Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETIAP persitiwa mempunya arti, makna, dan nilai sejarah tinggi di kemudian hari. Semua itu akan terwujud apabila memiliki kebiasaan dan passion untuk mendokumentasikan denyut nadi kehidupan masyarakat melalui kamera.
"Termasuk kamera yang ada di perangkat gawai kita," kata sutradara dan juri film dokumenter, Dr. IGP Wiranegara, M.Sn
Pernyataan IGP Wiranegara tersebut disampaikan dalam acara“Bincang Santai Teras LPPM ATVI” yang digelar via online dan streaming di kanal Youtube LPPM ATVI (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat – Akademi Televisi Indonesia), Jumat malam (28/1).
Acara tetap dwi mingguan ini yang dipandu dosen ATVI dan praktisi Rosida Simatupang bertema “Merekam Peristiwa di Tengah Pusaran Budaya Pop dan Media Sosial” terselenggara tas kolaborasi LPPM ATVI, Mastepedia, dan Taman Bacaan Bukit Bercerita serta didukung oleh Penerbit Prenada, Diomedia, dan Dana.
IGP Wiranegara, peraih Piala Citra untuk karya film dokumenter “Pakubuwono XII: Berjuang untuk sebuah Eksistensi” dalam FFI 2005 itu, menuturkan bahwa untuk melahirkan film dokumenter yang baik, menghibur, menginspirasi, serta memberikan efek jangka panjang sebagai sumber sejarah, maka diperlukan riset yang serius.
“Riset itu dimulai dengan melihat, membaca, mengamati, dan memahami apa yang akan kita rekam. Jika merekam kehidupan manusia atau tokoh, upayakan kita tahu betul kiprah sang tokoh, sehingga pengambilan gambar akan lebih hidup,” ujar Wiranegara yang telah membuat lebih 12 film dokumenter beragam genre.
Wiranegara juga beberapa kali menjadi juri untuk berbagai festival film dokumenter, antara lain Juri Film Dokumenter FFI 2012, 2013, 2014, 2015, 2018, 2019, dan 2020, menjadi pembuat film documenter atau film maker bidang ini
"Pada saat bersamaan kita menjadi pembelajar. Sebab sebelum membuat film, pasti kita dituntut untuk berinteraksi dan mempelajari semuanya agar hasilnya baik," katanya.
“Gambar atau film dokumenter itu akan berbicara banyak dan panjang. Yang penting, ada unsur sinematografinya,” tambah Wiranegara yang banyak memperoleh penghargaan bidang film dokumenter ini," jelas Wiranegara.
Film dokumenter dan media sosial
Bagaimana hubungan film dokumenter dan gaya hidup atau kebiasaan masyarakat saat ini yang tak lepas dari media sosial?
Nah, dalam diskusi ini menyinggung hubungan yang sangat erat, bahkan memancing peserta untuk bertanya lebih mendalam soal ini.
Apalagi Wiranegara menilai, kualitas kamera yang ada di gawai saat ini sudah cukup bagus untuk merekam gambar, dan kualitas suara yang dihasilkan juga sangat baik
“Gambar bergerak atau motion picture menjadi alat atau bentuk pesan komunikasi yang sangat efektif. Fenomena tersebut semakin marak bersamaan dengan trend multi platform media sosial seperti Instagram, Twitter, YouTube dan tiktok di Indonesia," katanya.
"Semua orang bisa merekam dan meng-upload apa saja mulai dari tayangan yang bermanfaat, tayangan yang sekedar nyampah, sampai tayangan berupa ujaran kebencian maupun hoaks,” papar Wiranegara.
Menurut Wiranegara, film dokumenter harus ikut dalam perjalanan tred tersebut agar tidak terabaikan dan ditinggalkan di samping karena karya film dokumenter mengedepankan data dan fakta serta kejujuran di dalamnya.
Lebih lanjut dikemukakan Wiranegara, kaidah dan konsep film dokumenter yang umumnya mengetengahkan unsur pendidikan dan hiburan di dalamnya dapat dikemas dengan karya video berdurasi singkat dan yang cocok tampil di berbagai platform media sosial populer.
"Dengan sentuhan pengetahuan bahasa visual sinematografi yang sederhana siapa saja bisa menjadi film maker dokumenter karena setiap pemakai ponsel pintar dapat merekam berbagai peristiwa dengan kualitas gambar dan suara yang sempurna," jelasnya.
“Tayangan audio-visual merupakan media yang sangat menarik dan sangat efektif untuk menyampaikan pesan serta sangat potensial meng-influence penontonnya," katanya.
"Jika memahami cara membuat sebuah karya film dokumenter yang sederhana akan menyebabkan tayangan video kita lebih menarik dan membuat pesannya sampai dengan lebih baik,” ujar Wiranegara.
Menurut Wiranegara, pemahaman akan prinsip dasar fotografi yang terdiri dari white balance, segitiga eksposure, framing akan menghasilkan gambar-gambar yang sempurna.
"Bila sedikit ditambahi pengetahuan dan kemampuan menggunakan bahasa visual sinematografi, yang terdiri dari: type of shots, camera angle, camera movement, garis imajiner, dan screen direction, akan tercipta sebuah karya audio-visual dengan tata cara bertutur menarik dengan kwalitas gambar yang sempurna," paparnya. (RO/OL-09)
FILM horor komedi Rumah Dinas Bapak yang disutradari Bobby Prasetyo akan rilis pada 8 Agustus 2024. Dibintangi Dodit Mulyanto, Putri Ayudya, Fajar Nugra, Sadana Agung, Yasamin Jasem
Bahkan judul novel dan film tersebut pun sama. Heartbreak Motel adalah film bergenre drama. Tentu saja dalam film ini terdapat aktor-aktor ternama yang memerankannya.
Setelah lima tahun absen dari dunia perfilman, aktor Korea Selatan, Joo Jung Suk kembali bermain film komedi berjudul Pilot.
Sidharta Tata menjelaskan ide cerita film Sakaratul Maut berasal dari hal-hal kecil dan umum terjadi dalam konteks ruang sosial masyarakat, terutama di kampung.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years memperlihatkan perjalanan karier Rossa di industri musik serta perjuangannya sebagai ibu bagi putra semata wayangnya.
Film dengan konsep tanpa skenario inilah yang membuat mantan suami Rossa, Yoyo Padi, serta anaknya Rizky Langit Ramadhan turut hadir dalam film dokumenter ini.
AJ McLean dari Backstreet Boys ungkap bagaimana boy band mereka dieksploitasi mantan manajer Lou Pearlman dalam seri dokumenter Netflix, Dirty Pop: The Boy Band Scam.
Poster bernuansa abu-abu itu juga menampilkan judul berukuran besar bertuliskan All Access To Rossa 25 Shining Years.
Di balik pencapaiannya sebagai diva Indonesia, film All Access to Rossa 25 Shining Years akan menunjukkan Rossa yang juga sejatinya adalah manusia.
Film dokumenter Ia Am; Celine Dion menceritakan tentang kehidupan artis legendaris dan perjuangannya melawan kelainan neurologis langka, sindrom orang kaku (SPS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved