lecea kepada AFP, dikutip Selasa (8/3).
Baca juga: Kurang Tidur Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif
Tim ilmuwan asal Amerika Serikat (AS), termasuk De Lecea, kini, telah mengidentifikasi bagaimana sirkuit otak yang terlibat dalam mengatur tidur-terjaga menurun dari waktu ke waktu pada sejumlah tikus. Studi itu diterbitkan di jurnal Science.
Untuk studi baru tersebut, De Lecea bersama rekannya memutuskan menyelidiki hipokretin.
Hipokretin adalah zat kimia utama yang dihasilkan sekelompok kecil neuron di hipotalamus, bagian otak yang terletak di antara mata dan telinga. Dari miliaran neuron di otak, hanya sekitar 50.000 yang menghasilkan hipokretin.
Pada 1998, De Lecea dan ilmuwan lain menemukan bahwa hipokretin mengirimkan sinyal yang memainkan peran penting agar seseorang tetap terjaga.
Oleh karena banyak spesies mengalami proses tidur yang terpotong-potong seiring bertambah usia, maka dihipotesiskan mekanisme yang sama juga berlaku di seluruh mamalia.
Penelitian sebelumnya menunjukkan rendahnya hipokretin menyebabkan narkolepsi pada manusia, anjing, dan tikus.
Tim peneliti De Lecea memilih tikus muda (usia tiga hingga lima bulan) dan tua (usia 18 hingga 22 bulan). Mereka menggunakan cahaya yang dibawa oleh serat untuk merangsang neuron tertentu dan merekam hasilnya menggunakan teknik pencitraan.
Tim menemukan tikus yang lebih tua telah kehilangan sekitar 38% hipokretin dibandingkan dengan tikus yang lebih muda.
Mereka juga menemukan hipokretin yang tersisa pada tikus tua lebih aktif dan mudah dipicu sehingga membuat hewan tersebut lebih rentan untuk bangun. Hal ini mungkin karena kerusakan saluran kalium yang terjadi dari waktu ke waktu.
"Neuron cenderung lebih aktif dan menyala lebih banyak. Jika neuron menyala lebih banyak, Anda lebih sering bangun," kata De Lecea.
Laura Jacobson dan Daniel Hoyer dari Institut Ilmu Saraf dan Kesehatan Mental Florey Australia dalam komentar di artikel terkait mengatakan mengidentifikasi jalur spesifik yang bertanggung jawab atas penurunan kualitas tidur dapat menghasilkan obat yang lebih baik.
Obat-obatan yang menargetkan saluran tertentu masih memerlukan uji klinis. Namun, De Lecea mengatakan obat retigabin, yang saat ini digunakan untuk mengobati epilepsi dan menargetkan jalur serupa, bisa menjanjikan. (Ant/OL-1)
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved